Komunikasi Massa Komunikasi Interpersonal

2.1.2 Konsep Komunikasi 2.1.2.1 Komunikasi Komunikasi adalah proses dimana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain Hoveland, 1948 dalam Wiryanto, 2004. Selanjutnya Shannon dan Weaver 1949 dalam Wiryanto 2004 mendefinisikan komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. Selain itu komunikasi bertujuan sebagai suatu usaha untuk mempengaruhi tingkah laku sasaran tujuan komunikasi atau penerima pesan yang diaplikasikan dalam situasi komunikasi massa sehingga komunikasi dapat dilihat dalam berbagai hubungan. Secara lengkap Lasswell mengemukakan bahwa komunikasi digambarkan dengan menjawab pertanyaan berikut: who siapa, say what berkata apa, in which channel melalui saluran apa, to whom kepada siapa, dan with what effect dengan efek apa?. Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Proses komunikasi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu komunikasi massa dan komunikasi interpersonal Lasswell, 1988 dalam Wiryanto, 2004.

2.1.2.2 Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi massa mengacu pada penggunaan media komunikasi secara massa. Istilah massa menurut McQuail 1987 adalah khalayak yang sangat luas maknanya dan seringkali lebih besar dari suatu kebanyakan kelompok, kerumunan, atau publik. Massa ditandai dengan adanya komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula serta terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Khalayak tidak bertindak untuk dirinya sendiri tetapi dikendalikan untuk melakukan suatu tindakan. Para anggotanya berasal dari semua lapisan sosial dan kelompok demografis. Dalam menggambarkan unsur penting dalam komunikasi massa diperlukan gambaran institusi media massa. Unsur penting dalam proses komunikasi massa dapat dibandingkan dengan komunikasi tatap muka antara beberapa orang antarpribadi dan komunikasi di dalam kelompok atau komunikasi organisasi. Hal ini terkait dengan sumber dalam komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan suatu organisasi formal dan pengirimnya seringkali merupakan komunikator profesional McQuail, 1987.

2.1.2.3 Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi Rogers, 1973. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Komunikasi ini paling efektif mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang Wiryanto, 2004. Dalam hubungan interpersonal yang melibatkan komunikasi antara dua orang maka salah satunya bertujuan untuk mempengaruhi dan membantu meningkatkan efektifitas komunikasi masing- masing individu DeVito, 1997. Selanjutnya Kumar 2000 dalam Wiryanto 2004 menyatakan bahwa efektifitas komunikasi interpersonal mempunyai lima ciri, sebagai berikut: 1 Keterbukaan openess yaitu kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi; 2 Empati emphaty yaitu merasakan apa yang dirasakan orang lain; 3 Dukungan supportiveness yaitu situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif; 4 Rasa positif positiveness yaitu seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan komunikasi kondusif untuk interaksi yang lebih efektif; 5 Kesetaraan equality yaitu pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Komunikasi interpersonal bisa lebih efektif dalam mempengaruhi komunikan daripada media massa. Hal ini dinyatakan oleh Rivers et.al. 2003 bahwa komunikasi interpersonal dalam proses penyampaian pesan mempunyai pengaruh yang cukup kuat dalam mempengaruhi seseorang. Faktor personal ini terjadi orang-orang dekat yang berpengaruh ataupun pembuat opini ada diantara pesan media dan respon individu. Sedangkan Middleton dan Clarke 2001 mengartikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi informal karena dilakukan secara lisan dan terdiri dari teman maupun kelompok acuan. Dalam usahanya untuk membujuk, media diharapkan pada suatu jaringan komplek yaitu adanya hubungan interpersonal yang bisa melemahkan pesannya. Hal ini berarti masing-masing individu mempunyai gambaran yang berbeda terhadap makna pesan yang disampaikan, dilihat, ataupun didengar sehingga komunikasi interpersonal dapat dimaknai sebagai aktivitas manusia dalam menyampaikan dan menerima pesan dari orang lain. Aktivitas tersebut dapat dilihat sebagai suatu situasi yang memungkinkan suatu sumber menyebarluaskan suatu pesan kepada sesesorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima Miller, 1974.

2.1.2.4 Terpaan Exposure Media Informasi