Tabel 4.13 menunjukkan hasil uji hipotesis yang telah di uji dengan Mann-Whitney Test yang menunjukkan bahwa harga sig2-.tailed adalah
0,223. Hasil uji hipotesis ini menyatakan bahwa harga sig2-.tailed 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
H diterima atau H
1
ditolak, artinya tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman pada instrumen soal uraian.
B. Pembahasan
Bagian ini peneliti akan membahas hasil penelitian miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan
Kabupaten Sleman serta membahas perbedaan miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin. Kedua hasil penelitian tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-
Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman
Peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui adanya miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2
SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman yang menggunakan kurikulum KTSP. Miskonsepsi dapat diketahui melalui
uji coba pada siswa dengan menyebarkan soal pilihan ganda dan
uraian dengan rincian 20 item soal pilihan ganda dan 5 item soal uraian. Uji coba dilakukan sesuai dengan jumlah sampel yang telah
ditentukan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 242 siswa dari 22 SD Negeri di Kecamatan Prambanan.
Peneliti membahas terjadinya miskonsepsi yang pertama melalui soal pilihan ganda. Pada soal pilihan ganda siswa dikatakan
mengalami miskonsepsi dilihat dari pilihan jawaban yang salah dan menurut mereka jawaban yang mereka pilih tersebut yakin benar.
Hasil penelitian pada soal pilihan ganda menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa mengalami miskonsepsi pada item pilihan ganda. Hal
ini dapat dibuktikan dari 20 item soal yang ada, terdapat 13 item soal yang memiliki persentase miskonsepsi lebih dari 30 , 13 item
tersebut adalah item nomor 2, 3, 4, 6, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19. Item soal yang memiliki persentase miskonsepsi kurang dari
30 adalah item nomor 1, 5, 7, 8, 9, 12, dan 20. Nomor item 16 yang mengulas tentang konsep batuan menggolongkan jenis-jenis batuan
menjadi soal yang memiliki nilai miskonsepsi tertinggi dengan persentase sebesar 47,93 , sedangkan nomor item yang memiliki
nilai miskonsepsi terendah dengan persentase sebesar 2,07 terdapat pada nomor item 9 yang mengulas tentang konsep pesawat sederhana
bidang miring. Pembahasan miskonsepsi yang kedua melalui soal uraian. Siswa
dapat dikatakan mengalami miskonsepsi dilihat dari jawaban siswa yang tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya dalam hal ini
adalah kunci jawaban. Hasil penelitian pada soal uraian menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi lebih dari 30 pada tiap item
soal yang diujikan, hanya pada item 4 saja persentase miskonsepsi siswa dibawah 30 . Persentase tertinggi terjadinya miskonsepsi
terdapat pada nomor item 3 yang mengulas tentang konsep sifat bayangan pada cermin dengan persentase 96,69 , sedangkan nomor
item 4 yang mengulas tentang konsep pesawat sederhana fungsi bidang miring menjadi soal yang memiliki miskonsepsi terendah
dengan persentase 17,36 . Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti pada
soal instrumen pilihan ganda dan uraian dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan
Prambanan Kabupaten
Sleman mengalami
miskonsepsi. Miskonsepsi atau kesalahan konsep menunjuk pada suatu konsep
yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima pakar dalam bidang itu Suparno, 2005 :4. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada konsep gaya, pesawat sederhana, cahaya, pelapukan, dan struktur
bumi. Penelitian yang sudah dilakukan peneliti memperoleh hasil
yang sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Labur 2008. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa tingkat miskonsepsi
siswa cukup tinggi, miskonsepsi tersebut terdapat pada konsep gaya dan gerak. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Pujayanto 2006 guru mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada pokok bahasan Gaya dan
Cahaya. Apabila guru mengalami miskonsepsi dan konsep yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dimiliki tersebut diberikan kepada siswa, maka siswa juga akan mengalami miskonsepsi.
Penelitian yang dilakukan oleh Labur 2008 dan Pujayanto 2006 telah menguatkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti. Hasil yang didapatkan oleh peneliti dapat membuktikan bahwa miskonsepsi terjadi pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri
se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman pada materi IPA Fisika, walaupun tempat penelitian, variabel penelitian, dan sampel
yang digunakan berbeda.
2. Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri se-