Keterbukaan Masyarakat Terhadap Inovasi Baru

55 tersebut beranggotakan 44 orang. Harapan kedepannya Kampung Literasi akan menjadi pusat informasi bagi seluruh masyarakat Samosir. Bukan hanya masyarakat desa itu sendiri, para pendatang yang ingin mengetahui produk kerajinan apa saja yang ada di desa itu dapat mendatangi Kampung Literasi Desa Huta Namora.

5. Keterbukaan Masyarakat Terhadap Inovasi Baru

Pengelolahan eceng gondok sebagai bahan kerajinan merupakan inovasi baru bagi masyarakat Desa Huta Namora. Hasil penelitian Dinas Koprindag yang membuahkan penemuan baru, bahwa eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan direspon positif oleh masyarakat. Dengan mengajak masyarakat memanfaatkan dan mengolah eceng gondok, gulma perusak ini menjadi bahan baku untuk membuat kerajinan. Seperti penuturan salah satu informan: “Ajakan untuk menganyam eceng gondok ini kami melakukannya dengan senang hati, karna yang ada dalam pikiran kami waktu itu, kegiatan ini menghasilkan uang dan akan memberi keuntungan buat kami sendiri. Apalagi karna menganyam tidak asing lagi buat kami, jadi kami senang waktu tahu eceng gondok ini bisa dijadikan kerajinan Merli Sinurat, 56 tahun.” Melalui proses komunikasi yang baik, inovasi baru ini diterima serta diterapkan oleh masyarakat, karena dipandang memberi manfaat dan keuntungan bagi masyarakat Desa Huta Namora. Partisipasi masyarakat tampak dari tindakan mereka yang mau memanfaatkan dan mulai mengolah eceng gondok ini, mau belajar dan mengikuti pelatihan serta menghasilkan ide-ide kreatif yang dikreasikan dan diterapkan ke dalam produk kerajinan. Muncullah pengrajin-pengrajin eceng gondok Universitas Sumatera Utara 56 di Desa Huta Namora dan mereka mulai menekuni usaha kerajinan yang dapat memberi keuntungan besar bagi mereka.

3.2 Pengertian Kreativitas Menurut Pengrajin Desa Huta Namora

Kreativitas adalah lorong misteri yang dibangun dengan penuh ketidakpastian, artinya seperti dikemukakan oleh Primadi Tabrani dalam Kreativitas dan Humanitas 2006:17 bahwa kreativitas tidak saja merupakan kapasitas atau kemampuan dasar manusia, akan tetapi lebih jauh lagi disamping rasionalitas, juga merupakan identitas manusia, yang menunjukkan keunggulannya dari binatang. Manusia dan binatang sama-sama mempunyai kemampuan fisik dan insting, tetapi hanya manusialah yang mempunyai kemampuan kreatif. Oleh karena itu, kreativitas merupakan ciri manusia, dan ekspresi dari diri manusia itu sendiri. Secara etimologis istilah kreatif berasal dari bahasa latin yang diperuntukkan baik untuk Tuhan, Dewa dan Manusia. Anderos dalam buku Amal Abdussalam Al- Khaili 2005:13 mendefenisikan kreativitas sebagai proses yang dilalui oleh seorang individu di tengah-tengah pengalamannya, dan menyebabkannya untuk memperbaiki dan mengembangkan dirinya. Manusia semakin lama semakin berkembang kea rah yang lebih komplek, dengan kemampuan berpikir yang semakin berkembang dan menciptakan ide-ide kreatif . Begitu juga dengan para pengrajin Desa Huta Namora yang sudah sejak lama berkreativitas dengan menganyam, salah satunya menganyam eceng gondok. Menurut mereka kreatif seseorang diperoleh dengan belajar, pengalaman maupun yang diperoleh secara turun-temurun. Seperti penuturan salah satu informan : Universitas Sumatera Utara