Guru atau Pengajar Buku Teks 44. Miskonsepsi pada buku teks biasa terjadi karena: Konteks

abstrak sulit menangkap dan sering salah mengerti tentang konsep bahan tersebut. Siswa baru dapat berpikir berdasarkan hal-hal yang konkret atau nyata dan dapat dilihat dengan indra Suparno, 2005: 39. g. Kemampuan Siswa. Siswa yang kurang berbakat fisika, kurang mampu dalam mempelajari fisika, IQ yang dimiliki rendah akan mudah melakukan miskonsepsi karena tidak dapat mengkonstruksi pengetahuan fisika secara lengkap dan utuh Suparno, 2005: 40. h. Minat Belajar. Siswa yang berminat pada fisika cenderung mempunyai miskonsepsi lebih rendah daripada siswa yang tidak berminat pada fisika Suparno, 2005: 41. Seorang siswa yang tidak berminat pada fisika apabila ada kesalahan dalam menangkap suatu bahan maka tidak akan berusaha mencari kebenaran dan mengubah konsep yang salah tersebut.

2. Guru atau Pengajar

Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti bahan fisika secara tidak benar akan berakibat terjadi miskonsepsi pada siswa. Suatu penelitian menunjukkan bahwa beberapa guru mengajarkan bahan secara keliru, namun siswa menganggap apa yang diajarkan oleh guru tersebut benar, sehingga terjadi miskonsepsi pada siswa Suparno, 2005: 42.

3. Buku Teks

Buku teks merupakan sumber belajar bagi siswa. Buku teks juga dapat menyebabkan miskonsepsi pada siswa Suparno,

2005: 44. Miskonsepsi pada buku teks biasa terjadi karena:

a. Bahasanya yang sulit atau karena penjelasan yang tidak benar, dan miskonsepsi tersebut tetap diteruskan. b. Banyak penerbit buku menerbitkan buku teks berupa fiksi, misalnya saja buku fiksi sains dengan tujuan menarik anak- anak menyukai bidang sains, termasuk fisika, namun banyak hal yang mengakibatkan terjadi miskonsepsi. Contohnya adalah gerakan tokoh fiksi di udara yang terkadang tidak mengindahkan hukum fisika, sehingga tertanam konsep yang tidak benar pada diri siswa Suparno, 2005: 46.

4. Konteks

a. Pengalaman Siswa Pengalaman yang dimiliki siswa dapat menyebabkan miskonsepsi. Contohnya adalah pada hukum kekekalan energi bahwa siswa akan merasa lelah setelah bekerja keras, hal tersebut menunjukkan bahwa energi hilang dan tidak kekal. b. Bahasa Sehari-hari Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh siswa terkadang menimbulkan salah arti karena memiliki arti yang berbeda dengan bahasa fisika Gilbert, Watts, Osborne dalam Suparno, 2005: 48. Misalnya dalam bahasa sehari-hari suhu dan panas itu sama, sedangkan dalam fisika kedua pengertian tersebut berbeda. c. Teman Lain Apabila siswa tidak kritis terhadap kesalahan teman akan menyebabkan miskonsepsi pada diri siswa sendiri. Karena konsep yang dimiliki teman terkadang tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya. d. Keyakinan dan Ajaran Agama Keyakinan ataupun ajaran agama yang diyakini secara kurang tepat sering membuat siswa tidak dapat menerima penjelasan ilmu pengetahuan sehingga terjadi miskonsepsi. Contohnya: Berkenaan dengan penciptaan alam. Beberapa siswa di Universitas Maine AS memandang penciptaan alam ini dibuat dalam 6 hari, bahwa lubang hitam itu digunakan untuk menyedot roh-roh jahat; bahwa bumi ini datar, dan lain-lain. Dualisme gagasan yang dimiliki siswa yaitu gagasan menurut ilmu dan gagasan menurut agama, sehingga terjadi miskonsepsi pada siswa.

5. Metode mengajar