14
dimengerti secara jelas. Karangan yang kabur, ruwet, dan gelap maksudnya akan membosankan pembaca dan melatih pikirannya. Berikut ini dijelaskan ciri-ciri
karangan yang jelas.
a. Mudah; mudah dimengerti oleh pembaca. Setiap orang menyukai karangan
yang dapat dipahami dengan jelas tanpa susah payah; b.
Sederhana; tidak berlebih-lebihan dengan kalimat-kalimat dan kata-kata. Semakin sederhana, semakin dapat karangan itu menggambarkan sesuatu
buah pikiran secara terang dalam pikiran pembaca; c.
Langsung; tidak berbelit-belit ketika menyampaikan pokok persoalannya; d.
Tepat; dapat melukiskan secara detail ide-ide yang terdapat dalam pikiran penulis.
2.2.2.2 Langkah-langkah Menulis Karangan Argumentasi
Beberapa langkah atau tahapan dalam menulis sebuah karangan argumentasi, yaitu: 1 menentukan tema atau topik permasalahan, 2 merumuskan tujuan
penulisan, 3 mengumpulkan data atau bahan berupa bukti-bukti, fakta, atau pernyataan yang mendukung, 4 menyusun kerangka karangan, dan 5 mengembang-
kan kerangka menjadi karangan. Pengembangan kerangka karangan argumentasi dapat berpola sebab-akibat, akibat-sebab, atau pola pemecahan masalah Gorys
Keraf, 2001:101 −102.
Semi 2007:76 −78 menyebutkan beberapa langkah yang hendak dilakukan
dalam menulis karangan argumentasi, 1 kumpulkan data dan fakta, 2 tentukan sikap
15
dan posisi penulis, 3 nyatakan sikap penulis pada bagian awal, 4 kembangkan penalaran atau argumen dengan urutan yang jelas, 5 uji argumentasi penulis dengan
jalan mencoba mengandaikan diri berada pada posisi kontras, 6 hindarkan menggunakan kata atau istilah yang terlalu umum dan ragu-ragu, 7 penulis harus
menetapkan secara tepat titik ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan langkah-langkah dalam
melakukan kegiatan menulis karangan argumentasi menurut Gorys Keraf 2001:101- 102. Alasannya karena langkah-langkah dalam pembelajaran yang telah diuraikan
tersebut lebih umum dan terstruktur, serta mudah untuk dilakukan oleh siswa dalam menulis sebuah tulisan karangan argumentasi.
2.2.2.3 Struktur Karangan Argumentasi
Ada tiga bagian terpenting dari sebuah karangan argumentasi. Menurut Gorys
Keraf 2007:104 struktur dari sebuah karangan argumentasi, yaitu sebagai berikut.
1 Pendahuluan
Bagian pendahuluan berfungsi untuk menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca pada argument yang akan disampaikan, serta menunjukkan dasar-
dasar mengapa argumen itu dikemukakan. Fakta-fakta pendahuluan harus benar- benar diseleksi supaya pengarang tidak melakukan hal-hal yang justru bersifat kontra
dengan apa yang dikemukakannya.
16
2 Tubuh argumen
Bagian ini berisi pembuktian kebenaran pendapat yang dikemukakan penulis. Pembuktian kebenaran biasanya dilakukan dengan pemaparan satu atau beberapa
fakta, kesaksian, dan angka yang dapat memperkuat pendapatnya. Jadi kekuatan sebuah argument terdapat pada pendapat yang disertai pembuktiannya untuk
mempengaruhi pembaca. 3
Kesimpulan dan ringkasan Pada bagian ini, penulis membuat ringkasan dari pokok-pokok penting sesuai
dengan urutan argumen-argumen dalam tubuh karangan. Pada karangan argumentasi pengarang harus menjaga agar konklusi yang disimpulkan tetap memelihara tujuan,
menyegarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah dicapai, serta mengapa konklusi-konklusi itu diterima sebagai sesuatu yang logis.
2.2.2.4 Syarat Karangan Argumentasi
Sebuah karangan argumentasi yang dibuat, harus memiliki paduan antara unsur- unsurnya, baik antara gagasan utama dengan gagasan penjelasnya antara kalimat yang
satu dengan kalimat yang lainnya. Hal yang harus dihindari dalam karangan argumentasi adalah kalimat yang menyimpang atau kontra dengan gagasan utama.
Oleh karena itu, hubungan antar kalimat dan paragraf dalam sebuah karangan argumentasi harus memiliki kepaduan.
Kepaduan tersebut menurut Gorys Keraf 2001:12 −13 terbagi atas dua macam
yaitu sebagai berikut.