Hubungan Terpaan Komunikasi Pemasaran oleh Pihak Pengelola

pesan yang berupa kejelasan dan kelengkapan isi pesan. Penyajian data dimulai dengan mendeskripsikan hipotesis awal yang akan diuji hubungan kausalnya secara singkat. Setelah mendeskripsikan hipotesis awal, penyajian data berikutnya adalah penjelasan mengenai hubungan kausal antar variabel yang diuji. Dimulai dari hasil uji statistik Pearson hingga penjelasan mendalam mengenai hubungan antar variabel.

8.1 Hubungan Terpaan Komunikasi Pemasaran oleh Pihak Pengelola

dengan Persepsi terhadap Pesan Hipotesis awal menyatakan terdapat hubungan yang nyata antara terpaan komunikasi pemasaran dengan persepsi terhadap pesan terbukti pada semua bentuk komunikasi pemasaran. Hipotesis awal ini menyatakan bahwa semakin tinggi terpaan komunikasi pemasaran, maka semakin positif persepsi wisatawan terhadap pesan. Agar dapat melihat hubungan antara keduanya, maka dilakukan uji hubungan dengan menggunakan tabulasi silang dan uji statistik Crosstabs- Correlations dengan menggunakan analisis Pearson, antara data ordinal dan ordinal. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara terpaan komunikasi pemasaran dengan persepsi terhadap pesan. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi Approx. Sig.. Jika Approx. Sig. lebih besar dari α 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji. Sedangkan, jika Approx. Sig. lebih kecil dari α 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji. Untuk lebih jelasnya, hubungan antara terpaan komunikasi pemasaran dengan persepsi terhadap pesan dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Persentase Terpaan Komunikasi Pemasaran dengan Persepsi terhadap Pesan Persepsi terhadap Pesan Terpaan Komunikasi Pemasaran Rendah Tinggi Jumlah Negatif 80,0 14,5 35,0 Positif 20,0 85,5 65,0 Total 100,0 25 100,0 55 100,0 80 Tabel 21 menunjukkan bahwa sebesar 80 persen wisatawan dengan tingkat terpaan komunikasi pemasaran yang rendah memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang negatif dan 20 persen wisatawan dengan tingkat terpaan komunikasi pemasaran yang rendah memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang positif. Untuk wisatawan dengan tingkat terpaan komunikasi pemasaran yang tinggi, terdapat 14,5 persen wisatawan dengan tingkat terpaan komunikasi pemasaran yang tinggi memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang negatif dan 85,5 persen wisatawan dengan tingkat terpaan komunikasi pemasaran yang tinggi memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang positif. Angka tersebut menunjukkan kecenderungan dimana semakin tinggi terpaan komunikasi pemasaran maka semakin positif persepsi wisatawan terhadap pesan. Wisatawan yang menerima informasi dari berbagai bentuk komunikasi pemasaran - yang berasal dari periklanan, komunikasi di obyek wisata, promosi penjualan, pemasaran sponsorship, publisitas, dan pemasaran dari mulut ke mulut - memiliki persepsi positif terhadap pesan. Wisatawan menilai bahwa pesan yang disampaikan berupa informasi umum mengenai obyek dan daya tarik wisata maupun informasi yang bersifat lebih spesifik mengenai pesan cinta lingkungan sudah jelas dan lengkap. Wisatawan menilai bahwa pesan sudah jelas ketika pesan tersebut dapat dibaca dan didengar. Selain sudah jelas, wisatawan juga menilai bahwa pesan sudah lengkap karena selain memuat informasi umum tentang obyek dan daya tarik wisata juga memuat informasi yang bersifat lebih spesifik tentang pesan-pesan cinta lingkungan. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai signifikansi Approx. Sig. untuk hubungan antara terpaan komunikasi pemasaran dengan persepsi terhadap pesan sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 menunjukkan hubungan yang sangat signifikan. Nilai tersebut lebih kecil dari α 0,05 maka Ho ditolak dan berarti terdapat hubungan antara terpaan komunikasi pemasaran dengan persepsi wisatawan terhadap pesan. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi terpaan komunikasi pemasaran maka semakin positif persepsi wisatawan terhadap pesan yang disampaikan, baik berupa informasi umum mengenai obyek dan daya tarik wisata maupun informasi yang bersifat lebih spesifik mengenai pesan cinta lingkungan

8.1.1 Hubungan Terpaan Periklanan dengan Persepsi terhadap Pesan

Hubungan antara terpaan periklanan dengan persepsi terhadap pesan dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistik Pearson. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terpaan periklanan yang berbeda diikuti dengan persepsi terhadap pesan yang berbeda pula. Hubungan antara terpaan periklanan dengan persepsi terhadap pesan disajikan dalam Tabel 22. Tabel 22. Persentase Terpaan Periklanan dengan Persepsi terhadap Pesan Persepsi terhadap Pesan Terpaan Periklanan Rendah Tinggi Jumlah Negatif 76,0 16,4 35,0 Positif 24,0 83,6 65,0 Total 100,0 25 100,0 55 100,0 80 Tabel 22 menunjukkan bahwa sebesar 76 persen wisatawan dengan tingkat terpaan periklanan yang rendah memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang negatif dan 24 persen wisatawan dengan tingkat terpaan periklanan yang rendah memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang positif. Untuk wisatawan dengan tingkat terpaan periklanan yang tinggi, terdapat 16,4 persen wisatawan dengan tingkat terpaan periklanan yang tinggi memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang negatif dan 86,8 persen wisatawan dengan tingkat terpaan periklanan yang tinggi memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang positif. Angka tersebut menunjukkan kecenderungan dimana semakin tinggi terpaan periklanan maka semakin positif persepsi wisatawan terhadap pesan. Wisatawan yang menerima informasi dari periklanan - yang berasal dari buku panduan wisata, spanduk, poster, baliho, pamflet, brosur, internet, billboards, televisi, dan radio - memiliki persepsi positif terhadap pesan. Wisatawan menilai bahwa pesan yang disampaikan berupa informasi umum mengenai obyek dan daya tarik wisata maupun informasi yang bersifat lebih spesifik mengenai pesan cinta lingkungan sudah jelas dan lengkap. Wisatawan menilai bahwa pesan yang disampaikan di obyek wisata sudah jelas ketika pesan tersebut dapat dibaca dan didengar. Selain sudah jelas, wisatawan juga menilai bahwa pesan yang disampaikan di obyek wisata sudah lengkap karena selain memuat informasi umum tentang obyek dan daya tarik wisata juga memuat informasi yang bersifat lebih spesifik tentang pesan-pesan cinta lingkungan. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai signifikansi Approx. Sig. untuk hubungan antara terpaan periklanan dengan persepsi terhadap pesan sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 menunjukkan hubungan yang sangat signifikan. Nilai tersebut lebih kecil dari α 0,05 maka Ho ditolak dan berarti terdapat hubungan antara terpaan periklanan dengan persepsi wisatawan terhadap pesan. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi terpaan periklanan maka semakin positif persepsi wisatawan terhadap pesan yang disampaikan, baik berupa informasi umum mengenai obyek dan daya tarik wisata maupun informasi yang bersifat lebih spesifik mengenai pesan cinta lingkungan.

8.1.2 Hubungan Terpaan Komunikasi di Obyek Wisata dengan Persepsi

terhadap Pesan Hubungan antara terpaan komunikasi di obyek wisata dengan persepsi terhadap pesan dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistik Pearson. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara terpaan komunikasi di obyek wisata dengan persepsi terhadap pesan. Hubungan antara terpaan komunikasi di obyek wisata dengan persepsi terhadap pesan disajikan dalam Tabel 23. Tabel 23. Persentase Terpaan Komunikasi di Obyek Wisata dengan Persepsi terhadap Pesan Persepsi terhadap Pesan Terpaan Komunikasi di Obyek Wisata Rendah Tinggi Jumlah Negatif 93,8 20,3 35,0 Positif 6,3 79,7 65,0 Total 100,0 16 100,0 64 100,0 80 Tabel 23 menunjukkan bahwa sebesar 93,8 persen wisatawan dengan tingkat terpaan komunikasi di obyek wisata yang rendah memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang negatif dan 6,3 persen wisatawan dengan tingkat terpaan komunikasi di obyek wisata yang rendah memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang positif. Untuk wisatawan dengan tingkat terpaan komunikasi di obyek wisata yang tinggi, terdapat 20,3 persen wisatawan dengan tingkat terpaan komunikasi di obyek wisata yang tinggi memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang negatif dan 76,1 persen wisatawan dengan terpaan komunikasi di obyek wisata yang tinggi memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang positif. Angka tersebut menunjukkan kecenderungan dimana semakin tinggi terpaan komunikasi di obyek wisata maka semakin positif persepsi wisatawan terhadap pesan. Wisatawan yang menerima informasi dari komunikasi di obyek wisata – yang berasal dari informasi yang berada pada gerbang pembelian tiket, pusat informasi, dan di dalam kawasan obyek wisata - memiliki persepsi positif terhadap pesan. Wisatawan menilai bahwa pesan yang disampaikan berupa informasi umum mengenai obyek dan daya tarik wisata maupun informasi yang bersifat lebih spesifik mengenai pesan cinta lingkungan sudah jelas dan lengkap. Informasi ini disajikan dalam media cetak brosur, stiker, pamplet, booklet, buku panduan wisata dan media elektronik pengeras suara dan pemutaran film. Selanjutnya, informasi tersebut juga disajikan dalam media komunikasi lainnya yang terdapat di dalam kawasan Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung, seperti: poster, spanduk, baliho, peta kawasan wisata, peta jalur, papan informasi, papan penunjuk arah, papan interpretasi, papan peringatan, serta papan himbauan yang memuat tentang kepedulian terhadap lingkungan. Wisatawan menilai bahwa pesan yang disampaikan di obyek wisata sudah jelas ketika pesan tersebut dapat dibaca dan didengar. Selain sudah jelas, wisatawan juga menilai bahwa pesan yang disampaikan di obyek wisata sudah lengkap karena selain memuat informasi umum tentang obyek dan daya tarik wisata juga memuat informasi yang bersifat lebih spesifik tentang pesan-pesan cinta lingkungan. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai signifikansi Approx. Sig. untuk hubungan antara terpaan komunikasi di obyek wisata dengan persepsi terhadap pesan sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 menunjukkan hubungan yang sangat signifikan. Nilai tersebut lebih kecil dari α 0,05 maka Ho ditolak dan berarti terdapat hubungan antara terpaan komunikasi di obyek wisata dengan persepsi wisatawan terhadap pesan. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi terpaan komunikasi di obyek wisata maka semakin positif persepsi wisatawan terhadap pesan yang disampaikan, baik berupa informasi umum mengenai obyek dan daya tarik wisata maupun informasi yang bersifat lebih spesifik mengenai pesan cinta lingkungan.

8.1.3 Hubungan Terpaan Promosi Penjualan dengan Persepsi terhadap

Pesan Hubungan antara terpaan promosi penjualan dengan persepsi terhadap pesan dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistik Pearson. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terpaan promosi penjualan yang berbeda diikuti dengan persepsi terhadap pesan yang berbeda pula. Hubungan antara terpaan promosi penjualan dengan persepsi terhadap pesan disajikan dalam Tabel 23. Tabel 24. Persentase Terpaan Promosi Penjualan dengan Persepsi terhadap Pesan Persepsi terhadap Pesan Terpaan Promosi Penjualan Rendah Tinggi Jumlah Negatif 52,2 11,8 35,0 Positif 47,8 88,2 65,0 Total 100,0 46 100,0 34 100,0 80 Tabel 24 menunjukkan bahwa sebesar 52,2 persen wisatawan dengan tingkat terpaan promosi penjualan yang rendah memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang negatif dan 47,8 persen wisatawan dengan tingkat terpaan promosi penjualan yang rendah memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang positif. Untuk wisatawan dengan tingkat terpaan promosi penjualan yang tinggi, terdapat 11,8 persen wisatawan dengan tingkat terpaan promosi penjualan yang tinggi memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang negatif dan 88,2 persen wisatawan dengan tingkat terpaan promosi penjualan yang tinggi memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang positif. Angka tersebut menunjukkan kecenderungan dimana semakin tinggi terpaan promosi penjualan maka semakin positif persepsi wisatawan terhadap pesan. Wisatawan yang menerima informasi dari promosi penjualan – berupa pemberian potongan harga tiket masuk bagi orangrombongan dalam jumlah banyak dan tiket gratis ke obyek wisata tertentu setelah membeli tiket masuk obyek wisata lainnya - memiliki persepsi yang positif pada pesan yang disampaikan. Pesan tersebut berupa informasi umum mengenai obyek dan daya tarik wisata maupun informasi yang bersifat lebih spesifik mengenai pesan cinta lingkungan. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai signifikansi Approx. Sig. untuk hubungan antara terpaan promosi penjualan dengan persepsi terhadap pesan sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 menunjukkan hubungan yang sangat signifikan. Nilai tersebut lebih kecil dari α 0,05 maka Ho ditolak dan berarti terdapat hubungan antara terpaan promosi penjualan dengan persepsi wisatawan terhadap pesan. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi terpaan promosi penjualan maka semakin positif persepsi wisatawan terhadap pesan yang disampaikan, baik berupa informasi umum mengenai obyek dan daya tarik wisata maupun informasi yang bersifat lebih spesifik mengenai pesan cinta lingkungan.

8.1.4 Hubungan Terpaan Pemasaran Sponsorship dengan Persepsi

terhadap Pesan Hubungan antara terpaan pemasaran sponsorship dengan persepsi terhadap pesan dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistik Pearson. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara terpaan pemasaran sponsorship dengan persepsi terhadap pesan. Hubungan antara terpaan pemasaran sponsorship dengan persepsi terhadap pesan disajikan dalam Tabel 25. Tabel 25. Persentase Terpaan Pemasaran Sponsorship dengan Persepsi terhadap Pesan Persepsi terhadap Pesan Terpaan Pemasaran Sponsorship Rendah Tinggi Jumlah Negatif 74,1 15,1 35,0 Positif 25,9 84,9 65,0 Total 100,0 27 100,0 53 100,0 80 Tabel 25 menunjukkan bahwa sebesar 74,1 wisatawan dengan tingat terpaan pemasaran sponsorship yang rendah memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang negatif dan 25,9 persen wisatawan dengan tingkat terpaan pemasaran sponsorship yang rendah memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang positif. Untuk wisatawan dengan tingkat terpaan pemasaran sponsorship yang tinggi, terdapat 15,1 persen wisatawan dengan tingkat terpaan pemasaran sponsorship yang tinggi memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang negatif dan 84,9 persen wisatawan dengan terpaan pemasaran sponsorship yang tinggi memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang positif. Angka tersebut menunjukkan kecenderungan dimana semakin tinggi terpaan pemasaran sponsorship maka semakin positif persepsi wisatawan terhadap pesan. Wisatawan yang menerima informasi dari pemasaran sponsorship – yang berasal dari kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah yang berkolaborasi dengan pihak lain berupa kegiatan cinta lingkungan, sosial, seni budaya dan hiburan pendukung, peringatan hari-hari bersejarah, serta kunjungan wisata - memiliki persepsi positif terhadap pesan. Wisatwan menilai bahwa pesan yang disampaikan berupa informasi umum mengenai obyek dan daya tarik wisata maupun informasi yang bersifat lebih spesifik mengenai pesan cinta lingkungan sudah jelas dan lengkap. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai signifikansi Approx. Sig. untuk hubungan antara terpaan pemasaran sponsorship dengan persepsi terhadap pesan sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 menunjukkan hubungan yang sangat signifikan. Nilai tersebut lebih kecil dari α 0,05 maka Ho ditolak dan berarti terdapat hubungan antara terpaan pemasaran sponsorship dengan persepsi wisatawan terhadap pesan. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi terpaan pemasaran sponsorship maka semakin positif persepsi wisatawan terhadap pesan yang disampaikan, baik berupa informasi umum mengenai obyek dan daya tarik wisata maupun informasi yang bersifat lebih spesifik mengenai pesan cinta lingkungan.

8.1.5 Hubungan Terpaan Publisitas dengan Persepsi terhadap Pesan

Hubungan antara terpaan publisitas dengan persepsi terhadap pesan dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistik Pearson. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terpaan publisitas yang berbeda diikuti dengan persepsi terhadap pesan yang berbeda pula. Hubungan antara terpaan publisitas dengan persepsi terhadap pesan disajikan dalam Tabel 26. Tabel 26. Persentase Terpaan Publisitas dengan Persepsi terhadap Pesan Persepsi terhadap Pesan Terpaan Publisitas Rendah Tinggi Jumlah Negatif 47,8 17,6 35,0 Positif 52,2 82,4 65,0 Total 100,0 46 100,0 34 100,0 80 Tabel 26 menunjukkan bahwa sebesar 47,8 persen wisatawan dengan tingkat terpaan publisitas yang rendah memiliki tingkat persespi terhadap pesan yang negatif dan 52,2 persen wisatawan dengan tingkat terpaan publisitas yang rendah memiliki tingkat persespi terhadap pesan yang positif. Untuk wisatawan dengan tingkat terpaan publisitas yang tinggi, terdapat 17,6 persen wisatawan dengan tingkat terpaan publisitas yang tinggi memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang negatif dan 82,4 persen wisatawan dengan tingkat terpaan publisitas yang tinggi memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang positif. Angka tersebut menunjukkan kecenderungan dimana semakin tinggi terpaan publisitas maka semakin positif persepsi wisatawan terhadap pesan. Wisatawan yang menerima informasi dari publisitas – berupa informasi tentang obyek dan daya tarik wisata ODTW dan kegiatan-kegiatan yang diselengarakan di dalamnya pada surat kabar lokal, siaran radio lokal milik pemerintah atau swasta, dan siaran televisi lokal - memiliki persepsi positif pada pesan yang disampaikan. Pesan tersebut berupa informasi umum mengenai obyek dan daya tarik wisata maupun informasi yang bersifat lebih spesifik mengenai pesan cinta lingkungan. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai signifikansi Approx. Sig. untuk hubungan antara terpaan publisitas dengan persepsi terhadap pesan sebesar 0,005. Nilai signifikansi 0,005 menunjukkan hubungan yang signifikan. Nilai tersebut lebih kecil dari α 0,05 maka Ho ditolak dan berarti terdapat hubungan antara terpaan publisitas dengan persepsi wisatawan terhadap pesan. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi terpaan publisitas maka semakin positif persepsi wisatawan terhadap pesan yang disampaikan, baik berupa informasi umum mengenai obyek dan daya tarik wisata maupun informasi yang bersifat lebih spesifik mengenai pesan cinta lingkungan.

8.1.6 Hubungan Terpaan Pemasaran dari Mulut ke MulutWord of Mouth

Marketing WOM dengan Persepsi terhadap Pesan Hubungan antara terpaan pemasaran dari mulut ke mulut dengan persepsi terhadap pesan dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistik Pearson. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara terpaan pemasaran dari mulut ke mulut dengan persepsi terhadap pesan. Hubungan antara terpaan pemasaran dari mulut ke mulut dengan persepsi terhadap pesan disajikan dalam Tabel 27. Tabel 27. Persentase Terpaan Pemasaran dari Mulut ke Mulut dengan Persepsi terhadap Pesan Persepsi terhadap Pesan Terpaan Pemasaran dari Mulut ke MulutWord of Mouth Marketing WOM Rendah Tinggi Jumlah Negatif 51,2 16,2 35,0 Positif 48,8 83,8 65,0 Total 100,0 43 100,0 37 100,0 80 Tabel 27 menunjukkan bahwa sebesar 51,2 persen wisatawan dengan tingkat terpaan pemasaran dari mulut ke mulut yang rendah memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang negatif dan 48,8 persen wisatawan dengan tingkat terpaan pemasaran dari mulut ke mulut yang rendah memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang positif. Untuk wisatawan dengan tingkat terpaan pemasaran dari mulut ke mulut yang tinggi, terdapat 16,2 persen wisatawan dengan tingkat terpaan pemasaran dari mulut ke mulut yang tinggi memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang negatif dan 83,8 persen wisatawan dengan tingkat terpaan pemasaran dari mulut ke mulut yang tinggi memiliki tingkat persepsi terhadap pesan yang positif. Angka tersebut menunjukkan kecenderungan dimana semakin tinggi terpaan pemasaran dari mulut ke mulut maka semakin positif persepsi wisatawan terhadap pesan. Wisatawan yang menerima informasi melalui pemasaran dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh pihak pengelola memiliki persepsi positif pada pesan yang disampaikan berupa informasi umum mengenai obyek dan daya tarik wisata maupun informasi yang bersifat lebih spesifik mengenai pesan cinta lingkungan. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai signifikansi Approx. Sig. untuk hubungan antara terpaan pemasaran dari mulut ke mulut dengan persepsi terhadap pesan sebesar 0,001. Nilai signifikansi 0,001 menunjukkan hubungan yang signifikan. Nilai tersebut lebih kecil dari α 0,05 maka Ho ditolak dan berarti terdapat hubungan antara terpaan pemasaran dari mulut ke mulut dengan persepsi wisatawan terhadap pesan. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi terpaan pemasaran dari mulut ke mulut maka semakin positif persepsi wisatawan terhadap pesan yang disampaikan, baik berupa informasi umum mengenai obyek dan daya tarik wisata maupun informasi yang bersifat lebih spesifik mengenai pesan cinta lingkungan.

8.2 Hubungan Terpaan dari Luar Komunikasi Pemasaran dengan Persepsi