Terpaan Komunikasi Pemasaran Oleh Pihak Pengelola

BAB V TERPAAN KOMUNIKASI PEMASARAN

Terpaan komunikasi pemasaran dalam aspek pariwisata di Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung adalah keadaan dimana wisatawan berinteraksi dengan berbagai bentuk pesan komunikasi pemasaran obyek wisata tersebut. Hal ini berarti keadaan dimana wisatawan menerima berbagai informasi dari bentuk komunikasi, pemasaran baik yang dilakukan oleh pihak pengelola maupun pihak diluar pengelola. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bentuk komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pihak pengelola dan diluar komunikasi pemasaran yang terdapat di Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung beserta terpaannya serta kemudahan mengakses informasi. Untuk komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pihak pengelola meliputi periklanan, komunikasi di tempat pembelian, promosi penjualan, pemasaran sponsorship, publisitas, dan pemasaran dari mulut ke mulut, sedangkan untuk diluar komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh pihak pengelola berupa informasi yang berasal dari teman keluarga saudara rekan kerja masyarakat setempat.

5.1 Terpaan Komunikasi Pemasaran Oleh Pihak Pengelola

Terpaan komunikasi pemasaran oleh pihak pengelola adalah keadaan dimana wisatawan menerima berbagai informasi dari bentuk komunikasi pemasaran dengan berbagai saluran yang dilakukan oleh pihak pengelola Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung. Tabel 6 menunjukkan jumlah dan persentase wisatawan berdasarkan terpaan komunikasi pemasaran. Tabel 6. Jumlah dan Persentase Wisatawan Menurut Terpaan Komunikasi Pemasaran Terpaan Komunikasi Pemasaran Jumlah Persentase Rendah 25 31,3 Tinggi 55 68,8 Total 80 100,0 Tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas wisatawan 68,8 persen yang mengunjungi Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung mendapat terpaan komunikasi pemasaran yang tinggi. Tingginya terpaan komunikasi pemasaran menandakan bahwa wisatawan menerima terpaan dari berbagai bentuk komunikasi pemasaran yang berasal dari periklanan, komunikasi di obyek wisata, promosi penjualan, pemasaran sponsorship, publisitas, dan pemasaran dari mulut ke mulut. Berikut akan dijelaskan mengenai keenam bentuk komunikasi pemasaran.

5.1.1 Terpaan Periklanan Advertising

Periklanan yaitu bentuk komunikasi pemasaran yang terdiri dari komunikasi massa melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, dan media lain billboards, internet, dan sebagainya. Terpaan periklanan adalah keadaan dimana wisatawan menerima informasi dari periklanan. Jumlah dan persentase wisatawan berdasarkan terpaan periklanan disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Jumlah dan Persentase Wisatawan Menurut Terpaan Periklanan Terpaan Periklanan Jumlah Persentase Rendah 25 31,3 Tinggi 55 68,8 Total 80 100,0 Tabel 7 menunjukkan bahwa sebesar 68,8 persen wisatawan yang mengunjungi Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung mendapat terpaan periklanan yang tinggi. Tingginya terpaan periklanan karena mudahnya wisatawan untuk mengakses media informasi periklanan. Media informasi periklanan yang dimaksud berasal dari buku panduan wisata, spanduk, poster, baliho, pamflet, brosur, internet, billboards, televisi, dan radio. Jumlah terpaan tertinggi pada bentuk periklanan berasal dari buku panduan wisata. Sebesar 61 persen wisatawan mendapat terpaan mengenai Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung dari buku panduan wisata. Buku panduan wisata memuat informasi mengenai pariwisata dan budaya di Kabupaten Tasikmalaya. Informasi di dalamnya berisi pesona wisata Kabupaten Tasikmalaya yang dilengkapi dengan peta pariwisata dan budaya, data kesenian dan sanggar seni, data situs peninggalan sejarah dan kepurbakalaan, data rumah makan dan penginapan, serta kalender pariwisata. Meskipun isi buku terkadang tidak sering dilakukan revisi, tetapi secara umum informasinya masih lengkap dan tetap dibutuhkan oleh wisatawan. Selain dari buku panduan wisata, sebesar 60 persen wisatawan mendapat terpaan dari posterspandukbalihopamfletbrosur yang memuat berbagai informasi umum Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung berupa informasi obyek dan daya tarik wisata ODTW. Selain informasi umum, informasi lain yang secara khusus tentang berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan di Gunung Galunggung kegiatan cinta lingkungan, sosial, seni budaya dan kegiatan hiburan pendukung, peringatan hari bersejarah, serta kunjungan wisata juga diberitakan. Informasi pada media komunikasi tersebut memuat tentang jenis kegiatan, waktu, dan tempat pelaksanaan. Selain itu, pada kegiatan peringatan hari bersejarah sering diadakan berbagai lomba atau pameran tertentu pameran wisata dan lingkungan hidup, biasanya dicantumkan juga tempat dan biaya pendaftaran, serta contact person penyelengara kegiatan tersebut. Informasi lain dalam bentuk periklanan didapat dari internet. Sebesar 59 persen wisatawan mendapat terpaan mengenai Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung dari internet. Wisatawan menerima informasi baik dari situs resmi yang dikelola pemerintah maupun dari situs lainnya yang berisi segala sesuatu yang berhubungan dengan Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung. Salah satu situs resmi Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya yang dapat diakses oleh wisatawan adalah www.tasikmalayakab.go.id. Informasi dalam situs ini cukup lengkap meskipun tidak terlalu up to date. Selain itu, wisatawan yang menerima informasi mengenai Gunung Galunggung dari internet mengatakan bahwa mereka menerima informasi tersebut dengan mengakses di mesin pencari google dengan memasukkan kata kunci tertentu yang ingin diketahui. Dengan media internet ini, kelebihannya yaitu dapat diakses oleh wisatawan kapan saja dan dimana saja. Sebagai contoh, wisatawan menggunakan internet sebagai sumber informasi pada waktu mereka liburan sebelum mereka berkunjung ke obyek wisata tersebut. Disamping itu, mereka dapat menggunakan layanan google map atau google earth sebagai petunjuk. Hal ini untuk memudahkan mencapai tujuan wisata bagi wisatawan dari luar Tasikmalaya yang melakukan perjalanan wisata pertama ke Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung yang tidak ditemani oleh keluarga saudara teman yang berasal dari Tasikmalaya, Hanya 26 persen wisatawan yang mendapat terpaan mengenai obyek wisata tersebut dari billboards. Hal ini karena keberadaan billboards yang jumlahnya masih kurang. Di jalan-jalan KabupatenKota Tasikmalaya belum banyak terdapat billboards, keberadaannya masih terbatas. Disamping itu, dalam billboards tersebut belum mempromosikan obyek wisata secara khusus untuk satu obyek wisata, tetapi masih berupa informasi umum dari gabungan beberapa obyek wisata di Tasikmalaya. Selain itu, wisatawan mendapat terpaan mengenai Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung dan kegiatan-kegiatan yang akan diselengarakan di dalamnya dari siaran radio lokal milik pemerintah atau swasta dan siaran televisi lokal. Sebesar 35 persen wisatawan mendapat terpaan dari siaran radio lokal milik pemerintah yang disiarkan oleh radio siaran pemerintah daerah RSPD atau siaran radio milik swasta oleh Martha FM. Disamping itu, hanya 17,5 persen wisatawan yang mendapat terpaan dari siaran televisi lokal yang ditayangkan pada Taz TV. Pembahasan selanjutnya mengenai siaran radio lokal milik pemerintah atau swasta dan siaran televisi lokal, akan dibahas pada terpaan publisitas.

5.1.2 Terpaan Komunikasi di Tempat Pembelian Point-of-purchase

communication Komunikasi di tempat pembelian merupakan bentuk komunikasi pemasaran yang menggunakan peraga, poster, tanda, dan berbagai materi lain yang didesain untuk mempengaruhi keputusan untuk membeli. Dalam hal ini, terpaan komunikasi di tempat pembelian berarti komunikasi di obyek wisata. Terpaan komunikasi di obyek wisata adalah keadaan dimana wisatawan menerima informasi pada saat mereka berada di obyek wisata. Tabel 8 menunjukkan jumlah dan persentase wisatawan berdasarkan terpaan komunikasi di obyek wisata. Tabel 8. Jumlah dan Persentase Wisatawan Menurut Terpaan Komunikasi di Obyek Wisata Terpaan Komunikasi di Obyek Wisata Jumlah Persentase Rendah 16 20,0 Tinggi 64 80,0 Total 80 100,0 Tabel 8 menunjukkan bahwa mayoritas wisatawan 80 persen yang mengunjungi Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung mendapat terpaan komunikasi di obyek wisata yang tinggi. Tingginya terpaan komunikasi di obyek wisata karena wisatawan mendapat terpaan yang berasal dari informasi yang berada pada gerbang pembelian tiket, pusat informasi, pusat media, dan di dalam kawasan obyek wisata. Informasi ini disajikan dalam media cetak brosur, stiker, pamplet, booklet, buku panduan wisata dan media elektronik pengeras suara dan pemutaran film. Selanjutnya, informasi tersebut juga disajikan dalam media komunikasi lainnya yang terdapat di dalam kawasan Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung, seperti: poster, spanduk, baliho, peta kawasan wisata, peta jalur, papan informasi, papan penunjuk arah, papan interpretasi, papan peringatan, serta papan himbauan yang memuat tentang kepedulian terhadap lingkungan. Sebesar 91 persen wisatawan mendapat terpaan mengenai Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung pada gerbang pembelian tiket. Persentase ini merupakan terpaan tertinggi pada bentuk komunikasi di obyek wisata. Selain melakukan transaksi pembelian tiket, wisatawan juga biasanya mendapat penjelasan dari pihak pengelola obyek wisata dan melalui media yang mereka bagikan, seperti: brosur, stiker, pamflet, booklet, poster, dan buku panduan wisata. Gambar 12. Gerbang Pembelian Tiket Masuk Selain di gerbang pembelian tiket, sebesar 85 persen wisatawan juga mendapat terpaan mengenai Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung di dalam obyek wisata tersebut. Di dalam obyek wisata ini terdapat berbagai media komunikasi yang dapat digunakan wisatawan sebagai sumber informasi. Sebesar 97,5 persen wisatawan membaca papan peringatan. Papan peringatan ini berisi informasi mengenai peringatan umum, seperti peringatan tentang durasi berenang atau berendam di kolam pemandian air panas atau di bak rendam air panas. Wisatawan dianjurkan untuk berenang atau berendam tidak lebih dari lima belas menit. Contoh lainnya yaitu papan peringatan yang memuat tentang anjuran untuk membimbing anak-anak pada saat menaiki atau menuruni 620 buah anak tangga menuju kawah, mendampingi anak-anak pada saat berenang maupun berendam, serta peringatan untuk tidak menggunakan sampo dan sabun pada saat berendam. Disamping itu, sebesar 88,8 persen wisatawan membaca papan himbauan yang memuat kepedulian lingkungan. Papan ini memuat kepedulian lingkungan yang berisi himbauan mengenai pesan-pesan cinta lingkungan atau kepedulian lingkungan. Sebagai contoh adalah himbauan untuk membuang sampah pada tempatnya, tidak mencorat-coret fasilitas, tidak merokok, dan tidak menebang pohon di kawasan Gunung Galunggung. Gambar 13. Papan Peringatan dan Himbauan Bagi Para Pengunjung Selain itu, sebesar 87,5 persen wisatawan membaca peta kawasan wisatapeta jalurpapan informasipapan petunjuk arahpapan interpretasi selama mereka berada di dalam kawasan obyek wisata tersebut. Peta kawasan wisata memuat informasi mengenai Obyek dan Daya Tarik Wisata ODTW yang terdapat di kawasan Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung, sehingga wisatawan dapat memprioritaskan obyek wisata yang akan dikunjungi. Selain itu, terdapat jenis peta lainnya berupa peta jalur memuat informasi mengenai jalur untuk mencapai ODTW di kawasan obyek wisata. Bentuk media komunikasi lain berupa papan informasi yang memuat informasi ODTW beserta fasilitas yang terdapat di dalamnya. Sebagai contoh di ODTW kolam renang air panas terdapat dua jenis kolam renang kolam renang air panas alami dan buatan, bak rendam air panas, ruang ganti pakaian, kamar mandi WC, dan saung rangon. Dengan adanya papan informasi tersebut, wisatawan dapat memperkirakan apa saja yang akan mereka lakukan dan juga mempersiapkan barang yang dibutuhkan. Disamping itu, terdapat juga papan informasi yang memuat pemberitahuan tentang jam operasional obyek wisata. Di kawasan obyek wisata juga terdapat papan petunjuk arah yang biasanya terletak di persimpangan jalan. Papan ini berupa petunjuk yang memuat informasi arah obyek wisata. Selain itu, terdapat papan interpretasi yang memuat penjelasan mengenai suatu ODTW berupa penjelasan mengenai nama obyek wisata, sejarah kawasan, tanggal peresmian, dan lain-lain. Contohnya penjelasan mengenai kawah yang ditempuh oleh 620 anak tangga, asal usul Curug Panoongan, dan tanggal peresmian terowongan kawah Galunggung. Berbagai media komunikasi tersebut mampu menarik perhatian wisatawan untuk mengetahui informasi yang terdapat di dalamnya. Gambar 14. Papan Petunjuk Arah

5.1.3 Terpaan Promosi Penjualan Sales Promotion

Terpaan promosi penjualan adalah keadaan dimana wisatawan menerima informasi dari promosi penjualan. Bentuk promosi penjualan yang terdapat di Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung berupa pemberian potongan harga tiket masuk bagi orangrombongan dalam jumlah banyak. Bentuk lainnya berupa tiket gratis ke obyek wisata tertentu setelah membeli tiket masuk obyek wisata lainnya. Jumlah dan persentase wisatawan berdasarkan terpaan promosi penjualan disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9. Jumlah dan Persentase Wisatawan Menurut Terpaan Promosi Penjualan Terpaan Promosi Penjualan Jumlah Persentase Rendah 46 57,5 Tinggi 34 42,5 Total 80 100,0 Dari Tabel 9 dapat diidentifikasi bahwa mayoritas wisatawan 57,5 persen Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung mendapat terpaan promosi penjualan yang rendah. Rendahnya tingkat terpaan promosi penjualan disebabkan karena kurangnya sosialisasi harga tiket masuk yang terdapat di obyek wisata tersebut. Sebesar 46 persen wisatawan mengetahui adanya bonus berupa potongan harga untuk tiket masuk bagi jumlah orangrombongan tertentu. Menurut sebagian besar wisatawan, meskipun mereka mengetahui adanya potongan harga, namun mereka tidak mau repot untuk berdebat soal harga. Mereka tidak mempermasalahkan harga yang berlaku di Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung. Harga yang ditetapkan sudah sesuai dengan nilai jual obyek dan daya tarik yang tersedia. Gambar 15. Harga Tiket Masuk Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung Bentuk bonus lainnya yaitu berupa tiket masuk gratis ke obyek wisata tertentu setelah membeli tiket masuk ke obyek wisata lainnya. Sebesar 64 persen wisatawan mengetahui adanya gratis masuk ke obyek wisata tertentu setelah membeli tiket ke suatu obyek wisata. Salah satu contohnya adalah dengan membeli tiket ke obyek wisata kolam renang air panas hydrotheraphy, wisatawan dapat mengunjungi obyek wisata Curug Panoongan tanpa biaya tambahan lagi.

5.1.4 Terpaan Pemasaran Sponsorship Sponsorship Marketing

Terpaan pemasaran sponsorship adalah keadaan dimana wisatawan menerima informasi dari pemasaran sponsorship dalam event-event tertentu. Bentuk pemasaran sponsorship berupa kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah yang berkolaborasi dengan pihak lain. Jenis kegiatan yang diselenggarakan meliputi kegiatan cinta lingkungan, sosial, seni budaya dan hiburan pendukung, peringatan hari-hari bersejarah, serta kunjungan wisata. Tabel 10 menunjukkan jumlah dan persentase wisatawan berdasarkan terpaan pemasaran sponsorship. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Wisatawan Menurut Terpaan Pemasaran Sponsorship Terpaan Pemasaran Sponsorship Jumlah Persentase Rendah 27 33,8 Tinggi 53 66,3 Total 80 100,0 Tabel 10 menunjukkan bahwa mayoritas wisatawan 66 persen mendapat terpaan pemasaran sponsorship yang tinggi. Tingginya terpaan pemasaran sponsorship karena wisatawan mendapat terpaan dari pihak pengelola yang bekerjasama dengan pihak lainnya dalam menyelenggarakan suatu kegiatan. Hal ini berarti wisatawan menerima informasi yang berasal dari pemasaran sponsorship melalui penyelengaraan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cinta lingkungan, sosial, seni budaya dan hiburan pendukung lain, peringatan hari- hari bersejarah, serta kunjungan wisata. Sebesar 69 persen wisatawan mendapat terpaan mengenai kegiatan aksi cinta lingkungan. Salah satu contoh kegiatan yang berhubungan dengan aksi cinta lingkungan adalah kegiatan penanaman sejuta pohon di sekitar Gunung Galunggung. Contoh lainnya adalah pameran lingkungan hidup yang baru-baru ini diadakan pada tahun 2010 dalam acara The Memory of Galunggung ’82. Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya yang bekerjasama dengan Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Tasikmalaya. Kegiatan ini biasanya dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya beserta pejabat-pejabat lain yang terkait serta bebas diikuti oleh umum. Gambar 16. Pameran Lingkungan Hidup dalam kegiatan The Memory of Galunggung ‘82 Bentuk kegiatan lain yaitu kegiatan sosial. Sebanyak 50 persen wisatawan mendapat terpaan mengenai kegiatan sosial. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang biasanya diselenggarakan oleh pihak pengelola dan masyarakat lainnya yang memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk mengadakan kegiatan bakti sosial. Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian antar sesama manusia agar tidak terjadi atau minimal dapat mengurangi kesenjangan sosial. Kegiatan ini dapat berupa acara menggalang dana dan menyalurkan bantuan berupa uang atau barang kepada orang-orang yang lebih membutuhkan. Meskipun kegiatan ini jarang diadakan, namun dengan adanya kegiatan ini diharapkan orang yang mampu secara finansial lebih memiliki jiwa sosial tinggi dan dapat meringankan beban orang lain yang lebih membutuhkan atau yang terkena bencana. Sebesar 76 persen wisatawan mendapat terpaan mengenai kegiatan seni budaya dan hiburan pendukung. Persentase ini merupakan persentase terbanyak pada bentuk pemasaran sponsorship Kegiatan seni budaya dan kegiatan hiburan pendukung yang biasanya diselenggarakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya yang bekerjasama dengan pihak-pihak yang bergerak dalam bidang entertainment. Selain promosi, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengenalkan seni budaya asli daerah setempat yang disajikan dengan hiburan pendukung lainnya. Salah satu contoh kegiatan ini adalah pameran wisata dan gelar seni Sunda yang baru-baru ini diadakan pada tahun 2010 dalam acara The Memory of Galunggung ’82. Kegiatan ini juga biasanya dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya beserta pejabat- pejabat lain yang terkait serta bebas diikuti oleh wisatawan. Gambar 17. Kegiatan Seni Budaya dan Hiburan Pendukung dalam kegiatan The Memory of Galunggung ‘82 Jenis kegiatan lainnya yaitu peringatan hari-hari bersejarah. Sebesar 62,5 persen wisatawan mendapat terpaan mengenai kegiatan yang berhubungan dengan peringatan hari-hari bersejarah. Kegiatan yang berhubungan dengan hari-hari bersejarah yang biasanya dilaksanakan dan diperingati secara rutin tiap tahun adalah peringatan hari meletusnya Gunung Galunggung. Tahun 2010 ini diperingati selama dua hari yaitu pada tanggal 1 dan 2 Mei 2010 dengan tema The Memory of Galunggung ‘82. Kegiatan ini diselengarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya yang bekerjasama dengan Perum Perhutani KHP Tasikmalaya, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Tasikmalaya, PT AK Jasaraharja Putera Tasikmalaya, dan Surat Kabar Priangan. Kegiatan ini dimeriahkan oleh acara dan lomba jalan sehat, sepeda onthelsepeda sehat, paralayang, jeep adventure, serta pameran wisata, lingkungan hidup dan gelar seni sunda. Selain dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya beserta pejabat-pejabat lain yang terkait baik dari Kabupaten Tasikmalaya maupun dari Provinsi Jawa Barat dan daerah lainnya, bahkan kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh Bupati Tasikmalaya. Selanjutnya, berbagai acara atau lomba dalam kegiatan ini terbuka untuk umum dengan mendaftarkan diri di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya dan Perum Perhutani Tasikmalaya. Selain itu, pengunjung juga diberi kesempatan untuk mendapatkan hadiah-hadiah menarik berupa sepeda gunung, televisi, mini compo, kulkas, radio, handphone, vcd, dan lain-lain dengan mengikuti doorprize. Gambar 18. Pemeran Sepeda Sehat dan Sepeda Onthel dalam kegiatan The Memory of Galunggung ‘82 Gambar 19. Lomba Paralayang dan Jeep Adventure dalam kegiatan The Memory of Galunggung ‘82 Selain itu, bentuk kegiatan pemasaran sponsorship berupa kegiatan kunjungan wisata. Sebesar 60 persen wisatawan mendapat terpaan mengenai kegiatan kegiatan kunjungan wisata para pejabat, artis, dan tamu dari berbagai daerah lain. Kegiatan kunjungan ini merupakan kegiatan para pejabat, artis, dan tamu dari berbagai daerah lainnya dalam rangka kunjungan wisata. Agenda kunjungan wisata mereka bisa mencakup keempat kegiatan pemasaran sponsorship yang lainnya kegiatan yang berhubungan dengan cinta lingkungan, kegiatan sosial, kegiatan seni budaya dan hiburan lainnya, serta kegiatan peringatan hari-hari bersejarah. Biasanya mereka datang ke Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung tersebut untuk meresmikan dan menghadiri suatu acara. Keberadaan mereka cukup berpengaruh terhadap jumlah wisatawan yang datang ke obyek wisata pada saat acara berlangsung. Mereka mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke obyek wisata tersebut. Gambar 20. Kegiatan Kunjungan Wisata dalam kegiatan The Memory of Galunggung ‘82 Dari keseluruhan kegiatan di atas, dalam pelaksanaannya tidak jarang terdapat suatu kegiatan yang berkolaborasi dengan salah satu atau beberapa kegiatan lainnya. Salah satu contohnya adalah kegiatan The Memory of Galunggung ’82. Kegiatan tersebut pada dasarnya merupakan kegiatan yang berhubungan dengan peringatan hari bersejarah. Namun, selain itu kegiatan tersebut juga termasuk kegiatan yang berhubungan dengan aksi cinta lingkungan, seni budaya dan kegiatan hiburan pendukung, serta kunjungan wisata. Termasuk kegiatan yang berhubungan dengan aksi cinta lingkungan dan kegiatan seni budaya dan kegiatan hiburan pendukung lainnya karena di dalam kegiatan The Memory of Galunggung ’82 diadakan pameran wisata, lingkungan hidup, dan gelar seni Sunda. Selanjutnya, termasuk kegiatan kunjungan karena kegiatan tersebut dihadiri oleh para pejabat setempat yang bahkan dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Bupati Tasikmalaya serta tamu dari berbagai daerah lainnya.

5.1.5 Terpaan Publisitas Publicity

Terpaan publisitas adalah keadaan dimana wisatawan menerima informasi dari publisitas. Dalam terpaan publisitas, promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung berupa informasi tentang obyek dan daya tarik wisata ODTW dan kegiatan-kegiatan yang diselengarakan di dalamnya pada surat kabar lokal, siaran radio lokal milik pemerintah atau swasta, dan siaran televisi lokal. Sebagai contoh, kegiatan The Memory of Galunggung ’82 diberitakan di surat kabar Priangan karena pihak pengelola Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung bekerjasama dengan pihak surat kabar Priangan dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut, begitu juga dengan penayangan pada siaran radio lokal milik pemerintah atau swasta serta siaran televisi lokal. Jumlah dan persentase wisatawan berdasarkan terpaan publisitas disajikan dalam Tabel 11. Tabel 11. Jumlah dan Persentase Wisatawan Menurut Terpaan Publisitas Terpaan Publisitas Jumlah Persentase Rendah 46 57,5 Tinggi 34 42,5 Total 80 100,0 Dari Tabel 11 dapat diidentifikasi bahwa mayoritas wisatawan 57,5 persen mendapat terpaan publisitas yang rendah. Rendahnya terpaan publisitas karena tidak semua daerah asal wisatawan terjangkau oleh jaringan media promosi radio dan televisi. Sebesar 35 persen wisatawan menerima informasi mengenai obyek dan daya tarik wisata ODTW dan kegiatan-kegiatan yang diselengarakan di dalamnya pada siaran radio lokal milik pemerintah atau swasta. Radio lokal milik pemerintah yang menyiarkan tentang ODTW obyek wisata dan kegiatan-kegiatan yang akan diselengarakan di dalamnya yaitu radio siaran pemerintah daerah RSPD. Selain itu, radio lokal milik swasta yang menyiarkan tentang ODTW obyek wisata dan kegiatan-kegiatan yang diselengarakan di dalamnya biasanya yaitu Martha FM. Rendahnya terpaan siaran radio lokal milik pemerintah atau swasta karena tidak semua daerah asal wisatawan terjangkau oleh jaringan radio yang memadai. Selain dari radio, sebesar 17,5 persen wisatawan menerima informasi mengenai obyek dan daya tarik wisata ODTW dan kegiatan-kegiatan yang diselengarakan di dalamnya pada siaran televisi lokal. Rendahnya terpaan siaran televisi lokal karena tidak semua daerah asal wisatawan terjangkau oleh jaringan televisi yang memadai. Disamping itu, frekuensi tayang mengenai ODTW dan kegiatan-kegiatan yang akan diselengarakan di dalamnya cenderung rendah pula. Adapun sebesar 81 persen wisatawan menerima berita mengenai obyek dan daya tarik wisata ODTW dan kegiatan-kegiatan yang diselengarakan di dalamnya pada surat kabar lokal. Surat kabar lokal yang memuat berita tentang ODTW dan kegiatan-kegiatan yang akan diselengarakan di dalamnya yaitu surat kabar Priangan. Dalam hal ini, surat kabar Priangan menjadi media partner pihak pengelola Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung. Salah satu kegiatan terbaru yang dimuat di surat kabar Priangan adalah kegiatan The Memory of Galunggung ’82. Tingginya terpaan surat kabar lokal karena hampir seluruh daerah asal wisatawan terjangkau oleh persebaran surat kabar. Hampir seluruh wisatawan pernah membaca berita dalam artikel atau melihat iklan tentang ODTW Obyek Wisata Alam Gunung Galunggung dan kegiatan-kegiatan yang akan diselengarakan di dalamnya.

5.1.6 Terpaan Pemasaran dari Mulut ke MulutWord of Mouth Marketing

WOM Terpaan pemasaran dari mulut ke mulutword of mouth marketing WOM adalah keadaan dimana wisatawan menerima informasi dari pemasaran dari mulut ke mulutword of mouth marketing WOM yang dilakukan oleh pihak pengelola. Tabel 12 menunjukkan jumlah dan persentase wisatawan berdasarkan terpaan pemasaran dari mulut ke mulutword of mouth marketing WOM. Tabel 12. Jumlah dan Persentase Wisatawan Menurut Terpaan Pemasaran dari Mulut ke Mulut Terpaan Pemasaran dari Mulut ke MulutWord of Mouth Marketing Jumlah Persentase Rendah 43 53,8 Tinggi 37 46,3 Total 80 100,0 Tabel 12 dapat menunjukkan bahwa mayoritas wisatawan 53,8 persen mendapat terpaan pemasaran dari mulut ke mulut yang rendah. Kecenderungan terpaan pemasaran dari mulut ke mulut yang rendah dikarenakan wisatawan tidak memperoleh informasi langsung dari pihak pengelola. Wisatawan tidak bertemu dengan pihak pengelola dan tidak berusaha untuk menemui pihak pengelola untuk meminta penjelasan langsung mengenai informasi seputar obyek wisata. Hal ini karena dalam rangkaian perjalanan wisata sudah ada orang yang bertugas sebagai penanggungjawab. Pihak penanggung jawab tersebut sekaligus bertugas mencari informasi. Oleh karena itu, wisatawan cenderung memilih untuk mendapat informasi melalui berinteraksi dengan penanggungjawab tersebut tanpa harus berusaha untuk menemui pihak pengelola.

5.2 Terpaan dari Luar Komunikasi Pemasaran oleh Pihak Pengelola