Kandungan Gross Energy Bioavailabilitas kalsium dan zat besi in vitro cookies pati garut (Maranta arundinaceae L) dengan penambahan Torbangun (coleus amboinicus Lour) pada berbagai minuman

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Gizi Cookies PGT Analisis kandungan gizi cookies PGT meliputi kandungan gross energy, kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, serat pangan, besi, kalsium, fosfor, zinc, dan vitamin C. Data kandungan gizi cookies kontrol maupun cookies PGT disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Kandungan gizi cookies kontrol dan cookies PGT Komposisi Cookies kontrol Cookies PGT Energi kkal 528 527 Kadar air bb 4,17 3,70 Kadar abu bk 1,01 1,84 Kadar protein bk 9,06 10,52 Kadar lemak bk 25,55 23,64 Kadar karbohidrat bk 64,52 64,14 Kadar serat pangan bk 3,94 5,19 Kadar besi mg 1,63 3,76 Kadar kalsium mg 265,35 405,18 Kadar fosfor mg 27,47 30,08 Kadar zinc mg 0,67 0,81 Vitamin C mg 1,01 1,04

A. Kandungan Gross Energy

Energi adalah kemampuan atau tenaga untuk melakukan kerja yang diperoleh dari zat-zat gizi penghasil energi energy-producing nutrients, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein Dwiriani 2008. Pada penelitian ini energi diukur menggunakan bomb calorimeter digital. Energi yang diukur menggunakan alat ini adalah gross energy dari makanan yang menunjukkan total energi kimia dalam makanan. Meskipun demikian menurut Dwiriani 2008, tidak semua energi ini tersedia untuk dikonsumsi, tergantung pada penyerapan di saluran pencernaan dan komponen yang mengandung nitrogen protein, karena nitrogen tidak teroksidasi sempurna dalam tubuh. Energi dinyatakan dalam satuan unit panas yaitu kilokalori kkal Kal. Setiap 100 gram cookies kontrol mengandung gross energy sebesar 528 kkal, sedangkan cookies PGT mengandung 527 kkal100 gram. Berdasarkan uji one- sample t-test Lampiran 2 kandungan gross energy cookies PGT berbeda nyata p0.05 dengan cookies kontrol. Komponen zat gizi penyumbang energi terbesar pada cookies kontrol maupun PGT adalah lemak dan karbohidrat. Merujuk pada SNI 01-2973-1992 tentang mutu dan cara uji biskuit, nilai energi untuk biskuit minimal sebesar 400 kkal100 g. Kandungan energi cookies kontrol maupun cookies PGT berada di atas nilai energi yang dipersyaratkan sehingga dapat dinyatakan cookies kontrol dan cookies PGT yang dihasilkan pada penelitian ini telah memenuhi persyaratan mutu biskuit berdasarkan nilai energinya. Cookies biasa dikonsumsi sebagai kudapan atau snack. Kontribusi pemenuhan energi dari kudapan adalah 20 dari total kebutuhan energi sehari. Almatsier 2006 menyatakan, rata-rata kebutuhan energi masyarakat Indonesia adalah 2000 kkalper hari, meskipun demikian kebutuhan energi dan zat-zat gizi tersebut dapat bervariasi tergantung pada pelbagai faktor seperti umur, jenis kelamin, berat badan, iklim, dan akttivitas fisik. Merujuk pada rata-rata kebutuhan energi masyarakat Indonesia, maka 20 dari total kebutuhan energi sehari setara dengan 400 kkal. Pada pelaksanaannya konsumsi kudapan umumnya dibagi menjadi dua kali waktu makan, yakni selingan pagi dan sore. Cookies yang dihasilkan rata-rata memiliki berat ± 8 gram, maka dalam 100 gram cookies akan terdapat ±12 keping cookies. Setiap keping cookies mengandung 42 kkal, sehingga untuk memenuhi kebutuhan energi 200 kkal jumlah cookies yang perlu dikonsumsi adalah 5 kepingsaji. Kekurangan kalori dapat dipenuhi dari makanan atau minuman yang lain.

B. Kadar Air