Indonesia DEPKES mengadakan pilot project berupa program rumatan metadon untuk subtitusi heroin dengan menggunakan metadon.
30
Sejak mulai diterapkan tahun 2003-2004 melalui proyek pilot di Rumah Sakit Sanglah Bali dan Rumah Sakit Ketergantungan Obat RSKO
Jakarta, pencegahan penularan HIV dikalangan pengguna NAPZA suntik melalui Program Terapi Rumatan Metadon PTRM di Indonesia terus
berkembang di Rumah Sakit dan Puskesmas. Keberadaan klinik layanan metadon sangat penting mengingat
tingginya tingkat penularan HIV dikalangan pengguna NAPZA suntik. Melalui Program Terapi Rumatan Metadon PTRM, seorang pecandu yang
biasanya menyuntikkan NAPZA jenis heroin atau yang biasa dikenal dengan putaw, diberikan terapi agar mengubah kebiasaannya itu dengan meminum
cairan metadon dibawah supervisi medis sehingga resiko atau kemungkinan tertular HIV dari jarum suntik menjadi berkurang.
31
Menurut pengakuan salah satu pasien Program Terapi Rumatan Metadon PTRM yang bernama Faizal Rahman, ia adalah mantan pengguna
NAPZA suntik aktif jenis putaw dan sudah kecanduan sejak umur 14 tahun. Faizal telah mengikuti berbagai pengobatan atau rehabilitasi untuk mengatasi
kecanduaannya namun ia kembali relapse atau kambuh menggunakan putaw kembali. Hingga akhirnya pada Juni tahun 2006 Faizal mendapatkan
30
Nurul Arifin, “Program Terapi Rumatan Metadon PTRM”, artikel diakses pada 07 April 2014 dari
http:nurularifin.comreadnarkobaprogram-terapi-rumatan-metadon-ptrm
31
Tri Irwanda M, “Program Terapi Rumatan Metadon di Indonesia”, artikel diakses pada 07 April 2014 dari
http:okzone.comread2008032623094953program-terapi-rumatan-metadon-di- indonesia
informasi dari teman sesama pecandu bahwa telah ada Program Terapi Rumatan Metadon PTRM. Setelah itu ia datang ke Puskesmas Tanjung
Priok dan mengikuti berbagai berbagai persyaratan untuk mengikuti terapi metadon. Sampai saat ini Faizal telah merasa banyak perubahan positif yang
terjadi dalam hidupnya, seperti kebiasaan menyuntik yang sulit hilang, kini dengan mengkonsumsi metadon memberikan harapan baru bagi masa depan
dirinya dan para pecandu heroinputaw.
32
2. Pengertian Program Terapi Rumatan Metadon PTRM
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Nomor 2 Tahun 2007 Tentang
Kebijakan Nasional Dampak Buruk Penggunaan Narkoba Suntik Harm Reduction menetapkan bahwa salah satu program pencegahan penularan
penyakit di kalangan pengguna heroin atau NAPZA suntik adalah Program Terapi Rumatan Metadon PTRM. PTRM merupakan metode rehabilitasi
mantan pecandu narkoba, khususnya Putaw dan merupakan salah satu bentuk program dengan pendekatan pengurangan dampak buruk yang bertujuan unuk
meningkatkan kesehatan pengguna Narkoba Heroin sehingga para pecandu Heroin dapat beraktivitas secara normal dan produktif sehingga dapat
menekan tingkat kriminalitas.
33
32
North Methadone Community NMC, “Methadone”, artikel diakses pada 07 April 2014 dari
http:methadone-indonesia.blogspot.com
33
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PKBI, Seputar HIV AIDS Jakarta: PKBI, 2011, h. 39.
3. Farmakalogi Metadon
Metadon adalah suatu agonis opioid sintetik yang kuat dan diserap dengan baik secara oral dengan daya kerja jangka panjang, digunakan secara
oral dibawah supervisi dokter dan digunakan untuk terapi pengguna heroin. Waktu kerja metadon pada umumnya adalah sekitar 24 jam.
Penggunaan secara berkesinambungan akan diakumulasi pada berbagai bagian tubuh, namun khususnya pada hati. Proses akumulasi ini sebagian menjadi
alasan mengapa toleransi atas penggunaan metadon berjalan lebih lambat dari penggunaan heroin. Efek analgesic dirasakan dalam 30 hingga 60 menit
setelah diminum dan terjadi konsentrasi puncak di otak dalam waktu satu hingga dua jam setelah diminum, hal ini membuat metadon tidak segera
menimbulkan perasaan euphoria sebagaimana heroin. Penghentian metadon secara mendadak tidak langsung menghasilkan gejala putus zat.
Gejala putus zat baru akan dirasakan setelah beberapa waktu kemudian dan dialami beberapa hari lebih lama daripada gejala putus zat heroin.
Efek samping yang pada umumnya dirasakan dalam waktu lama adalah konstipasi, berkeringat secara berlebihan, keluhan berkurangnya libido dan
disfungsi seksual. Namun efek samping ini dilaporkan semakin dapat diatasi seiring dengan retensi pasien berada dalam program.
34
34
Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Penyelenggaraan Program Terapi Metadon Jakarta: Kemenkes RI, 2013, h. 34-35.
4. Waktu Pelayanan PTRM
Pelayanan PTRM buka setiap hari, tujuh hari dalam seminggu dengan jam kerja berorientasi pada kebutuhan pasien untuk menjamin aksesbilitas.
Walaupun demikian, penerimaan pasien baru hanya dapat dilakukan pada hari Senin sampai Rabu, guna penyesuaian pemberian dosis yang terpantau dengan
ketat oleh dokter. Penerimaan pasien baru di luar hari Senin sampai Rabu, dapat
dilakukan sepanjang tersedia dokter jaga pada akhir pekan. Pelayanan pada hari-hari besar dapat disesuaikan dan diputuskan secara lokal oleh Rumah
Sakit Pengampu dalam hal ini Rumah Sakit Ketergantungan Obat RSKO dan Dinas Kesehatan setempat, tanpa mengabaikan kebutuhan pasien.
5. Alur Layanan PTRM
PTRM tidak hanya memberikan metadon semata-mata melainkan juga intervensi medis dan psikososial lain yang dibutuhkan pasien.
Alur layanan adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Alur Layanan PTRM
Sumber: Peraturan Menkes RI No. 57 Tahun 2013
Proses Penerimaan •
Informasi tentang metadon, assessment,
rencana terapi, pemeriksaan penunjang
Proses Inisiasi Stabilisasi •
Farmakoterapi lain, konseling adiksi, konseling
HIV, pengobatan ARV bila perlu
Proses Rumatan Assessment lanjutan,
konseling kepatuhan, urinalisis sewaktu-waktu, farmakoterapi
konseling yang dibutuhkan