Pemasaran Pendapatan Usaha Jenis Produk, Pemasaran dan Pendapatan Usaha

103 Harga produk kerajinan eceng gondok bervariasi sesuai dengan jenis produk kerajinan dan tingkat kesulitan mengerjakannya. Secara umum harga yang ditetapkan para pengrajin eceng gondok di Desa Huta Namora adalah: TABEL 5 Harga Kerajinan Eceng Gondok No Nama Barang Harga Jual unit 1 Tas Rp. 80.000,- – Rp. 120.000,- 2 Topi Rp. 20.000 ,- 3 Tempat Pulpen Rp. 15.000,- – Rp. 25.000,- 4 Taplak meja Rp. 50.000,- Rp. 80.000,- 5 Tempat botol minum Rp. 25.000,- 6 Sandal Rp. 15. 000,- 7 Kursi Rp. 450.000,- 8 Gendongan bayi Rp. 250.000,- – Rp. 400.000 Sumber : Fitri Malau, 2016. Daftar Harga Kerajinan Eceng Gondok

5.9.2 Pemasaran

Pemasaran produk kerajinan eceng gondok ini dilakukan secara langsung. Pemasaran langsung berarti barang dibeli langsung oleh konsumen dari pengrajin. Produk-produk kerajinan ini biasanya dipajang di rumah supaya konsumen mudah untuk membeli. Konsumen juga dapat memesan langsung produk kerajinan sesuai dengan keinginannya. Selain itu pesanan juga biasanya datang dari orang yang melakukan pesta atau acara pernikahan, produk kerajinan yang dipesan berupa gantungan kunci yang dijadikan souvenir untuk para tamu atau undangan. Universitas Sumatera Utara 104 Selain itu produk kerajinan ini juga dijual ke Pasar Pangururan pada saat pekan dan penjualannya dilakukan oleh pengrajin secara langsung. Untuk produk kerajinan kursi dan gendongan bayi biasanya diekspor ke luar negeri seperti Belanda, Perancis dan Singapura masih relatif kecil. Para pengrajin juga mengikuti bazar atau pameran yang biasa diadakan pada saat ulang tahun Kabupaten Samosir, tujuannya untuk sekaligus promosi ekonomi kreatif Samosir. Selain itu para pengrajin juga diundang untuk membuka stand bazar apabila ada acara kunjungan ibu ketua PKK dari Medan.

5.9.3 Pendapatan Usaha

Kapasitas produksi kerajinan eceng gondok di Desa Huta Namora dalam kurun waktu satu bulan tidak menentu. Jumlah kerajinan yang diproduksi tergantung juga pada pesanan. Tidak semua jenis kerajinan diproduksi, hanya beberapa produk andalan yang merupakan pesanan dan permintaan dari pasar. Jumlah rata-rata kerajinan yang laku terjual oleh masing-masing pengrajin dalam satu bulan diantaranya: 10 unit tas, 5 pasang sandal, 10 unit taplak meja, 5 unit tempat botol minuman, 5 buah topi, sedangkan untuk gendongan bayi dan kursi dikerjakan hanya apabila ada pemesanan. Biasanya dalam kurun waktu satu tahun, pemesanan gendongan bayi dan kursi masing-masing hanya satu unit saja. Sementara untuk produk-produk lainnya seperti keranjang sampah dan alas kaki diproduksi apabila ada permintaan dalam jumlah besar, seperti permintaan dari Dinas Pendidikan untuk didistribusikan ke sekolah-sekolah yang ada di Samosir dan pameran atau bazar, yang diadakan bulan Universitas Sumatera Utara 105 delapan bertepatan dengan kunjungan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud. Produksi kerajinan eceng gondok ini membutuhkan biaya yang masih terbilang murah. Biaya yang dibutuhkan hanya sekitar Rp. 10.000,- – Rp. 15.000,-. Biaya tersebut digunakan untuk membeli beberapa pewarna, lem, serta aksesoris sebagai motif yang akan dipasang pada kerajinan tersebut. Berbeda halnya dengan biaya produksi kerajinan seperti kursi dan pembatas ruangan, karena kedua jenis kerajinan ini membutuhkan rotan dan biaya yang dibutuhkan lebih besar. Selanjutnya, dalam pembahasan ini penulis akan menjabarkan pendapatan per bulan ke empat pengrajin melalui sebuah tabel. Berikut tabel pendapatan usaha pengrajin Desa Huta Namora : TABEL 6 Pendapatan Usaha Pengrajin Desa Huta Namora No Nama-Nama Pengrajin Pendapatan UsahaBulan 1 Merli Sinurat Rp. 300.000 – Rp. 600.000,- 2 Janter Gurning Rp. 400.000 – Rp. 800.000,- 3 Heddy Simbolon Rp. 250.000 – Rp. 500.000,- 4 Wanjen Simbolon Rp. 200.000 – Rp. 300.000,- Sumber : Fitri Malau, 2016. Wawancara langsung dengan para pengrajin Pendapatan usaha tersebut diperoleh langsung oleh peneliti dari para pengrajin. Menurut para pengrajin, jumlah pendapatan usaha mereka tidak menentu setiap bulannya. Pendapatan mereka tergantung banyaknya jumlah produk yang Universitas Sumatera Utara 106 terjual dan jumlah pesanan per bulannya. Pendapatan ini cukup signifikan bagi para pengrajin Desa Huta Namora dengan sumber mata pencaharian utama sebagai petani. Proses produksi ini dilakukan melalui proses yang panjang dan melalui berbagai tahapan. Potensi alam yang memadai membuat pengrajin tidak pernah kekurangan bahan baku, sehingga produksi dapat dilakukan kapan saja. Pengetahuan menganyam yang dimiliki oleh warga Desa Huta Namora telah menciptakan suatu kreasi unik serta bernilai jual yang dijual ke pasar dan bergantun pada pesanan konsumen. Usaha kerajinan eceng gondok ini dapat membantu meningkatkan dan menambah penghasilan masyarakat Desa Huta Namora. Universitas Sumatera Utara 107 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dewasa ini manusia mulai mengekspresikan kemampuannya melalui pengetahuan dan kreativitas. Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks, dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivitaskan dirinya. Manusia mengolah alam produktif menjadi alam yang materiil. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang memadai disertai dengan kreativitas diri maka para pengrajin anyaman Desa Huta Namora mulai mendirikan usaha ekonomi kreatif. Produk kerajinan tangan berupa anyaman eceng gondok dikreasikan semenarik mungkin agar dapat meningkatkan pendapatan. Ekonomi kreatif memang sangat strategis sebagai unsur budaya yang dikembangkan untuk membangun masyarakat lokal. Pengetahuan masyarakat berkembang seiring waktu berjalan. Pengetahuan berkembang demi pemenuhan kebutuhan hidup. Begitu juga halnya dengan pengetahuan masyarakat Samosir khususnya Desa Huta Namora dalam hal mengolah eceng gondok menjadi sebuah kerajinan yang bernilai jual. Eceng gondok yang merupakan gulma yang sulit diberantas dimanfaatkan oleh para pengrajin untuk memperoleh penghasilan tambahan. Setelah penulis melakukan penelitian tentang pemanfaatan eceng gondok di Desa Huta Namora, maka terjawablah pertanyaan penelitian. Pertama, terdapat dua faktor yang mempengaruhi masyarakat melakukan usaha ekonomi kreatif eceng Universitas Sumatera Utara