perempuan mampu mengingat secara lebih detail, sedangkan anak laki- laki mudah lupa. Hal tersebut akan berakibat terjadinya miskonsepsi,
karena siswa tidak mampu mengingat konsep dengan baik dan lengkap.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan beberapa penelitian yang relevan atau mempunyai keterkaitan dengan judul penelitian yaitu Pujayanto, Labur,
Ratama, dan Mufida. Keempat penelitian tersebut akan diuraikan peneliti
sebagai berikut.
Hasil penelitian yang relevan pertama dilakukan oleh Pujayanto 2006 yang berjudul
“Miskonsepsi IPA Fisika Pada Guru SD”. Jenis penelitian yang dilakukan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
guru mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada pokok bahasan Gaya dan Cahaya. Adapun profil miskonsepsi yang dimiliki guru lebih dari 30
dan besar persentase miskonsepsinya adalah sebagai berikut: 1. Gaya dapat berupa tarikan atau dorongan, gaya magnet selalu berupa tarikan 45 ;
2. Gaya gravitasi dapat berupa dorongan maupun tarikan 40 ; 3. Massa benda di bumi sama dengan massa benda di bulan, berat benda di bumi
sama dengan berat benda di bulan 60 ; 4. Setiap dua benda bersentuhan muncul gaya gesekan 60 ; 5. Pesawat sederhana meringankan kerja
manusia, berarti pada umumnya dengan menggunakan pesawat sederhana gaya kuasa dan “energi” yang digunakan menjadi lebih kecil 100 ; 6.
Cahaya merambat lurus, berarti cahaya tidak dapat dipantulkan oleh permukaan tembok tetapi dapat dibiaskan oleh sebuah medium 85 ; 7.
Benda dapat dilihat jika benda tersebut sebagai sumber cahaya atau ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cahaya dari mata yang sampai ke benda 50 ; 8. Cahaya lampu neon dapat diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lampu neon
adalah cahaya putih seperti cahaya putih matahari 55 . Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu
sama-sama membahas mengenai miskonsepsi pada IPA Fisika. Penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti,
yaitu penelitian ini lebih difokuskan untuk mengetahui ada tidaknya miskonsepsi IPA Fisika pada guru kelas V Sekolah Dasar, sedangkan
peneliti meneliti ada tidaknya miskonsepsi IPA fisika pada siswa kelas V
Sekolah Dasar.
Hasil penelitian yang relevan kedua dilakukan oleh Labur 2008 yang berjudul
“Miskonsepsi Terhadap Konsep Gerak Dan Gaya Dalam Hukum- Hukum Newton Pada Siswa Kelas 1 SMA Di Kecamatan Langke Rembong,
Kabupaten Manggarai, Provin si Nusa Tenggara Timur”. Model penelitian
yang dipakai adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa sangat rendah yaitu hanya 10,0 ,
jawaban salah dan terkaan yang bersumber pada kurang pengetahuan sebesar 33,0 , sedangkan tingkat miskonsepsi siswa cukup tinggi yaitu
sebesar 56,9 . Dari alasan siswa terhadap jawaban miskonsepsi ditemukan beberapa pola miskonsepsi terhadap konsep gerak dan gaya dalam hukum-
hukum newton, dan umumnya sama dengan yang telah dikemukakan oleh peneliti para ahli sebelumnya. Tingginya tingkat miskonsepsi siswa
disebabkan oleh rendahnya minat siswa untuk belajar fisika, rendahnya kemampuan kognitif siswa, rendahnya kualitas guru, dan metode
pembelajaran fisika yang dominan dengan metode ceramah. Selain itu minimnya
sarana pembelajaran
laboratorium dan
buku turut
mempengaruhi terjadinya miskonsepsi dalam diri siswa. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-
sama membahas mengenai miskonsepsi terhadap konsep gerak dan gaya. Penelitian ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang diteliti oleh
peneliti, yaitu penelitian ini lebih difokuskan pada konsep gerak dan gaya dalam hukum-hukum newton pada tingkat SMA, sedangkan peneliti
meneliti tentang IPA fisika pada tingkat Sekolah Dasar.
Hasil penelitian yang relevan ketiga dilakukan oleh Ratama 2013 yang berjudul
“Remidiasi Miskonsepsi Pada Konsep Gerak Lurus Menggunakan Pendekatan Konflik Kognitif’. Jenis penelitian yang
dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 siswa mengalami miskonsepsi pada konsep kinematika gerak lurus, yakni
pada konsep gerak lurus beraturan, gerak lurus berubah beraturan, gerak jatuh bebas yakni sebesar 86,4 . 2 Berdasarkan analisis data diperoleh
persentase siswa yang mengalami miskonsepsi sebelum remidiasi adalah 74,3 sedangkan setelah dilakukan remidiasi dengan pendekatan konflik
kognitif persentase siswa yang mengalami miskonsepsi berkurang menjadi 31,5 . Penurunan persentase siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar
42,8 . Berdasarkan penurunan persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan konflik kognitif
dapat mengurangi miskonsepsi siswa sekolah menengah pada konsep kinematika gerak lurus. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama membahas mengenai miskonsepsi pada konsep gerak. Penelitian ini juga memiliki perbedaan
dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti, yaitu penelitian ini lebih difokuskan pada upaya untuk remidiasi miskonsepsi pada konsep gerak
lurus menggunakan pendekatan konflik kognitif, sedangkan peneliti meneliti tentang ada tidaknya miskonsepsi IPA fisika pada siswa kelas V
Sekolah Dasar tanpa mengetahui upaya untuk remidiasi.
Hasil penelitian yang relevan keempat dilakukan oleh Mufida 2013 yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping dan Jenis
Kelamin Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung
”. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen.
Dengan model
penelitian deskriptif.
Penelitian ini
menunjukkan adanya pengaruh metode pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo
Tulungagung dengan nilai t
hitung
t
tabel
yaitu 3,040 1,995 sehingga hasil H ditolak dan H
1
diterima. Analisis kedua mengenai jenis kelamin
menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung yang
ditunjukkan oleh nilai t
hitung
t
tabel
yaitu 1,062 2,027 sehingga menerima H
dan menolak H
1
. Besarnya pengaruh metode pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo
Tulungagung adalah sebesar 15,3 , sedangkan besarnya pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN
Karangrejo Tulungagung tidak dihitung karena analisis menunjukkan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak adanya pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung. Penelitian tersebut
memilki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti karena penelitian tersebut meneliti tentang jenis kelamin. Penelitian ini juga
memiliki perbedaan dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti, yaitu penelitian ini lebih difokuskan untuk mengetahui pengaruh suatu metode
pembelajaran yaitu mind mapping terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran matematika, sedangkan peneliti meneliti tentang ada
tidaknya miskonsepsi IPA fisika pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Berikut ini merupakan bagan tentang literature map penelitian yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Literature map penelitian yang relevan dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 2.18 Skema penelitian yang relevan.
Pujayanto 2006 “Miskonsepsi IPA Fisika Pada
Guru SD” Labur 2008
“Miskonsepsi Terhadap Konsep Gerak Dan Gaya Dalam Hukum-Hukum Newton Pada Siswa
Kelas 1 SMA Di Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara
Timur” Ratama 2013
“Remidiasi Miskonsepsi Pada Konsep Gerak Lurus Menggunakan Pendekatan Konflik
Kognitif” Miskonsepsi IPA Fisika
Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri Se-
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman
Mufida 2013 “Pengaruh Metode Pembelajaran Mind Mapping dan Jenis Kelamin Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VII MTsN Karangrejo Tulungagung
”
Gambar 2.18 merupakan skema penelitian yang relevan. Ada empat penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu penelitian
dari Pujayanto 2006 mengenai miskonsepsi IPA Fisika pada guru SD, penelitian dari Labur 2008 mengenai miskonsepsi terhadap konsep gerak dan
gaya, penelitian dari Ratama 2013 mengenai miskonsepsi pada konsep gerak, dan penelitian dari Mufida 2013 yang sama-sama meneliti tentang jenis kelamin.
C. Kerangka Berpikir