Metode Program Pelatihan Pelatihan

18 kerja, yang dilengkapi dengan berbagai peralatan seperti di tempat kerja. l. Pembelajaran Seumur Hiduplifelong learning adalah memberi karyawan pengalaman pembelajaran secara kontinu selama masa kerja mereka dengan perusahaan, dengan tujuan untuk memastikan bahwa mereka mempunyai kesempatan untuk mempelajari keterampilan yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka dan untuk mengembangkan cakrawala pekerjaan mereka. m. Pelatihan Silangcross training berarti melatih karyawan untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang berbeda dari tugas atau pekerjaan mereka sendiri, dengan melakukannya akan memfasilitasi fleksibilitas dan rotasi pekerjaan, seperti ketika Anda berharap anggota tim untuk berbagi pekerjaan secara berkala. n. Meningkatkan Kinerja melalui SISDM, pemberi kerja menggunakan pembelakaran berbasis Internet untuk memberikan hampir semua jenis pelatihan yang telah kita bahas hingga titik ini. Sebagai contoh, ADP melatih tenaga penjualan baru mereka secara daring, dengan menggunakan sistem manajemen pembelajaran Blackboardyang serupa dengan yang digunakan oleh mahasiswa perguruan tinggi. 19 o. Ruang Kelas Mayavirtual classroom adalah metode pengajaran yang menggunakan peranti lunak kolaborasi khusus untuk memungkinkan lebih dari satu pembelajar di tempat yang jauh, dengan menggunakan komputer atau laptop mereka, untuk berpartisipasi dalam diskusi audio dan visual secara langsung, berkomunikasi melalui teks tertulis, dan belajar melalui materi seperti slideshow PowerPoint. p. Pembelajaran Web 2.0Web 2.0 learning adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi daring seperti jejaring sosial, dunia maya seperti second life, dan sistem yang memadukan pengiriman sinkron dan tidak sinkron dengan blog, ruang obrolan, pembagian bookmark, dan alat-alat seperti simulasi 3-D. 2. Metode pelatihan off the job training Para peserta diberikan informasi melalui beberapa penyajianpersentasi diantaranya adalah melalui : a. Metode Studi Kasus adalah meminta para peserta pelatihan menyelesaikan permasalahan sesungguhnya setelah mempelajari deskripsi kasus tertulis atau video. Peserta pelatihan tersebut kemudian menganalisis kasus, mendiagnosis permasalahannya, dan mempresentasikan temuan dan solusinya dalam sebuah diskusi dengan para peserta pelatihan lainnya. 20 b. Permainan Manajemen adalah teknik pengembangan yang mana tim yang terdiri atas manajer-manajer bersaing dengan mengambil keputusan terkomputerisasi mengenai situasi simulasi yang realistis. c. Seminar di luar, banyak perusahaan dan universitas menawarkan seminar dan konferensi pengembangan manajemen berbasis situs dan kelas tradisional. Pemilihan program pelatihan satu hingga tiga hari yang ditawarkan oleh American Management Association mengilustrasikan apa yang tersedia. d. Program Terkait Universitas, banyak universitas memberikan edukasi eksekutif dan program edukasi lanjutan dalam kepemimpinan, kepenyeliaan, dan sejenisnya. Program- program ini dapat berkisar dari program satu hingga empat hari sampai dengan program pengembangan eksekutif yang memakan waktu satu hingga empat bulan. e. Role playing adalah metode pelatihan yang dilakukan dengan cara peserta diberi peran tertentu untuk bertindak dalam situasi khusus, pelatihan ini dimaksudkan untuk dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Metode pelatihan yang digunakan dalam praktek sesungguhnya sangat bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan akan pelatihan 21 dalam suatu perusahaan, apapun metode yang dipergunakan semuanya bertujuan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan.

f. Efek Pelatihan yang Diukur

Menurut Dessler 2015:315 perusahaan dapat mengukur empat kategori dasar dari hasil pelatihan: 1. Reaksi. Evaluasilah reaksi orang yang dilatih terhadap program itu. 2. Pembelajaran. Ujilah orang-orang itu untuk menentukan apakah mereka telah mempelajari prinsip, keterampilan, dan fakta yang seharusnya mereka pelajari. 3. Perilaku. Tanyakanlah apakah perilaku dalam bekerja orang- orang yang dilatih itu mengalami perubahan karena program pelatihan tersebut. Sebagai contoh, apakah karyawan divisi pelayanan di toko menjadi lebih sopan terhadap pelanggan yang tidak puas? 4. Hasil. Yang terpenting barangkali adalah menanyakan: Hasil akhir apa yang dicapai dalam sasaran pelatihan yang telah ditentukan sebelumnya? Apakah jumlah keluhan dengan salam yang diperlukan meningkat? Reaksi, belajar, dan perilaku adalah penting. Tetapi bila program itu tidak memberikan hasil, barangkali ia tidak mencapai sasarannya. Bila demikian, mungkin masalahnya terletak pada programnya. Tetapi, 22 ingatlah bahwa hasilnya dapat buruk karena sejak awal masalahnya tidak dapat dipecahkan dengan pelatihan.

3. Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Setiap perusahaan yang melaksanakan seleksi sudah tentu ingin mendapat orang yang tepat. Oleh karena itu perusahaan harus menetapkan hal-hal yang perlu diseleksi. Salah satu hal yang perlu diseleksi dalam penerimaan tenaga kerja adalah tingkat pendidikan. Menurut Hamdani 2011:19 pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya. Pendidikan sebagai aktivitas yang disengaja untuk menapai tujuan tertentu dan melibatkan berbagai faktor yang saling berkaitan antar satu dan lainnya sehingga membentuk satu sistem yang saling memengaruhi. Seorang ahli perencanaan pendidikan, Philip H. Coombs dalam skripsi Yovita Ita mengklasifikasikan bentuk pendidikan menjadi 3 golongan, yaitu: 1. Pendidikan Informal Pendidikan informal adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak lahir sampai mati, seperti dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau dalam pergaulan sehari-hari. Walaupun 23 demikian pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang. Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap manusia. 2. Pendidikan Formal Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Pendidikan formal diperoleh dengan syarat-syarat tertentu diantaranya umur, dilaksanakan secara ketat, teratur dan berurutan. Walaupun masa sekolah bukanlah satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, namun kita menyadari pendidikan formal seperti Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, Sekolah Menengah Umum SMU atau Sekolah Menengah Kejuruan SMK dan Perguruan Tinggi PT adalah tempat dan saat yang sangat strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi masa depannya. 3. Pendidikan Nonformal Pendidikan nonformal adalah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan terencana di luar kegiatan pendidikan. Dalam hal ini tenaga pengajar, fasilitas, cara penyampaian dan waktu yang dipakai serta komponen-komponen lainnya disesuaikan dengan keadaan 24 peserta atau anak didik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan. Pendidikan nonformal sangat bermanfaat, terutama bagi masyarakat yang tidak dapat menikmati pendidikan formal dan juga bagi masyarakat desa yang masih rendah tingkat pendidikannya serta status ekonominya.

b. Faktor Tujuan Pendidikan

Menurut Hasbullah 2006:10 pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu juga dikarenakan pendidikan merupakan bimbingan. Terhadap perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita tertentu, maka yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan ialah memilih arah atau tujuan yang ingin dicapai. Hubungan pendidikan dengan prestasi kerja dapat tercermin dalam tingkat penghasilan. Pendidikan yang lebih tinggi mengakibatkan produk kerja yang lebih tinggi pula dan oleh sebab itu, memungkinkan penghasilan yang lebih tinggi. Tingkat pendidikan yang diperhitungkan dalam perusahaan adalah ijazah akhir yang dimiliki oleh tenaga kerja. Apabila seorang karyawan yang pernah duduk di Sekolah Menengah Umum SMU namun tidak dapat menyelesaikan 25 pendidikannya atau drop out pada umumnya dianggap lulusan Sekolah Menengah Pertama SMP

4. Prestasi Kerja

a. Pengertian Prestasi Kerja

Suatu organisasi perlu mengetahui berbagai kelemahan dan kelebihan pegawai sebagai landasan untuk memperbaiki kelemahan dan menguatkan kelebihan, dalam rangka meningkatkan produsktivitas dan pengembangan pegawai. Dengan kata lain perusahaan harus mengetahui produk atau jasa yang sudah para pegawainya berikan untuk perusahaan. Produk atau jasa yang diberikan pegawai tersebut adalah prestasi kerja. Perusahaan sangat mengharapkan prestasi kerja karyawan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Jika prestasi kerja sesuai dengan yang diharapkan maka upaya dalam mencapai tujuan perusahaan tidaklah sulit. Prestasi kerja pada dasarnya merupakan gambaran hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu, dengan kata lain prestasi kerja karyawan adalah kemampuan kerja karyawan untuk melaksanakan tugasnya sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan standar perusahaan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat definisi dari para ahli, menurut Samsudin 2006:162 prestasi kerja adalah penampilan hasil kerja SDM dalam suatu organisasi. Prestasi kerja dapat merupakan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai

5 163 116

Pengaruh Pelatihan Dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

0 28 99

Pertanggungjawaban Rumah Sakit Dalam Kontrak Terapeutik (Studi Kasus Antar Rumah Sakit Dan Pasien di RSU Dr. Pirngadi, RSU. Haji Dan RSU. Sundari)

0 34 151

PROSEDUR PELAKSANAAN PELATIHAN KERJA PEGAWAI RUMAH SAKIT UMUM Dr. MOEWARDI SURAKARTA

0 18 53

PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Pelatihan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta).

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Pelatihan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta).

0 1 6

PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Pelatihan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta).

1 3 16

PENGARUH PROFESIONALISME, PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI (RSDM) SURAKARTA.

0 0 8

EVALUASI KEBUTUHAN PARKIR (STUDI KASUS)di RUMAH SAKIT UMUM Dr. MOEWARDI SURAKARTA Evaluasi Kebutuhan Parkir (Studi Kasus) di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 17

Pengaruh Konflik Kerja-keluarga terhadap Komitmen Organisasional yang Dimediasi oleh Kepuasan Kerja pada Profesi Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta.

0 0 17