Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian

yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Metode observasi merupakan cara yang sangat baik untuk mengawasi perilaku subjek penelitian seperti perilaku dalam lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan tertentu. 22 Tetapi tidak semua perlu diamati oleh peneliti, hanya hal- hal yang terkait atau yang sangat relevan dengan data yang dibutuhkan. Beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif ialah: 1. Observasi Partisipatif Sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang diteliti untuk dapat melihat dan memahami gejala-gejala yang ada, sesuai maknanya dengan yang diberikan atau dipahami oleh para warga yang ditelitinya. 23 2. Observasi terus terang atau samar Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada subjek penelitian sebagai sumber data, bahwa dia sebagai peneliti sedang melakukan penelitian. 22 Ida Bagoes Mantra, Filsafat Penelitian Metode Penelitian Sosial Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, h. 79. 23 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif Jogjakarta: Ar-Rum Media, 2012, h. 165-166. 3. Observasi tak berstruktur Observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. 24 Observasi tidak berstruktur dimaksud, observasi dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. 25 4. Observasi Terkendali Dimana para pelaku yang akan diamati oleh peneliti kualitatif diseleksi dan kondisi-kondisi yang ada di lokasi penelitian, pelaku diamati dan dikendalikan oleh si peneliti. 26 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk observasi tidak berstruktur. Dengan demikian, pada observasi ini pengamat harus mampu secara pribadi mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek. Pada observasi ini, yang terpenting adalah pengamat harus menguasai “ilmu” tentang objek secara umum dari apa yang hendak diamati, hal mana yang membedakannya dengan observasi partisipasi, yaitu pengamat tidak perlu memahami secara teoritis terlebih dahulu objek penelitian. 27 Observasi ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tebet untuk mendapatkan data seputar penelitian. Observasi dilakukan untuk mengetahui program yang di jalankan sudah efektif atau tidak bagi pasien Program Terapi Rumatan Metadon. Metode ini menjadi 24 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.173- 174. 25 Burhan Bugin, Metode Penelitian Kualitatif, h. 120. 26 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.174. 27 Burhan Bugin, Metode Penelitian Kualitatif, edisi kedua, h. 120. penting karena peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti serta memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada pembuktian dan mempertahankan penelitian untuk mendekati masalah secara induktif. Kemudian memungkinkan peneliti untuk memperoleh data tentang hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara dan memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. c. Wawancara Wawancara kualitatif merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dan informasi. Penggunaan dua metode ini didasarkan pada dua alasan. Pertama, dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, tetapi apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa kini dan juga masa mendatang. Metode wawancara kualitatif menggunakan panduan wawancara yang berisi butir-butir pertanyaan untuk diajukan kepada informan. Hal ini hanya untuk memudahkan dalam melakukan wawancara, penggalian data dan informasi, dan selanjutnya bergantung improvisasi si peneliti di lapangan. Peneliti akan mewawancarai dua orang dokter, dua orang tenaga medis, satu orang kader muda, ketua organisasi MUST Methadone User Society Tebet, dan enam pasien PTRM. 1. Wawancara tak terstruktur Wawancara tak terstruktur mirip dengan percakapan informal. Metode ini bertujuan memperoleh bentuk-bentuk tertentu informasi dari semua informan, tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri tiap informan. Wawancara tak terstruktur bersifat luwes, susunan pertanyaan dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara, termasuk karakteristik sosial-budaya informan yang dihadapi. 28 2. Wawancara terstruktur Wawancara terstruktur merupakan model pilihan apabila pewawancara mengetahui apa yang tidak diketahuinya dan karenanya dapat membuat kerangka pertanyaan yang tepat untuk memperolehnya. Dalam wawancara terstruktur pertanyaan ada ditangan pewawancara dan respons terletak pada informan. 3. Wawancara terbuka terstandar Teknik pengumpulan data wawancara terbuka terstandar ini dikemukakan oleh Patton, Michael Quinn dalam penerapannya pada evaluasi program. Dalam beberapa hal, ketika melaksanakan 28 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.174. suatu evaluasi program hanya memungkinkan para partisipan selama periode waktu yang terbatas. 29 Bentuk wawancara yang dilakukan peneliti dalam penelitian, yaitu wawancara terbuka. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data dari sumber langsung tentang masalah yang akan diteliti. Bentuk wawancara terbuka, yaitu wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan dan cara penyampaiannya pun sama untuk semua responden. Jenis wawancara yang peneliti gunakan adalah gabungan antara wawancara terbuka dengan wawancara terstruktur, wawancara terbuka adalah suatu wawancara yang para subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula, apa maksud dan tujuan wawancara itu. Wawancara ini akan dilakukan secara bebas, tetapi tetap menggunakan pedoman wawancara agar pertanyaan terarah. Sedangkan wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya telah menciptakan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan, wawancara ini bertujuan untuk mencari jawaban terhadap hipotesa kerja. d. Waktu dan Tempat Pada penelitian ini, penulis memilih Puskesmas Kecamatan Tebet sebagai objek penelitian atas beberapa pertimbangan dan alasan. 29 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, h.182- 183. Puskesmas Kecamatan Tebet merupakan salah satu bidang medis yang menyediakan Program Terapi Rumatan Metadon PTRM. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tebet yang beralamat di Jalan Prof. Supomo No. 54, Tebet, Jakarta. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 27 April hingga 7 Mei 2014.

3. Teknik Analisa Data

Analisia data pada penelitian kualitatif dilakukan melalui pengamatan data secara logis dan sistematis dan analisis data itu dilakukan sejak awal peneliti terjun ke lokasi penelitian hingga pada akhir penelitian pengumpulan data. Secara umum dinyatakan bahwa analisis data merupakan suatu pencarian, pola-pola dalam data perilaku yang muncul, objek-objek, terkait dengan fokus penelitian. Analisa data dilakukan dalam dua tahapan, yaitu selama proses pengumpulan data dan pada akhir pengumpulan data. Analisa data untuk penelitian kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan unit yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa-apa yang penting dan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 30 Pada saat menganalisa data hasil observasi penulis menginterpretasikan hasil wawancara yang ada kemudian menyimpulkan setelah itu menganalisa kategori-kategori yang nampak pada data tersebut. 30 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 246- 247. Tujuan utama dari analisa data ialah untuk meringkaskan data dalam bentuk yang mudah dipahami dan mudah ditafsirkan sehingga hubungan antar problem penelitian dapat dipelajari dan diuji. 31 Analisa data melibatkan upaya mengidentifikasi ciri-ciri suatu objek dan kejadian. Kategori dan analisa data diperoleh berdasarkan fenomena yang nampak pada Program Terapi Rumatan Metadon bagi pecandu Heroin di Puskesmas Kecamatan Tebet.

4. Teknik Pemilihan Informan

Informan penelitian di dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana langkah yang ditempuh agar data atau informasi dapat diperolehnya. Maka dalam penelitian kualitatif dimungkinkan menggunakan tiga cara ini, yaitu prosedur purposif purposive sampling, prosedur kuota, dan prosedur snowball di dalam menentukan dan menemukan informan. Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling, yakni menentukan kelompok peserta yang menjadi informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian tertentu. Kunci dasar penggunaan prosedur ini adalah penguasaan informasi dari informan dan secara logika bahwa tokoh-tokoh kunci di dalam proses sosial selalu langsung menguasai informasi yang terjadi di dalam proses sosial itu. 32 31 Moh Kasiram, Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian Malang: UIN Malang Press, 2008, Cetakan ke-1, h. 128. 32 Burhan Bugin, Metode Penelitian Kualitatif, edisi kedua, h. 120. Tabel 1.2 Subjek Informan Penelitian NO. INFORMAN JUMLAH ORANG 1. Dokter 2 2. Tenaga Medis 2 3. Kader Muda 1 5. Pasien PTRM Subjek 6 Tabel 1.3 Klasifikasi Pemilihan Pasien PTRM NO. KLASIFIKASI PASIEN PTRM LAKI-LAKI PEREMPUAN 1. Waktu menjadi pasien PTRM 1 tahun 4 2 2. Status perkawinan Kawin 2 2 Belum Kawin 2 Cerai 3. Pekerjaan Belum bekerja 1 Pelajar Ibu Rumah Tangga 1 Wiraswasta 1 Karyawan 2 1 4. Telah mengikuti tes urine 1 tahun 4 2

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Menjalankan Program Terapi Pada Pasien Terapi Rumatan Metadon Di Puskesmas Bogor Timur Kota Bogor

0 30 138

PENDAHULUAN Pengaruh Konseling Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Program Terapi Rumatan Metadon Di Puskesmas Manahan Solo.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Konseling Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Program Terapi Rumatan Metadon Di Puskesmas Manahan Solo.

0 1 4

PENGARUH KONSELING TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON DI Pengaruh Konseling Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Program Terapi Rumatan Metadon Di Puskesmas Manahan Solo.

0 0 15

PENGARUH KONSELING TERHADAP PENURUNAN DEPRESI PADA PASIEN PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON Pengaruh Konseling Terhadap Penurunan Depresi Pada Pasien Program Terapi Rumatan Metadon Di Puskesmas Manahan Solo.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KETERATURAN TERAPI RUMATAN METADON DI KLINIK Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Keteraturan Terapi Rumatan Metadon di Klinik Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Puskesmas Manahan Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERATURAN TERAPI RUMATAN METADON DI KLINIK PROGRAM TERAPI Hubungan Antara Tingkat Depresi dengan Keteraturan Terapi Rumatan Metadon di Klinik Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Puskesmas Manahan Surakarta.

0 2 14

PENDAHULUAN Hubungan Antara Tingkat Depresi dengan Keteraturan Terapi Rumatan Metadon di Klinik Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Puskesmas Manahan Surakarta.

0 1 4

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERATURAN TERAPI RUMATAN METADON DI KLINIK PROGRAM TERAPI RUMATAN METADON Hubungan Antara Tingkat Depresi dengan Keteraturan Terapi Rumatan Metadon di Klinik Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Puskesmas Manahan

0 0 19

Faktor Yang Melatarbelakangi Keikutsertaan WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) Pengguna Heroin Dalam Mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Di Poliklinik Lapas Klas IIA Denpasar.

0 2 33