Jenis Kelamin Kajian Pustaka

e Lapisan atmosfer memiliki ketebalan 640 km serta tersusun dari lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer.

6. Jenis Kelamin

Secara biologis jenis kelamin adalah pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu, seks merupakan kodrat atau ketentuan Tuhan sehingga bersifat permanen dan universal. Ada dua jenis kelamin di dunia ini yaitu laki-laki dan perempuan Sundari, 2009. Jenis kelamin mengacu pada ciri organ biologis, seperti payudara, rahim, vagina, dan ovum untuk perempuan; dan memiliki penis dan sperma untuk laki-laki Echols dan Shadily dalam Marzuki, 2013: 2 Setiap siswa baik itu laki-laki maupun perempuan memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Menurut beberapa pakar, taraf inteligensi seseorang dapat digolongkan berdasarkan jenis kelamin. Muncul anggapan bahwa pada umumnya kecerdasan siswa laki-laki terletak pada kekreatifitasannya lebih dominan menggunakan otak kanan sedangkan siswa perempuan pada umumnya memiliki kecerdasan di bidang akademik lebih dominan menggunakan otak kiri Ahmadi dan Widodo dalam Mufida, 2013: 83. Pendapat tersebut diperkuat oleh Hamalik 2007: 91 yang mengatakan bahwa secara psikologis laki-laki dan perempuan tingkat inteligensinya berbeda, anak laki-laki sebagai suatu kelompok memperlihatkan variabilitas yang lebih besar daripada anak perempuan dalam penyebaran inteligensi, artinya anak laki-laki tingkat inteligensinya lebih lemah atau rendah daripada anak perempuan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa laki- laki dengan perempuan berbeda tingkat inteligensinya. Inteligensi atau kecerdasan antara siswa laki-laki dan perempuan berpengaruh pada kemampuan dalam bidang akademik. Bidang akademik berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mempelajari konsep-konsep, sehingga apabila inteligensi atau kecerdasan siswa rendah maka kemampuan siswa dalam memahami konsep rendah yang berakibat terjadinya miskonsepsi. Selain tingkat inteligensi yang berbeda, penyebab lain terjadinya miskonsepsi dilihat dari jenis kelamin adalah kemampuan dalam mengingat. Daya ingat jangka panjang perempuan lebih baik, sedangkan anak laki-laki lebih baik dalam ingatan jangka pendek Sulistyo, 2013: 11, sehingga anak laki-laki cenderung lebih mudah lupa dari pada anak perempuan maka anak laki-laki suka mencari cara tersendiri untuk memecahkan suatu masalah. Cara dalam memecahkan masalah terkadang tidak sesuai, sehingga akan menimbulkan kesalahan konsep atau miskonsepsi pada siswa tersebut. Pendapat tersebut diperkuat oleh Mufida 2013, 31 yang menjelaskan bahwa ukuran bagian-bagian otak antara laki-laki dan perempuan berbeda, sehingga menyebabkan adanya perbedaan pada cara kerja otak. Kerja otak berhubungan dengan pusat memori. Pusat memori otak perempuan lebih besar daripada otak laki-laki, sehingga anak perempuan mampu mengingat secara lebih detail, sedangkan anak laki- laki mudah lupa. Hal tersebut akan berakibat terjadinya miskonsepsi, karena siswa tidak mampu mengingat konsep dengan baik dan lengkap.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan beberapa penelitian yang relevan atau mempunyai keterkaitan dengan judul penelitian yaitu Pujayanto, Labur, Ratama, dan Mufida. Keempat penelitian tersebut akan diuraikan peneliti sebagai berikut. Hasil penelitian yang relevan pertama dilakukan oleh Pujayanto 2006 yang berjudul “Miskonsepsi IPA Fisika Pada Guru SD”. Jenis penelitian yang dilakukan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada pokok bahasan Gaya dan Cahaya. Adapun profil miskonsepsi yang dimiliki guru lebih dari 30 dan besar persentase miskonsepsinya adalah sebagai berikut: 1. Gaya dapat berupa tarikan atau dorongan, gaya magnet selalu berupa tarikan 45 ; 2. Gaya gravitasi dapat berupa dorongan maupun tarikan 40 ; 3. Massa benda di bumi sama dengan massa benda di bulan, berat benda di bumi sama dengan berat benda di bulan 60 ; 4. Setiap dua benda bersentuhan muncul gaya gesekan 60 ; 5. Pesawat sederhana meringankan kerja manusia, berarti pada umumnya dengan menggunakan pesawat sederhana gaya kuasa dan “energi” yang digunakan menjadi lebih kecil 100 ; 6. Cahaya merambat lurus, berarti cahaya tidak dapat dipantulkan oleh permukaan tembok tetapi dapat dibiaskan oleh sebuah medium 85 ; 7. Benda dapat dilihat jika benda tersebut sebagai sumber cahaya atau ada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI