35
Statistics akan diperoleh VIF Variance Inflation Factor. Untuk
mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan ketentuan sebagai berikut:
VIF = I Tolerance
Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas digunakan ketentuan sebagai berikut:
jika VIF 5, maka terjadi multikolinieritas jika VIF 5, maka tidak terjadi multikolinieritas
b Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Untuk memeriksa adanya autokorelasi biasanya
memakai uji Durbin-Watson dengan rumus sebagai berikut:
∑ ∑
= =
=
n I
t t
n t
t t
e I
e e
d
2 2
Keterangan: d
= Statistik Durbin-Watson
t
d
=
Gangguan estimasi t =
Observasi terakhir
t-1 = Observasi
sebelumnya
36
Pada penelitian ini uji autokorelasi yang digunakan adalah Uji Durbin-Watson DW-test, uji Durbin Watson digunakan
untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi
dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Perhitungan uji autokorelasi diperoleh dengan bantuan program
SPSS. Hipotesis yang diuji adalah:
H0: tidak ada auto korelasi r=0 HA: ada autokorelasi r
≠0 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:
Hipotesis nol Keputusan
Jika Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau
negatif Tolak
No decision Tolak
No decision Tidak ditolak
0 d dl ≤ d ≤ du
4 – dl d 4 4 – du
≤ d ≤ 4 – dl du d 4 - du
c Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan kepengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi
ada tidaknya masalah heterokedastisitas digunakan uji korelasi rank dari Sperman Sperman’s rank coreelation test
37
Rumus korelasi rank dari Sperman didefinisikan sebagai berikut:
=
∑
1 6
1
2
n n
d d
i
Keterangan:
i
d =
Perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena
ke-i. N
= Banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank Selanjutnya dengan bantuan omputer program SPSS,
untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heterokedastisitas digunakan ketentuan sebagai berikut:
Jika
s
r hitung
s
r tabel, maka terjadi heterokedastisitas
Jika
s
r hitung
s
r tabel, maka tidak terjadi
heterokedastisitas Atau dapat juga dengan membandingkan tingkat
probabilitasnya. Adapun ketentuan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Jika probabilitas P 0,05, maka terjadi heterokedastisitas Jika probabilitas P 0,05, maka tidak terjadi
heterokedastisitas