konsumen likelihood or tendency dan sering juga disebut sebagai intention. Sumarwan 2004 menyebutkan tricomponent model sebagai Model Sikap
ABC. A menyatakan sikap affect, B adalah perilaku behavior, C adalah kepercayaan cognitive.
2 Model Sikap Multiatribut Fishbein Dalam Sumarwan 2004 Model Multiatribut Sikap dari Fishbein terdiri
dari tiga model: the attitude-toward-object model, the attitude-towardbehavior- model, dan the theory-of-reasoned-action model. Model sikap multiatribut
menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sikap produk atau merek sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atributatribut
yang dievaluasi. Model sikap terhadap objek secara khusus cocok untuk pengukuran sikap terhadap suatu produk atau merek tertentu Fishbein dalam
Schiffman dan Kanuk 2005. Menurut model ini, sikap konsumen didefinisikan sebagai suatu fungsi dari penampilan dan evaluasi terhadap
sejumlah keyakinan dari produk tertentu atau atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu produk atau merek tertentu Schiffman dan Kanuk 2005. Model ini
secara singkat menyatakan bahwa sikap seseorang konsumen terhadap suatu objek akan ditentukan oleh sikapnya terhadap berbagai atribut yang
dimiliki oleh objek tersebut Suwarman 2004.
2.2.4. Remaja Adolescence
Remaja atau adolescence adalah periode perkembangan selama dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa,
biasanya antara 14-20 tahun. Menurut Soetjiningsih 2004 remaja berusia 11-20 tahun yang dibagi menjadi tiga tahap remaja awal early adolescence yaitu
berusia 11-13 tahun, remaja tengah middle adolescence yaitu berusia 14-16 tahun, dan remaja akhir final adolescence yaitu berusia 17-20 tahun.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Istilah adolescence biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas menunjukkan titik dimana reproduksi kemungkinan besar dapat
terjadi. Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk
menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi potter and perry, 2005
2.2.5. Preferensi Konsumen
Preferensi berasal dari bahasa inggris “prefer” yang berartilebih suka atau melebihkan, sedangkan “Preference” bisa diartikan pilihan. Preferensi
merupakan suatu sifat atau keinginan untuk memilih. preferensi media umunya meminta pengguna media untuk mengurutkan preferensi pengguna terhadap
suatu media Vivian, 2010. Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif individu, yang
diukur dengan utilitas, dari bundel berbagai barang. Konsumen dipersilahkan untuk melakukan rangking terhadap bundel barang yang mereka berikan pada
konsumen Indarto, 2011. Kotler 2005 menyatakan bahwa preferensi konsumen adalah derajat suka
atau tidak suka seseorang terhadap suatu jenis produk. Preferensi terhadap produk pangan merupakan gambaran atas sikap seseorang terhadap pangan
dan sesorang dapat melakukan pilihan dari produk yang ada sedikitnya dua jenis yang berbeda. Kotler 2000, menyatakan bahwa preferensi terhadap produk
pangan bersifat sementara pada orang yang berusia muda atau masih remaja dan bersifat permanen bagi mereka yang sudah berumur dan pada akhirnya
dapat menjadi gaya hidup. Simamora 2002, mendefiniskan preferensi adalah suatu sikap konsumen
dalam memilih suatu produk yang akan dikonsumsi berdasarkan tingkat keputusan relatif, sesuai dengan keberadaan merek tersebut. Preferensi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
konsumen akan berbeda dengan preferensi konsumen lainnya, dengan kata lain prefernsi konsumen berfifat subyektif. Perbedaan ini disebabkan oleh krakteristik
konumen seperti jumlah pendapatan dan tingkat pendididikan. Ariani 1997, mengartikan preferensi adalah suatu konsep abstrak yang menggambarkan peta
peningkatan kepusan yang diperoleh dari kombinasi barang dan jasa sebagai cermin dari slera pribadinya. Kata lain preferensi konsumen merupakan
gambaran tentang kombinasi barang atau jasa yang lebih disukai konsumen apabila konsumen konsumen memiliki kesempatan untuk memperolehnya.
Perlu diperhatikan adalah preferensi itu bersifat independen. Terkadang seseorang dapat memiliki preferensi untuk produk A lebih dari produk B,
besanko dan Braeutigam, 2002. Guna memahami preferensi konsumen dalam memilih produk, maka diperlukan kerangka pikir yang memudahkan penelitian.
Ada banyak model yang mengungkap tentang perilaku konsumen, namun model yang dikemukakan oleh Sandhusen 2000 cukup menjelaskan respon dari
konsumen sebagai pembeli dalam mengambil keputusan. Adanya faktor eksternal juga mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan
Faktor eksternal merupakan segala hal yang berasal dari luar diri konsumen yang mampu mempengaruhi konsumen dalam memberikan respon
seperti menentukan pemilihan terhadap produk.
2.2.6. Keputusan Pembelian Konsumen 2.2.6.1. Proses Keputusan Pembelian Konsumen