48
2.79 2.86
2.69 3.26
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
Pretest Posttest
Kontrol Eksperimen
Tabel 11. Perbandingan Selisih Skor Kemampuan Mengaplikasi lampiran no. 14
Hasil selisih skor Signifikansi
Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
0,008 Berbeda
Berdasarkan analisis uji perbandingan selisih skor pretest ke posttest, diproleh F sebesar 0,419 dan sig. sebesar 0.520 pada
Levene’s Test sehingga terdapat homogenitas varian harga sig. 0,05. Para siswa mencapai skor yang lebih
tinggi pada kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi dengan nilai M = 0,58, SE = 0,11 dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan nilai M = 0,07,
SE = 0,15. Perolehan data yang ada menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dengan nilai t70 = -2,713, p 0,05. Berdasarkan hasil uji T, diperoleh harga sig. 2-tailed yaitu 0,008 atau 0,05, maka H
null
ditolak dan H
i
diterima jadi pada kemampuan mengaplikasi terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi.
Gambar diagram berikut akan memperlihatkan skor pretest dan posttest baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 15. Perbandingan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen kemampuan mengaplikasi
4.1.1.4 Uji Besarnya Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan
Mengaplikasi
Uji besar pengaruh kemampuan ini dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi. Pentingnya suatu
pengaruh ini sering disebut sebagai effect size. Untuk mengetahui besarnya effect
49
size bisa digunakan koefisien korelasi, dengan kriteria r = .10 efek kecil yang setara dengan 1 pengaruh yang diakibatkan oleh pengaruh variabel independen,
r = .30 efek menengah yang setara dengan 9, dan r = .50 efek besar yang setara dengan 25. Cara untuk mengetahui koefisien korelasi yaitu dengan
mengubah harga t menjadi harga r. Berikut merupakan hasil perhitungan effect size pada kemampuan mengaplikasi.
Tabel 12. Hasil Perhitungan Besarnya Effect Size Kemampuan Mengaplikasi lampiran no. 25
Kelompok t
Df Signifikansi r effect
size R2
Keterangan Kontrol
-0,436 35
0,666 0,27
0,0729 7,29
Efek kecil Eksperimen -5,226
35 0,000
0,81 0,6561
65,61 Efek besar
Pada tabel perhitungan besarnya pengaruh di atas, diperoleh besarnya effect size 0,27 pada kelas kontrol dan 0,81 pada kelas eksperimen. Berdasarkan
kriteria yang digunakan, besarnya effect size yang diperoleh menunjukkan bahwa metode inkuiri memiliki efek besar terhadap kemampuan mengaplikasi dengan
persentase efek 65,61 . Sedangkan pada kelompok kontrol memiliki efek kecil yang dalam hal ini menggunakan metode ceramah dengan persentase efek 7,29.
4.1.1.5 Retensi
Pengaruh Metode
Inkuiri terhadap
Kemampuan Mengaplikasi
Sesudah 2 bulan sejak posttest I, dilakukan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Langkah ini dilakukan untuk melihat apakah
pengaruh yang ditimbulkan dari dari metode inkuiri masih sekuat posttest I atau tidak. Hasil skor dari posttest II akan diuji perbandingannya dengan skor posttest
I, hal ini dilakukan untuk melihat perbedaan skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Data yang diperoleh dari
posttest I diuji normalitasnya terlebih dahulu, besarnya skor posttest II pada kelompok kontrol dan eksperimen 0,05 maka dilakukan analisis statistik dengan
menggunakan analisis statistik parametrik paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95.
50
Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: H
i
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan skor posttest II pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen.
H
null
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan skor posttest II pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu sebagai berikut. 1.
Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
ditolak dan H
i
diterima. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan skor
posttest II pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Dengan kata terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada
kemampuan mengaplikasi di kelompok kontrol. 2.
Jika harga sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
diterima dan H
i
ditolak. Hal ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan
skor posttest II pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari
posttest I ke posttest II pada kemampuan mengaplikasi di kelompok kontrol.
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Posttest II Kemampuan Mengaplikasi lampiran no. 22
No Aspek
Nilai Signifikansi Keterangan
1 Skor Posttest II kelompok kontrol
0,325 Normal
2 Skor Posttest II kelompok eksperimen
0,145 Normal
Tabel 14. Perbandingan Skor Posttest I dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi lampiran no. 23
No Kelompok
Test Sig. 2-tailed
Keterangan Postest I
Posttest II 1
Kontrol 2.86
2.81 0,741
Tidak Berbeda
2 Eksperimen
3.26 3.01
0,050 Berbeda
Berdasarkan tabel di atas harga sig. 2-tailed pada kelompok kontrol adalah 0,741 0,05 dengan nilai M = 0,05, SE =0,16, maka H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan skor posttest II pada kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak
terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kemampuan mengaplikasi di kelompok kontrol.
51
2.79 2.86
2.81 2.69
3.26 3.01
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
Pretest Posttest 1
Posttest 2 Kontrol
Eksperimen
Pada kelompok eksperimen harga sig. 2-tailed adalah 0,050 atau 0,05 dengan nilai M = 0,26, SE = 0,13, maka H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan skor
posttest II pada kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kemampuan
mengaplikasi di kelompok eksperimen. Diagram grafik berikut akan memperlihatkan skor pretest, posttest I dan
posttest II baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 16. Grafik perbandingan pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan mengaplikasi
4.1.2 Pengaruh Penggunaan Inkuiri terhadap Kemampuan Menganalisis