Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Tujuan dan Kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia

11 7. Pemeliharaan Keselamatan Tenaga Kerja Setiap organisasi atau perusahaan bisnis diharapkan memiliki program keselamatan kerja guna mengurangi kecelakaan kerja dan kondisi kerja yang tidak sehat. Setiap karyawan perlu secara terus- menerus diingatkan dan dijamin tentang pentingnya keselamatan kerja dan diinstruksikan agar menghindari kecelakaan kerja. Hampir sebagian besar departemen sumber daya manusia memiliki tanggung jawab atas penyediaan pelatihan keselamatan kerja, penentuan dan perbaikan kondisi kerja yang tidak sehat, serta pelaporan kecelakaan kerja. 8. Hubungan Karyawan Organisasi atau perusahaan bisnis tentu saja tidak semata-mata ingin memenuhi atau mencapai tujuan dengan mengorbankan kepentingan karyawan sebab manusia sebenarnya merupakan penentu akhir dari keberhasilan suatu organisasi.

2. Pelatihan

a. Pengertian Pelatihan

Pelatihan adalah Aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk memberi para pembelajar pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini Mondy, 2008:210. Misalnya, karyawan dapat dilatih dalam teknik pengambilan keputusan atau sistem pengelolahan data, agar karyawan dapat menguasai teknik tersebut dalam pekerjaannya. 12

b. Tujuan Pelatihan

Menurut Mondy 2008:210 tujuan utama dari pelatihan yaitu untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin. Contohnya, karyawan di dalam perusahaan diharuskan bisa mengoperasikan sistem pengelolahan data atau mengetik cepat, maka perusahaan mengadakan pelatihan rutin agar karyawannya dapat mengoperasikan sistem pengelolahan data atau mengetik cepat.

c. Dimensi-Dimensi Pelatihan Karyawan

Dimensi program pelatihan yang efektif yang diberikan perusahaan kepada karyawannya menurut Rae dalam buku Herman Sofyandi, 2008:119 dapat diukur melalui: 1. Isi pelatihan, yaitu apakah isi program pelatihan relevan dan sejalan dengan kebutuhan pelatihan, dan apakah pelatihan tersebut up to date. 2. Metode pelatihan, apakah metode pelatihan yang diberikan sesuai untuk subjek itu dan apakah metode pelatihan tersebut sesuai dengan gaya belajar perserta latihan. 3. Sikap dan keterampilan instruktur, yairu apakah instruktur, yaitu apakah instruktur mempunyai sikap dan keterampilan penyampaian yang mendorong orang untuk belakar. 13 4. Lama waktu pelatihan, yaitu berapa lama waktu pemberian materi pokok yang harus dipelajari dan seberapa cepat tempo penyampaian materi tersebut. 5. Fasilitas pelatihan, yaitu apakah tempat penyelenggaraan pelatihan dapat dikendalikan oleh instruktur, apakah relevan dengan jenis pelatihan, dan apakah makanannya memuaskan. Menurut Werther dalam buku Herman Sofyandi, 2008:120 metode yang paling efektif juga tergantung pada sejauh mana suatu metode memenuhi faktor-faktor berikut: 1. Efektifitas biaya 2. Isi program yang diinginkan 3. Kelayakan fasilitas 4. Preferensi dan kemampuan para peserta program 5. Preferensi dan kemampuan pelatihan 6. Prinsip-prinsip belajar.

d. Proses Pelatihan Lima Langkah ADDIE

Menurut Dessler 2015:286 pemberi kerja harus menggunakan proses pelatihan yang rasional. Standar emasnya di sini adalah model proses pelatihan dasar analisis – desain – kembangkan – implementasikan - evaluasi analysis – design – develop – implement- evaluate - ADDIE yang telah digunakan para ahli pelatihan selama bertahun-tahun. Sebagai contoh, sebuah vendor pelatihan mendeskripsikan proses pelatihan mereka sebagai berikut: 14 1. Analisis kebutuhan pelatihan. 2. Desain program pelatihan keseluruhan. 3. Kembangkan mata pelajarannya benar-benar menyusunmembuat materi pelatihan. 4. Implementasikan pelatihan, dengan benar-benar melatih kelompok karyawan sasaran dengan menggunakan metode seperti pelatihan on-the-job atau daring. 5. Evaluasi efektivitas mata pelajaran tersebut.

e. Metode Program Pelatihan

Pemilihan metode atau teknik pelatihan yang digunakan diperusahaan melalui beberapa pertimbangan, menurut Dessler 2015:293 pada dasarnya ada 2 metode yang digunakan dalam program pelatihan yaitu : 1. Metode pelatihan on the job training Para peserta langsung bekerja ditempat untuk belajar dan meniru suatu pekerjaan dibawah bimbingan seorang pengawas. Metode ini dibedakan dalam beberapa metode yaitu: a. Apprenticeship training atau pelatihan magang adalah proses orang menjadi pekerja terampil, biasanya melalui kombinasi pembelajaran formal dan pelatihan on-the-job jangka panjang, biasanya di bawah pengawasan seorang pekerja ahli. b. Job instruction traning, atau latihan instruksi pekerjaan yaitu mencatat masing-masing tugas dasar pekerjaan, bersama 15 dengan poin kuncinya, guna menyediakan pelatihan tahap demi tahap bagi karyawan. c. Pembelajaran Informal adalah bentuk pelatihan yang dilakukan ditempat kerja oleh atasan dengan membimbing petugas melakukan pekerjaan secara informal dan biasanya tidak terencana. d. Kuliah adalah cara yang cepat dan sederhana untuk memberikan pengetahuan kepada sekelompok besar peserta pelatihan, seperti ketika angkatan penjualan harus mempelajari fitur produk baru. e. Pembelajaran Terprogram atau programmed learning adalah metode pembelajaran diri langkah demi langkah yang terdiri atas tiga bagian: 1. Memberikan pertanyaan, fakta, atau permasalahan kepada pembelajar. 2. Memberi kesempatan kepada orang tersebut untuk merespons. 3. Memberikan umpan balik pada akurasi jawabannya, dengan instruksi mengenai apa yang harus dilakukan selanjutnya. Secara umum, pembelajaran terprogram menghadirkan fakta dan pertanyaan tindak lanjut kerangka demi kerangka. Pertanyaan berikutnya acap kali tergantung pada bagaimana

Dokumen yang terkait

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai

5 163 116

Pengaruh Pelatihan Dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

0 28 99

Pertanggungjawaban Rumah Sakit Dalam Kontrak Terapeutik (Studi Kasus Antar Rumah Sakit Dan Pasien di RSU Dr. Pirngadi, RSU. Haji Dan RSU. Sundari)

0 34 151

PROSEDUR PELAKSANAAN PELATIHAN KERJA PEGAWAI RUMAH SAKIT UMUM Dr. MOEWARDI SURAKARTA

0 18 53

PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Pelatihan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta).

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Pelatihan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta).

0 1 6

PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Pelatihan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta).

1 3 16

PENGARUH PROFESIONALISME, PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI (RSDM) SURAKARTA.

0 0 8

EVALUASI KEBUTUHAN PARKIR (STUDI KASUS)di RUMAH SAKIT UMUM Dr. MOEWARDI SURAKARTA Evaluasi Kebutuhan Parkir (Studi Kasus) di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 17

Pengaruh Konflik Kerja-keluarga terhadap Komitmen Organisasional yang Dimediasi oleh Kepuasan Kerja pada Profesi Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta.

0 0 17