24,2 menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sikap tersebut akan berdampak terhadap kesehatan reproduksi dan kehamilan yang sedang dijalaninya,
sikap negatif akan membawa dampak yang negatif, demikian juga sebaliknya. Remaja putri yang hamil dengan kecenderungan sikap positif maka akan lebih
mementingkan kesehatan dirinya dan janin yang dikandungnya dibandingkan rasa malu atas perbuatan yang dilakukan dengan pasangannya. Dengan sikap positif
tersebut remaja putri tersebut akan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada sehingga akan memperoleh tablet besi minimal 90 butir selama masa kehamilannya.
Sementara remaja dengan sikap negatif akan dikungkung rasa malu sehingga tidak berani keluar rumah untuk melakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan, bahkan lebih
cenderung untuk menggugurkan kandungan dibandingkan meneruskan kehamilan yang sedang dijalaninya.
5.5. Hubungan Dukungan Pihak Luar dengan Kejadian Anemia pada
Kehamilan Usia Remaja
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa sebagian besar responden menyatakan dukungan pihak luar dalam kategori baik 56,5, dan selebihnya kurang
mendapatkan dukungan dari pihak luar 43,5. Responden yang mendapatkan dukungan dari pihak luar sebagian besar tidak anemia yaitu 23 orang 65,7,
sedangkan responden yang menyatakan kurang mendapatkan dukungan dari pihak luar sebagian besar mengalami anemia yaitu 24 orang 88,9. Hasil uji Chi-Square
menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dukungan dari pihak luar dengan kejadian anemia p=0,000 0,05.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian Rusydi 1999 diperoleh hasil dari hasil uji statistik tampak bahwa tingkat keteraturan pemanfaatan pelayanan antenatal di puskesmas dan rendahnya kejadian
anemia pada ibu hamil yang ada dukungan pihak luar memanfaatkan pelayanan lebih sering dan teratur dibandingkan dengan ibu hamil tanpa dukungan pihak luar p0,05. Demikian
juga penelitian Wibowo pada tahun 1992 yang melakukan penelitian di Ciawi dalam Rusydi, 1999 juga menemukan bahwa hampir semua pemanfaatan pelayanan antenatal oleh
ibu hamil terjadi atas anjuran atau dukungan dari pihak luar sehingga tidak mengalami anemia.
Dukungan pihak luar merupakan dukungan yang diperoleh dari orang-orang terdekat yang disebut sebagai faktor penguat reinforcing factors. Dukungan keluarga
adalah adanya orang lain yang diyakini mampu mendorong orang tersebut untuk melakukan sesuatu seperti pemeriksaan kehamilan. Dalam hal ini orang yang dianggap
keluarga antara lain keluarga ibu hamil itu sendiri seperti suami bagi remaja yang telah bersuami, orang tuamertua, saudara dan kerabat dekat lainnya yang diseganinya, dapat
juga dari tenaga kesehatan seperti bidan, dokter, bahkan dapat juga dari teman, tetangga, tokoh masyarakat dan sebagainya. Adanya dukungan pihak luar ini sebagai faktor
penunjang penguat yang mendorong atau menganjurkan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam hal ini mendorong remaja putri yang hamil untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan ANC sehingga tidak mengalami anemia Notoatmodjo, 2010. Dukungan bagi orang yang mempunyai masalah merupakan salah satu penguat
dalam menghadapi masalah tersebut. Demikian juga pada remaja putri yang menghadapi masalah kehamilan terutama yang hamil di luar nikah, maka akan menjalani kehamilan
menjadi lebih berat. Dari hasil penelitian bahwa
remaja putri yang tidak menikah
Universitas Sumatera Utara
ditemukan sebanyak 7 orang yang tidak mendapatkan dukungan dari pasangan atau tidak diperolehnya dukungan dari orang yang menghamilinya. Sementara remaja
putri juga tidak mendapatkan dukungan dari pihak ayah sebanyak 35 orang 56,4. Biasanya orang yang paling keras menentang kehamilan remaja putri adalah pihak
ayah yang merasa malu mendapatkan aib bahwa anaknya hamil di luar nikah sehingga dalam proses kehamilan tersebut sang ayah tidak mau memberikan
dukungan untuk kesehatan kehamilan anaknya. Demikian juga dengan dukungan materi, banyak responden tidak mendapat dukungan uang materi dari orang tua
sebanyak 50 orang 80,6. Umumnya remaja putri yang menikah dan hamil maka orang tua sudah lepas dari tanggungjawab, termasuk dalam biaya pemeriksaan
kehamilan, yang sudah harus menjadi pasangan hidup anaknya. Sedangkan dukungan dari tenaga kesehatan bahwa tidak adanya dukungan dari tenaga kesehatan tentang
informasi kesehatan reproduksi sebanyak 31 orang 50,0 pada remaja putri yang hamil, dan tidak ada dukungan dari tenaga kesehatan tentang anjuran memeriksakan
kehamilan sebanyak 31 orang 50,0
Jika dilihat dari jawaban responden maka banyak responden yang mendapatkan dukungan dari luar dalam kategori baik 65,7. Hal ini disebabkan masyarakat kita
mengalami perubahan dalam menanggapi atau penerimaan terhadap terjadinya kehamilan pranikah pada remaja putri. Jika dibandingkan pada masa lalu, masyarakat banyak yang
menghukum dan memberi sanksi seperti mengusir orang yang hamil di luar nikah dari desa atau lingkungan karena dianggap mengotori desa tersebut. Namun kini, banyak orangtua
yang sudah menerima jika anaknya hamil di luar nikah dan membantu agar proses
Universitas Sumatera Utara
kehamilan berjalan lancar sehingga tidak mengganggu remaja tersebut dan janin yang dikandungnya. Dari hasil penelitian ini juga terlihat bahwa sebanyak 50 remaja putri
tidak mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan untuk menganjurkan memeriksa kehamilan, hal ini disebabkan tidak semua tenaga kesehatan mengetahui remaja putri itu
hamil atau tidak sehingga tidak menganjurkan remaja tersebut untuk memeriksa kehamilan. Anjuran yang dimaksud di sini adalah anjuran pertama kali untuk melakukan pemeriksaan.
5.6. Pengaruh Jumlah Kunjungan terhadap Kejadian Anemia pada