Pengaruh Pemanfaatan ANC terhadap Kejadian Anemia

Sesuai Tidak sesuai 24 2 82,8 6,1 5 31 17,2 93,9 29 33 100,0 100,0 0,0001 Total 26 41,9 36 58,1 62 100,0 4.6.2. Hubungan Jenis Layanan dengan Kejadian Anemia Berdasarkan hasil penelitian hubungan jenis layanan dengan kejadian anemia menunjukkan bahwa dari 10 responden yang menyatakan jenis layanan ANC yang diterima lengkap seluruhnya tidak ada yang anemia yaitu 10 orang 100,0, sedangkan dari 52 responden yang menyatakan jenis layanan tidak lengkap sebagian besar mengalami anemia yaitu 36 orang 69,1. Hasil uji statistik dengan uji Chi- Square menunjukkan ada hubungan yang signifikan jenis layanan dengan kejadian anemia, nilai probabilitas p= 0,0001. Tabel 4.19. Tabulasi Silang Hubungan Jenis Layanan dengan Kejadian Anemia di Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat Tahun 2012 Jenis Layanan Kejadian Anemia Jumlah p Tidak Anemia Anemia Jlh Jlh Jlh Lengkap Tidak Lengkap 10 16 100 30,8 36 69,2 10 52 100,0 100,0 0,0001 Total 26 41,9 36 58,1 62 100,0

4.7. Pengaruh Pemanfaatan ANC terhadap Kejadian Anemia

Untuk mengetahui pengaruh jumlah kunjungan, jenis layanan terhadap kejadian anemia secara bersamaan dilakukan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda multiple logistic regression melalui beberapa langkah yaitu: 1. Melakukan pemilihan variabel yang potensial dimasukkan dalam model. Variabel yang dipilih sebagai kandidat atau yang dianggap signifikan Universitas Sumatera Utara berdasarkan hasil uji bivariat uji chi-square. Dalam penelitian ini yang dijadikan kandidat model adalah variabel pemanfaatan pelayanan ANC yaitu jumlah kunjungan dan jenis layanan. 2. Kedua variabel jumlah kunjungan dan jenis layanan dimasukkan dalam uji kandidat model uji regresi logistik ganda multiple logistic regression karena mempunyai nilai signifikan 0,05. 3. Selanjutnya dilakukan pengujian secara bersamaan dengan metode forward stepwise conditional untuk mengidentifikasi faktor paling berpengaruh terhadap kejadian anemia. Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda diperoleh hasil bahwa kedua variabel yang diuji berpengaruh signifikan terhadap kejadian anemia yaitu variabel jumlah kunjungan dengan koefisien regresi= 4,366, sig.=0,0001, dan variabel jenis layanan dengan koefisien regresi=3,796, sig.=0,013, dan nilai konstanta sebesar -4,621. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.20. Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Ganda Variabel B Sig. 95CI for ExpB Jumlah kunjungan Jenis layanan Constant 4,366 3,796 -4,621 0,000 0,013 8,545-125,981 2,259-97,707 Sehingga dapat dibuat model regresi logistik yaitu: γ i       − p p 1 = ln = -4,621 + 4,366 jumlah kunjungan + 3,796 Sedangkan nilai probabilitas remaja hamil mengalami kejadian anemia yaitu: jenis layanan Universitas Sumatera Utara p = layanan jenis kunjungan jumlah e 796 , 3 366 , 4 621 , 4 1 1 + + − − + Dengan model persamaan regresi tersebut di atas, dapat dilakukan perhitungan prediktor variabel yang signifikan sebagai berikut : Tabel 4.21. Perhitungan Prediktor Variabel yang Signifikan no Jk jl 11+expw Probabilitas Individu 1 1 1 0,9718 97,18 2 1 0,4366 43,66 3 1 0,3047 30,47 4 0,0097 0,97 Keterangan : jk = jumlah kunjungan jl = jenis layanan Selanjutnya dapat dibuat ramalan tentang probabilitas remaja putri yang hamil di bawah usia ≤20 tahun mengalami anemia sebagai berikut : Tabel 4.22. Nilai Probabilitas Remaja Putri yang Hamil Usia ≤ 20 Tahun Mengalami Anemia Variabel Prediktor Proporsi Persentase Jumlah kunjungan dan jenis layanan 1 0,9718 0,0097 97,18 0,97 Berdasarkan tabel di atas bahwa jika remaja putri memiliki nilai variabel prediktor, sebagai berikut : 1. Misalnya faktor jumlah kunjungan tidak sesuai, dan jenis layanan tidak lengkap 1, maka nilai probabilitas remaja putri mengalami anemia sebesar 97,18. 2. Misalnya faktor jumlah kunjungan sesuai dan jenis layanan lengkap 0, maka nilai probabilitas remaja putri mengalami anemia hanya 0,97. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 . Kejadian Anemia pada Kehamilan Usia Remaja Kehamilan pada usia remaja mempunyai risiko medis yang cukup tinggi, dibandingkan hamil setelah berusia 20 tahun, hal ini disebabkan pada usia remaja alat reproduksi belum cukup matang untuk melakukan fungsinya. Rahim uterus akan siap melakukan fungsinya setelah wanita berumur 20 tahun, karena pada usia ini fungsi hormonal akan bekerja maksimal. Pada usia 15-19 tahun, sistem hormonal belum stabil maka proses kehamilan juga menjadi tidak stabil dan akan mudah terjadi berbagai gangguan dalam kehamilan seperti mudah mengalami anemia Kusmiran, 2011. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari 62 responden yang diteliti melalui pemeriksaan kadar hemoglobin dengan metode Cyanmethemoglobin sebagian besar responden mengalami anemia yaitu 36 orang 58,1, selebihnya dalam kategori tidak anemia yaitu 26 orang 41,9. Survei yang dilakukan oleh Gross et al 2003 di Jakarta dan Yogyakarta melaporkan prevalensi anemia pada remaja sebesar 21,1. Penelitian Budiman 2002 menyebutkan dari sejumlah 545 siswi SLTA di Kabupaten dan Kotamadya Sukabumi, Cirebon dan Tangerang Propinsi Jawa Barat sebanyak 40,4 remaja yang hamil menderita anemia. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Evaluasipelaksanaan Program Pelayanan Antenatal Care Terkait Dengan Deteksi Preeklamsia/Eklampsia Di Puskesmaslhoksukon Kabupaten Aceh Utara

2 76 75

Pengaruh Karakteristik Ibu dan Pelayanan Antenatal Care Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Desa Bukit Rata Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten Aceh Tamiang

1 51 113

Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Payatusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat Tahun 2014

0 51 113

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

16 87 148

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

3 68 148

HUBUNGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) YANG LENGKAP PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN STRES KEHAMILAN

1 15 25

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care = ANC) 2.1.1 Pengertian - Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 0 16

Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care = ANC) 2.1.1 Pengertian - Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas Tahun 2012

0 0 16

HUBUNGAN PERSEPSI IBU HAMIL TERHADAP PELAYANAN ANTENATAL CARE ( ANC ) DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI BPS PIPIN YOGYAKARTA TAHUN 2012

0 0 9