32
4. Kedisiplinan, penilai menilai disiplin karyawan dalam mematuhi peraturan yang ada dan melakukan pekerjaannya
sesuai dengan instruksi yang diberikan. 5. Kreativitas, penilai menilai kemampuan karyawan dalam
mengembangkan kreativitasnya
untuk menyelesaikan
pekerjaannya. 6. Kerjasama, penilai menilai kesediaan karyawan untuk
berpartisipasi dan bekerjasama dengan karyawan lainnya secara vertikal atau horizontal didalam maupun diluar
pekerjaan. 7. Kepemimpinan, penilai menilai kemampuan untuk memimpin,
berpengaruh, mempunyai pribadi yang kuat, dihormati, berwibawa, dan dapat memotivasi orang lain atau bawahannya.
8. Kepribadian, penilai menilai karyawan dari sikap perilaku, kesopanan, periang, disukai, memberi kesan menyenangkan,
memperlihatkan sikap yang baik dan wajar. 9. Prakarsa, penilai menilai kemampuan berpikir yang orisinil
dan berdasarkan inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai, menciptakan, memberikan alasan, membuat keputusan dalam
menyelesaikan pekerjaanya. 10. Kecakapan, penilai menilai kesediaan karyawan dalam
menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat didalam penyusunan kebijaksanaan.
33
11. Tanggung jawab, penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan kebijakan, pekerjaan, dan hasil
kerjanya, sarana, dan prasarana yang dipergunakannya. Telah dikemukakan bahwa penilai prestasi berkanaan dengan
pengukuran hasil-hasil kerja karyawan berkanaan dengan pengukuran hasil kerja karyawan selama periode tertentu, penilaian tersebut
tentunya dipertimbangkan
dengan berbagai
keadaan dan
perkembangan yang mempengaruhi prestasi kerja dari karyawan tersebut. Agar penilaian dapat terarah dengan baik maka penilaian
harus didasarkan pada hasil atau kenyataan yang ditunjukkan karyawan dalam hasil pekerjaannya. Misalnya karyawan tidak
mematuhi peraturan perusahaan, maka dari situlah atasan dapat menilai bahwa karyawan tersebut kurang disiplin.
f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja seseorang menurut Mangkunegara dalam Jurnal ilmiah Purnama Sejati, 2007 adalah
sebagai berikut: 1. Faktor Kemampuan
Secara psikologis kemampuan ability pegawai terdiri dari kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge +
skill . Artinya, kebanyakan seorang pegawai atau karyawan
yang memiliki IQ di atas rata-rata IQ 110-120 dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
34
mengerjakan pekerjaannya, maka ia akan lebih mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu
ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya the right man on the right place, the right man on the right
job. 2. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap attitude seorang pegawai dalam menghadapi situasi situation kerja. Motivasi merupakan
kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi tujuan kerja.
Sikap mental merupakan kondisi yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara
maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus siap secara psikofisik siap mental, fisik, tujuan dan situasi. Artinya,
seorang pegawai harus mampu secara mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama, dan target kerja yang akan
dicapai serta mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.
5. Rumah Sakit
a. Pengertian Rumah Sakit
Menurut Subanegara 2005:4 rumah sakit adalah organisasi unik, karena berbaur antara padat teknologi, padat karya dan padat modal,
sehingga pengelolaan rumah sakit menjadi disiplin ilmu tersendiri
35
yang mengedepankan dua hal sekaligus yaitu teknologi dan perilaku manusia didalam organisasi. Di rumah sakit seringkali terdapat dilema
yang sulit untuk dihindarkan. Di sisi lain tenaga struktural menyusun kebijakan operasional agar rumah sakit mempunyai arah yang jelas
dalam mencapai misinya. Lalu menurut UU tentang Rumah Sakit pasal 1 dalam Jurnal Manajemen Vol. 10 No.3 April2013 Uus MD Fadli
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kurative, dan rehabilitas yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
gawat darurat.
b. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna
dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan. Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit
Umum menyelenggarakan kegiatan: