Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri se-

dimiliki tersebut diberikan kepada siswa, maka siswa juga akan mengalami miskonsepsi. Penelitian yang dilakukan oleh Labur 2008 dan Pujayanto 2006 telah menguatkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil yang didapatkan oleh peneliti dapat membuktikan bahwa miskonsepsi terjadi pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman pada materi IPA Fisika, walaupun tempat penelitian, variabel penelitian, dan sampel yang digunakan berbeda.

2. Perbedaan Miskonsepsi Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri se-

Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman dilihat dari jenis kelamin Peneliti akan membahas hasil analisis yang kedua yaitu apakah ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman dengan melihat hasil analisis dari instrumen soal pilihan ganda dan uraian. Berdasarkan hasil analisis pada soal pilihan ganda dan uraian peneliti mendapatkan bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak sepenuhnya jenis kelamin mempengaruhi terjadinya miskonsepsi. Secara umum miskonsepsi dapat disebabkan oleh siswa sendiri, guru yang mengajar, konteks pembelajaran, cara mengajar, dan buku teks Suparno, 2005: 29. Terjadinya miskonsepsi juga bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah kurangnya persiapan siswa dalam mengerjakan soal dan minat belajar siswa yang berbeda-beda, hal ini sesuai dengan pendapat Suparno 2005: 34-41 bahwa penyebab terjadinya miskonsepsi pada siswa yaitu prakonsepsi atau konsepsi awal, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik, reasoning yang tidak lengkapsalah, intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif, kemampuan siswa, dan minat belajar . Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Penelitian yang sudah dilakukan peneliti mendapatkan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Mufida 2013. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas VII MTsN Karangrejo, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se- Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman dilihat dari jenis kelamin siswa. 144

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Terjadi miskonsepsi pada konsep IPA Fisika siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Miskonsepsi tersebut terjadi pada konsep gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat cahaya, proses pembentukan tanah karena pelapukan, dan struktur bumi. Miskonsepsi tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil analisis pada soal pilihan ganda dan uraian yang telah dikerjakan oleh siswa. Pada soal pilihan ganda siswa banyak mengalami miskonsepsi pada konsep proses pembentukan tanah karena pelapukan menggolongkan jenis-jenis batuan sedangkan pada soal uraian siswa banyak mengalami miskonsepsi pada konsep sifat-sifat cahaya sifat bayangan pada cermin. 2. Tidak ada perbedaan miskonsepsi IPA Fisika dilihat dari jenis kelamin siswa kelas V semester 2 SD Negeri se-Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Hal tersebut ditunjukkan pada hasil perhitungan instrumen soal pilihan ganda dan uraian. Hasil analisis peneliti pada instrumen soal pilihan ganda memperoleh harga sig2-tailed adalah 0,517 serta pada soal uraian memperoleh harga sig2-tailed adalah 0,223. Karena kedua harga sig2-tailed yang didapatkan lebih besar dari 0,05 maka artinya tidak ada perbedaan Miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V semester 2 SD