47
sig. 2-tailed adalah 0,000 atau  0,05 maka H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor  pretest  dan  posttest  pada kelompok
eksperimen. Dengan kata lain terjadi peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest di kelompok eksperimen.
4.1.1.3 Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasi
Langkah  ke  tiga  dilakukan  dengan  menghitung  selisih  skor  dengan  cara mengurangkan  skor  posttest  dan  skor  pretest  pretest-posttest.  Data  selisih  skor
yang  diperoleh  diuji  normalitasnya  terlebih  dahulu  dengan  menggunakan  uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Uji selisih skor pretest ke posttest dilakukan untuk
melihat  apakah  ada  perbedaan  yang  signifikan  antara  selisih  skor  pretest  dan posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis statistik yang
digunakan  adalah  analisis  statistik  parametrik  independent  samples  t-test  dengan tingkat  kepercayaan  95.  Analisis  perbedaan  ini  dilakukan  untuk  mengetahui
apakah  penggunaan  metode  inkuiri  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap kemampuan mengaplikasi. Hasil analisis yang dilakukan akan digunakan sebagai
titik  pijak  untuk  menarik  kesimpulan  apakah  hasil  penelitian  ini  mengafirmasi atau menolak hipotesis penelitian.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. H
i
: Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
H
null
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor kelompok kontrol dan eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut. 1.
Jika harga sig. 2-tailed  0,05, H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada perbedaan  yang  signifikan  antara  selisih  skor  kelompok  kontrol  dan
kelompok  eksperimen.  Dengan  kata  lain  penggunaan  metode  inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi.
2. Jika  harga  sig.  2-tailed    0,05,  H
null
diterima  dan  H
i
ditolak.  Artinya tidak ada perbedaan  yang signifikan antara selisih skor kelompok kontrol
dan  kelompok  eksperimen.  Dengan  kata  lain  penggunaan  metode  inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi.
48
2.79 2.86
2.69 3.26
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
Pretest Posttest
Kontrol Eksperimen
Tabel 11. Perbandingan Selisih Skor Kemampuan Mengaplikasi lampiran no. 14
Hasil selisih skor Signifikansi
Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
0,008 Berbeda
Berdasarkan analisis uji perbandingan selisih skor pretest ke posttest, diproleh F  sebesar  0,419  dan  sig.  sebesar  0.520  pada
Levene’s  Test  sehingga  terdapat homogenitas  varian  harga  sig.    0,05.  Para  siswa  mencapai  skor  yang  lebih
tinggi pada kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi dengan nilai M = 0,58, SE = 0,11  dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan nilai M = 0,07,
SE = 0,15. Perolehan data yang ada menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan  antara  selisih  skor  pretest  dan  posttest  pada  kelompok  kontrol  dan
kelompok eksperimen dengan nilai t70 = -2,713, p  0,05. Berdasarkan hasil uji T, diperoleh harga sig. 2-tailed yaitu 0,008 atau  0,05, maka H
null
ditolak dan H
i
diterima  jadi  pada  kemampuan  mengaplikasi  terdapat  perbedaan  yang signifikan  antara  selisih  skor  kelompok  kontrol  dan  kelompok  eksperimen.
Dengan  kata  lain  penggunaan  metode  inkuiri  berpengaruh  secara  signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi.
Gambar diagram berikut akan memperlihatkan skor pretest dan  posttest  baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 15. Perbandingan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen kemampuan mengaplikasi
4.1.1.4 Uji  Besarnya  Pengaruh  Metode  Inkuiri  terhadap  Kemampuan