Pengertian Kreativitas Menurut Pengrajin Desa Huta Namora

56 di Desa Huta Namora dan mereka mulai menekuni usaha kerajinan yang dapat memberi keuntungan besar bagi mereka.

3.2 Pengertian Kreativitas Menurut Pengrajin Desa Huta Namora

Kreativitas adalah lorong misteri yang dibangun dengan penuh ketidakpastian, artinya seperti dikemukakan oleh Primadi Tabrani dalam Kreativitas dan Humanitas 2006:17 bahwa kreativitas tidak saja merupakan kapasitas atau kemampuan dasar manusia, akan tetapi lebih jauh lagi disamping rasionalitas, juga merupakan identitas manusia, yang menunjukkan keunggulannya dari binatang. Manusia dan binatang sama-sama mempunyai kemampuan fisik dan insting, tetapi hanya manusialah yang mempunyai kemampuan kreatif. Oleh karena itu, kreativitas merupakan ciri manusia, dan ekspresi dari diri manusia itu sendiri. Secara etimologis istilah kreatif berasal dari bahasa latin yang diperuntukkan baik untuk Tuhan, Dewa dan Manusia. Anderos dalam buku Amal Abdussalam Al- Khaili 2005:13 mendefenisikan kreativitas sebagai proses yang dilalui oleh seorang individu di tengah-tengah pengalamannya, dan menyebabkannya untuk memperbaiki dan mengembangkan dirinya. Manusia semakin lama semakin berkembang kea rah yang lebih komplek, dengan kemampuan berpikir yang semakin berkembang dan menciptakan ide-ide kreatif . Begitu juga dengan para pengrajin Desa Huta Namora yang sudah sejak lama berkreativitas dengan menganyam, salah satunya menganyam eceng gondok. Menurut mereka kreatif seseorang diperoleh dengan belajar, pengalaman maupun yang diperoleh secara turun-temurun. Seperti penuturan salah satu informan : Universitas Sumatera Utara 57 “Kreatif ini kan berbeda-beda pengertiannya, tergantung orangnya lah. Kalo ibu sendiri, menurut ibu kreatif ini kalo seseorang bisa membuat atau menciptakan sesuatu yang baru. Itu saja sudah cukup, berarti kan ada muncul ide dari pikiran dia. Kayak menganyam eceng gondok ini lah, ini kan termasuk sesuatu yang baru di Desa ini, walaupun hasil kerajinan kami dari segi keindahan memang ku akui masih kalah dengan yang di Tasikmalaya atau Jogjakarta. Tapi kami telah mampu memunculkan sesuatu yang baru Heddy Simbolon, 54 tahun.” Pemikiran tentang kreativitas memang berbeda-beda, tergantung cara seseorang memandang. Kreativitas sering dikaitkan dengan konsep ekonomi kreatif yang mengandalkan ide, daya cipta dan daya kreasi individu. Manusia sendiri adalah inti dari semuanya, mereka harus mau belajar dan mulai menciptakan yang baru. Saya menganyam dan menciptakan berbagai jenis kerajinan sederhana hingga yang tersulit. Saya tidak hanya sekedar menganyam asal jadi aja, saya lebih senang mencoba-coba membuat hal baru. Kayak buat kursi dari anyaman eceng gondok dan saya padukan dengan rotan sebagai rangka kursi. Sehingga kreatif itu ada kegunaannya dan kerajinan memiliki nilai tambah Janter Gurning, 46 tahun.” Kreativitas merupakan bagian dari inovasi, dalam arti masyarakat mampu memproduksi suatu barang dari sumber daya yang tak terbatas dengan ide, gagasan, bakat dan talenta yang dimiliki. “Menurut ibu sendiri kreativitas itu, kalo masyarakat yang sebelumnya tidak tahu membuat atau menghasilkan sesuatu, tapi karna belajar mereka menjadi tahu. Dan menurut saya kreatif itu harus ada hasil barang yang nampak apapun itu, mau jelek atau bagus yang penting bisa jadi uang. Ujung-ujungnya kan ke uang juga kita ini, untuk apa kita capek buat tapi tidak ada uangnya, sama aja sia- sia Merli Sinurat, 56 tahun.” Universitas Sumatera Utara 58 Perbedaan pengetahuan mengenai kreativitas, juga mempengaruhi pada baik buruknya tampilan produk kerajinan yang dihasilkan. Seorang pengrajin yang benar- benar menekuni usahanya dan belajar lebih lagi, untuk mengembangkan ide-ide, pemikiran dan pengetahuan tentu akan menghasilkan produk kerajinan yang menarik di mata masyarakat. Pengertian kreativitas sendiri dilihat dari sudut pandang masing- masing individu dan dikreasikan pada suatu produk secara berbeda-beda. Namun pada intinya kreativitas selalu dikaitkan dengan identitas diri seseorang, yang menandakan bahwa dia kreatif atau tidak.

3.3 Pandangan Umum Masyarakat Terhadap Usaha Kerajinan Eceng