20
misalnya:menceritakan pengalaman yang menarik, menuliskan suatu peristiwa sederhana, membaa bacaan kemudian membuat ikhtisar, dan meringkas cerita
yang didengar; c
Pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan siswa dalam mengamati, mengklarifikasi, menginterpretasi, dan mengomunikasikan,
misalnya dalam melaporkan hasil kunjungan, menyusun laporan pengamatan, membuat iklan, dan menyusun kalimat acak menjadi paragraf yang padu; dan
d Pendekatan tematis menekankan tema pembelajaran sebagai payungpemandu
dalam pembelajaran, seperti menulis pengalaman dalam bentuk puisi, dan menyusun naskah sambutan.
Keempat pendekatan tersebut pada hakikatnya mempunyai karakteristik yang sama dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu memandang siswa di dalam
pembelajaran sebagai subyek pembelajaran bukan sebagai objek pembelajaran. Dalam hal ini, peran guru sebagai motivator dan fasilitator di dalam membangkitkan
potensi siswa dalam membangunmengonstruk gagasan ide masing-masing di dalam pembelajaran Masnur Muslich, 2010:86.
2.2.4 Pembelajaran Menulis di SMA Kelas X
Pembelajaran menulis ditingkat SMA dan perguruan tinggi hendaknya bertujuan bukan semata-mata untuk menghasilkan bahasa saja, melainkan bagaimana
mengungkapkan gagasan dengan menggunakan sarana bahasa tulis secara tepat.
21
Dengan kata lain, pembelajaran menulis harus melibatkan unsur linguistik dan ekstralinguistik, memberi kesempatan kepada para siswa untuk tidak saja berpikir
bagaimana menggunakan bahasa secara tepat, melainkan juga memikirkan gagasan- gagasan apa yang akan dikemukakan. Tugas tersebut berarti melatih siswa untuk
mengomunikasikan gagasannya melalui sebuah tulisan Iskandarwassid, 2008:251.
Pembelajaran menulis berdasarkan konsep kurikulum berbasis kompetensi KBK menurut Pusat Kurikulum 2002, adalah 1 kompetensi berkenaan dengan
kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks, 2 kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilakukan siswa untuk menjadi kompeten,
3 kompeten merupakan hasil belajar yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan oleh siswa setelah melalui proses pembelajaran, 4 keandalan kemampuan siswa
melakukan sesuatu yang harus didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur Trianto, 2011:17.
Sistem pengelolaan KTSP menurut Trianto 2011:26 menuntut kegiatan belajar mengajar yang diberdayakan semua potensi siswa untuk menguasai
kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan itu diarahkan untuk mendorong individu belajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar. Kegiatan Belajar
Mengajar KBM dilandasi oleh prisip-prinsip:1 berpusat pada siswa, 2 me- ngembangkan kreativitas siswa, 3 menciptakan kondisi yang menyenangkan dan
menantang, 4 mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai, 5 menyediakan pengalaman belajar yang beragam, 6 belajar melalui berbuat.