LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Alam IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip- prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Tujuan pembelajaran IPA di SDMI adalah 1 memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya; 2 mengembangkan pengetahuan, pemahaman konsep –konsep yang bermanfaat diterapkan dalam kehidupan sehari–hari; 3 mengembangkan rasa ingin tahu, sikap kognitif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; 4 mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; 5 meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; 6 meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; 7 memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP MTs. Depdiknas, 2006. Tujuan pembelajaran IPA dalam KTSP tersebut mengandung konsep- konsep yang dapat menyeimbangkan aspek afektif, kognitif dan psikomotor siswa. Namun, kenyataaan di lapangan menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran IPA belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Hasil penelitian TIMSS Trends Internasional in Mathematics and Science Study yang menunjukan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam bidang IPA berada pada urutan ke-38 dari 40 negara Puskurbuk Litbang Kemdikbud, 2007. Selain itu, temuan lain menurut Haryono 2013: 3 proses pembelajaran IPA selama ini, guru lebih menekankan pada sejumlah fakta dan konsep. Penggunaan metode ceramah yang tidak variatif sering dilaksanakan dalam setiap kegitan pembelajaran, sehingga aktivitas pembelajaran selalu didominasi oleh guru. Peserta didik menjadi pebelajar yang pasif, dan cepat merasa bosan dalam belajar. Hal ini dikarenakan pula langkanya penggunaan pemanfaatan alat-alat penunjang pembelajaran IPA. Peserta didik hanya menjadi pendengar, penulis ringkasan atau pencatat materi yang ada pada buku sumber. Berdasarkan refleksi awal dengan tim kolaborasi melalui data dokumen, observasi, wawancara dan catatan lapangan ditemukan masalah mangenai kualitas pembelajaran IPA kelas V SDN Mangunsari Kota Semarang masih rendah. Permasalahan tersebut disebabkan karena guru belum menggunakan model pembelajaran inovatif yang mengaktifkan siswa, sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran. Selain itu, aktivitas tanya jawab antara guru dan siswa sebagai suatu interaksi masih jarang dilakukan, sehingga siswa kurang optimis dalam menyampaikan pendapat. Guru juga belum menggunakan media dalam pembelajaran IPA, sehingga siswa kurang terfasilitasi dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Permasalahan tersebut didukung hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN Mangunsari Kota Semarang dengan data dari 29 siswa terdapat 9 siswa 31,03 yang mendapatkan nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yaitu ≥68, sedangkan sisanya 20 siswa 68,97 mendapatkan nilai dibawah KKM ≥68. Data tersebut menunjukkan perlu adanya penerapan model dan media pembelajaran yang menarik agar dapat menambah antusias siswa untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di SDN Mangunsari Kota Semarang. Permasalahan mengenai rendahnya kualitas pembelajaran IPA di SDN Mangunsari Kota Semarang merupakan masalah penting dan mendesak untuk segera dicari alternatif pemecahan masalahnya. Berdasarkan diskusi peneliti dan tim kolaborasi, menetapkan alternatif tindakan berupa penerapan pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran, dan menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran inovatif mengutamakan peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator disamping informator. Selain itu, selama proses pembelajaran diharapkan dapat menambah antusias siswa dalam pembelajaran, serta meningkatkan semangat optimistis siswa dalam menyampaikan pendapat. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui model Picture and Picture berbantu media audio visual dalam pembelajaran IPA. Penerapan model Picture and Picture berbantu media audio visual diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing yang akan menunjang kegiatan siswa. Menurut Hamdani 2011: 89 model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Dalam operasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi diurutkan menjadi urutan yang logis. Kelebihan model Picture and Picture adalah memudahkan siswa untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh guru ketika menyampaikan materi pembelajaran sehingga siswa cepat tanggap atas materi yang disampaikan karena diiringi dengan gambar-gambar Shoimin, 2014: 125. Penerapan model pembelajaran Picture and Picture akan lebih efektif jika didukung dengan media audio visual. Media pembelajaran audio visual menurut Kustiono 2010: 4 merupakan bentukan media baik software maupun hardware yang mengandung dan mampu menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara auditif sekaligus visual. Media audio visual dapat memproyeksikan gambar hidup dengan bantuan suara sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi. Kelebihan media audio visual menurut Hamdani 2011:120 antara lain; 1 dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari peserta didik ketika mereka membaca,berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain; 2 menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu; 3 mendorong dan meningkatkan motivasi siswa; serta 4 menanamkan sikap dan segi-segi afektif. Penelitian yang mendukung penerapan model Picture and Picture berbantu media audio visual ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Moerwani, Ninik Sri 2011 dengan judul “Penggunaan pembelajaran kooperatif model Picture and Picture untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV Semester 1 SD Negeri 2 Jatipohon Kecamtan Grobogan Kabupaten Grobogan Tahun 20112012”. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum perbaikan pembelajaran siswa yang tuntas KKM 69 hanya 13 siswa dari 28 siswa 46. Pada siklus I siswa yang tuntas KKM 69 meningkat menjadi 20 siswa 71. Pada siklus II siswa yang tuntas KKM 69 meningkat kembali menjadi 24 siswa 86. Dari hasil penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri 2 Jatipohon Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 20112012. Penelitian lain yang mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wulandari, Baktiyas Dwi 2012 yang berjudul “Upaya Peningkatan Motivasi Belajar IPA Kelas III Melalui Penggunaan Media Audio Visual Di SD Negeri Donokerto”. Hasil penelitian yang dilakukan selama dua siklus menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran audio visual pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar siswa ditandai dengan peningkatan persentase rerata motivasi belajar dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebesar 14.03, yaitu dari 61.49 pada siklus I meningkat menjadi 75.52 pada siklus II. Peningkatan motivasi belajar siswa ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap siswa yang lebih baik pada saat mengikuti pembelajaran IPA. Siswa memiliki semangat belajar lebih besar daripada sebelumnya. Siswa lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran serta mampu memusatkan perhatian terhadap materi pembelajaran. Diharapkan dengan menerapkan model Picture and Picture berbantu media audio visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA siswa kelas V SDN Mangunsari Kota Semarang serta menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Sehingga siswa dapat belajar dengan lebih antusias karena siswa akan mempunyai gambaran terhadap keadaan nyata yang ada di sekitar mereka melalui gambar-gambar dan dapat menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna. Dari ulasan latar belakang tersebut di atas maka peneliti akan mengkaji penelitian tindakan kelas dengan judul : “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Picture and Picture Berbantu Media Audio Visual Siswa Kelas V SDN Mangunsari Kota Semarang ”.

1.2 PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

1.2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1.2.1.1 Rumusan Umum Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui model Picture and Picture berbantu media audio visual siswa kelas V SDN Mangunsari Kota Semarang ? 1.2.1.2 Rumusan Khusus a. Apakah melalui model pembelajaran Picture and Picture berbantu media audio visual dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA siswa kelas V SDN Mangunsari Kota Semarang ? b. Apakah melalui model pembelajaran Picture and Picture berbantu media audio visual dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA siswa kelas V SDN Mangunsari Kota Semarang ? c. Apakah melalui model pembelajaran Picture and Picture berbantu media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V SDN Mangunsari Kota Semarang ?

1.2.2 Pemecahan Masalah

Permasalahan yang terkait dengan peningkatan kualitas pembelajaran IPA diupayakan pencapaiannya dengan menerapkan model pembelajaran Picture and Picture berbantu media audio visual. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture Suprijono, 2014: 125-126 adalah sebagai berikut : a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; b. Menyajikan materi sebagai pengantar; c. Guru menunjukan memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi; d. Guru menunjuk memanggil siswa secara bergantian memasang mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis; e. Guru menanyakan alasan dasar pemikiran urutan gambar tersebut; f. Dari alasan dasar pemikiran urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai; g. Kesimpulan rangkuman.

Dokumen yang terkait

Penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: penelitian tindakan pada siswa kelas IV MI Miftahul Falah Depok

2 5 113

Penggunaan model pembelajaran kooperatif picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: PTK di MI Miftahul Huda Muhamadiyah Kota Depok.

6 86 107

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 02 SEMARANG

0 11 293

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY BERBANTU MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGANYAR 01 KOTA SEMARANG

0 31 263

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA FLIPCHART PADA SISWA KELAS IV SDN MANGUNSARI SEMARANG

0 8 297

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE DENGAN PERMAINAN SUSUN KATA PADA SISWA KELAS IV SDN NGIJO 01 GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

0 8 307

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN PUDAKPAYUNG 02 KOTA SEMARANG

0 16 294

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN GAJAHMUNGKUR 02 SEMARANG

0 4 332

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE DENGAN MEDIA Peningkatan Motivasi Belajar Ipa Melalui Penerapan Strategi Picture And Picture Dengan Media Interaktif Microsoft Powerpoint Pada Siswa Kelas V Sdn 03 Kaliwuluh

0 2 16

Peningkatan keterampilan menulis melalui model pembelajaran Picture and Picture siswa kelas III SDN Ngaban Tanggulangin.

0 0 94