Desain Evaluasi Evaluasi Program

menilai dampak program kegiatan dapat dilaksanakan setelah program kegiatan berakhir dan diperhitungkan dampaknya sudah terlihat nyata. 7 Dalam kegiatan dengan evaluasi Pietrizak, Ramler dan Gilbert mengemukakan tiga model evaluasi guna mengawasi suatu program secara lebih seksama, yaitu: a. Evaluasi input input memfokuskan pada berbagai unusr yang masuk dalam sutu pelaksanaan suatu program. Tiga unsur variabel utama yang terkait dengan evaluasi input adalah klien, staf dan program. Variable klien meliputi karakteristik demografi klien, seperti susunan konstelasi keluarga dan beberapa anggota yang ditanggung. Variabel staf meliputi aspek demografi dari staf, seperti latar belakang pendidikan staf, dan pengalaman staf. Sedangkan variable program meliputi aspek tertentu seperti lamanya waktu yang diberikan dan sumber-sumber rujukan yang tersedia. Dalam kaitan dengan evaluasi input program, ada empat kriteria yang dapat dikaji baik sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan. Kriteria tersebut adalah 1 Tujuan dan objektif; 2 Penilaian terhadap kebutuhan komunitas; 3 Standar dari suatu ‘praktek yang baik’; 4 Biaya per unit layanan. b. Evaluasi proses process memfokuskan diri pada aktifitas program yang melibatkan interaksi langsung antar klien dengan staf “terdepan” line 7 Panduan Standarisasi Monitoring dan Evaluasi Program Pemberdayaan Fakir Miskin Departemen Sosial RI, 2005, h. 1. staf yang merupakan pusat dari pencapaian tujuan objektif program. Tipe evaluasi ini diawali dengan analisis dari system pemberian layanan dari suatu program. Dalam upaya mengkaji nilai komponen pemberian layanan, hasil analisis harus dikaji berdasarkan criteria yang relevan lembaga; tujuan proses proses goals dan kepuasan klien. c. Evaluasi hasil outcomes diarahkan pada evaluasi keseluruhan dampak overall impac dari suatu program terhadap penerima layanan recipients. Pertanyaan utama yang muncul dari evaluasi ini adalah bila suatu program telah berhasil mencapai tujuannya, bagaimana penerima layanan akan menjadi berbeda setelah ia menerima layanan tersebut? Berdasarkan pertanyaan ini seorang evaluator akan mengkonstruksikan criteria keberhasilan dari suatu program. Kriteria keberhasilan ini akan dapat dikembangkan sesuai dengan kemajuan suatu program berorientasi pada program = program oriented ataupun pada terjadinya perubahan perilaku dari klien berorientasi pada klien = client oriented. 8 Selain itu, ada jenis model evaluasi lainnya, yaitu model evaluasi CIPP Context, Input, Process dan Product. Model evaluasi ini mulai dikembangkan oleh Danile Stufflebeam pada tahun 1966. Stufflebeam mendefinisikan seperti yang dikutip oleh Wirawan, evaluasi sebagai proses melukiskan delineating, memperoleh, dan menyediakan informasi yang berguna untuk menilai alternatif-alternatif pengambilan keputusan. 8 Isbandi Rukminto Adi, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, h. 189-190.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Menjalankan Program Terapi Pada Pasien Terapi Rumatan Metadon Di Puskesmas Bogor Timur Kota Bogor

0 30 138

PENDAHULUAN Pengaruh Konseling Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Program Terapi Rumatan Metadon Di Puskesmas Manahan Solo.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Konseling Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Program Terapi Rumatan Metadon Di Puskesmas Manahan Solo.

0 1 4

PENGARUH KONSELING TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI Pengaruh Konseling Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Program Terapi Rumatan Metadon Di Puskesmas Manahan Solo.

0 0 15

PENGARUH KONSELING TERHADAP PENURUNAN DEPRESI PADA PASIEN PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON Pengaruh Konseling Terhadap Penurunan Depresi Pada Pasien Program Terapi Rumatan Metadon Di Puskesmas Manahan Solo.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KETERATURAN TERAPI RUMATAN METADON DI KLINIK Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Keteraturan Terapi Rumatan Metadon di Klinik Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Puskesmas Manahan Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERATURAN TERAPI RUMATAN METADON DI KLINIK PROGRAM TERAPI Hubungan Antara Tingkat Depresi dengan Keteraturan Terapi Rumatan Metadon di Klinik Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Puskesmas Manahan Surakarta.

0 2 14

PENDAHULUAN Hubungan Antara Tingkat Depresi dengan Keteraturan Terapi Rumatan Metadon di Klinik Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Puskesmas Manahan Surakarta.

0 1 4

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERATURAN TERAPI RUMATAN METADON DI KLINIK PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON Hubungan Antara Tingkat Depresi dengan Keteraturan Terapi Rumatan Metadon di Klinik Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Puskesmas Manahan

0 0 19

Faktor Yang Melatarbelakangi Keikutsertaan WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) Pengguna Heroin Dalam Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Di Poliklinik Lapas Klas IIA Denpasar.

0 2 33