Desa Huta Namora Sebagai Kampung Literasi

52 Program Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir juga turut mendukung kegiatan prakarya eceng gondok. Dinas Pendidikan menetapkan peraturan untuk seluruh sekolah di Samosir mulai dari tingkat SD, SMP, SMA maupun SMK menggunakan tas eceng gondok setiap hari kamis. Program yang terbilang sederhana namun unik ini, direspon positif oleh masyarakat Samosir. Program ini telah terlaksana sejak tahun 2015 dan masih berlangsung sampai saat ini. Seperti penuturan Kepala Dinas Pendidikan: “Untuk mendukung prakarya eceng gondok ini kami dari Dinas Pendidikan juga menetapkan peraturan untuk seluruh sekolah di Samosir mulai dari tingkat SD, SMP, SMA dan SMK menggunakan tas eceng gondok setiap hari kamis. Program ini telah terlaksana sejak tahun 2015, baik guru maupun siswa wajib menggunakan tas eceng gondok Marulak Malau, 59 tahun.” Kebijakan ini guna mendukung pelaku ekonomi kreatif dan usaha kerajinan eceng gondok Desa Huta Namora. Kebijakan dengan latar belakang pola hidup sederhana yang berarti siswa-siswi dan guru Samosir tampil sederhana dengan menggunakan produk kerajinan lokal guna mendukung kearifan budaya dan mendukung usaha ekonomi kreatif para pengrajin.

4. Desa Huta Namora Sebagai Kampung Literasi

Ketua Harian Literasi Nasional 8 mengatakan kampung literasi merupakan model pembelajaran keaksaraan yang komprehensif, namun bukan sekedar belajar membaca, menulis dan berhitung, tapi juga menjadi arena melakukan aktivitas lainnya seperti kelompok kesenian, kelompok pengrajin, kelompok tani, kelompok 8 Dalam http:www.antaranews.comberita561729kemdikbud-telah-bentuk-31-kampung-literasi Diakses pada tanggal 23 Mei 2016, pukul 10.00 WIB Universitas Sumatera Utara 53 belajar anak-anak hingga belajar keterampilan untuk meningkatkan kecakapan hidup. Ditargetkan akan ada 514 kampung literasi pada 2019 dengan anggaran Rp. 160 juta per kabupaten. Salah satu daerah yang sudah mewujudkan diri sebagai Kampung Literasi adalah Provinsi Jawa Tengah 9 , melalui P2PAUDNI mengalokasikan dana Rp. 300 juta untuk mengembangkan Kampung Literasi. Desa Bergaslor Kec. Bergas, Kab. Semarang, menjadi contoh Kampung Literasi pertama di Jawa Tengah, sekaligus Indonesia. Kampung Literasi difokuskan pada penyediaan bahan bacaan pada gardu baca, taman baca masyarakat, warung baca, dan teknologi informasi. Tidak hanya itu, kampung literasi juga menyediakan informasi dan sumber akses informasi kepada masyarakat berkaitan dengan pendidikan, sosial budaya, seni, hukum, ekonomi pertanian, perikanan, perdagangan dan kesehatan. Melalui Dinas Pendidikan Samosir, Desa Huta Namora menjadi desa percontohan kampung literasi di Samosir. Desa Huta Namora dinamai Kampung Literasi Ekklesia. Desa Huta Namora menjadi kampung literasi mulai tahun 2015. Program Kampung Literasi ini merupakan program yang bertujuan untuk pengembangan kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat termasuk kelompok tani, kelompok pengrajin seperti pengrajin pandan, pengrajin eceng gondok, pengrajin rotan, dan kelompok les Bahasa Inggris bagi anak-anak yang diadakan setiap hari Sabtu dan Minggu. Kampung Literasi merupakan satu upaya agar masyarakat di Desa 9 Dalam http:www.kompasiana.comagusirkhamkampung literasi_551761928133118c669de679 Diakses pada tanggal 23 Mei 2016, pukul 10.30 WIB Universitas Sumatera Utara 54 Huta Namora dapat mandiri dengan mengelola segala potensi yang ada di desa. Kampung Literasi juga akan membuat warung internet warnet dan perpustakaan sebagai taman baca masyarakat bagi anak-anak maupun orang dewasa. “Selain pengembangan kegiatan seperti kelompok tani dan kelompok pengrajin, di kampung literasi juga direncanakan akan dibuat sebuah perpustakaan sebagai tempat membaca anak-anak sekolah dan warung internet warnet yang hanya menyediakan informasi tentang pendidikan, lengkap dengan daftar hadir si anak ke warnet. Sehingga anak-anak tidak lagi berbohong dengan alasan ke warnet padahal tidak. Anak-anak juga tidak akan bisa buka situs-situs yang negatif seperti situs porno, Lastuana Simbolon, 46 tahun. Hal ini diungkapkan oleh Lastuana Simbolon selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir pada saat menghadiri rapat yang diadakan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan. Rapat ini berlangsung pada hari Sabtu tanggal 28 Maret 2016 pukul 09.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Rapat ini dihadiri oleh kelompok pengrajin anyaman eceng gondok. Rapat digelar untuk mengetahui sudah sejauh mana perkembangan kelompok pengrajin anyaman eceng gondok ini, sekaligus Dinas Pendidikan meminta para pengrajin membuat kerajinan anyaman eceng gondok dalam jumlah banyak untuk didistribusikan keseluruh sekolah yang ada di Kabupaten Samosir. Adapun jenis kerajinan anyaman eceng gondok yang akan dibuat adalah alas kaki, keranjang sampah, dan vas bunga. Kegiatan yang sudah berlangsung di kampung literasi selain kelompok pengrajin adalah kelompok tani. Kelompok tani yang terbentuk ada dua yaitu kelompok tani namora satu dan kelompok tani namora dua, kedua kelompok tani Universitas Sumatera Utara 55 tersebut beranggotakan 44 orang. Harapan kedepannya Kampung Literasi akan menjadi pusat informasi bagi seluruh masyarakat Samosir. Bukan hanya masyarakat desa itu sendiri, para pendatang yang ingin mengetahui produk kerajinan apa saja yang ada di desa itu dapat mendatangi Kampung Literasi Desa Huta Namora.

5. Keterbukaan Masyarakat Terhadap Inovasi Baru