xii konteks  tempat,  konteks    objek    yang    mengacu    kepada    fokus    pembicaraan,
konteks  kelengkapan  alat  bicara  atau  dengar,  konteks  kebahasaan,  dan  konteks kesamaan bahasa.
3. Metode Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu mencari dan  menyusun  secara  sistematis  data  yang  diperoleh  dari  catatan  kepustakaan
maupun  catatan  lapangan  selanjutnya  mengorganisasikan  ke  dalam  kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan analisa, dan membuat kesimpulan. b.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari novel Jepang berjudul Sekai
Kara Neko Ga Kieta Nara  karya Kawamura Genki. c.
Objek Data
Objek  data  pada  penelitian  ini  adalah  penggunaan  ragam  bahasa  pria danseigo
男性語 dan ragam bahasa wanita joseigo 女性語. d.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik  pengumpulan  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah dengan  menggunakan  teknik  pustaka.  Teknik  pustaka  yaitu  suatu  teknik
penelitian  yang  dilakukan  dengan  cara  pengambilan  data  yang  berasal  dari sumber  data  tertulis.  Data  dalam  penelitian  ini  diambil  dari  percakapan-
percakapan  yang  mengandung  danseigo  dan  joseigo  dari  sebuah  novel  Jepang yang berjudul Sekai Kara Neko Ga Kieta Nara karya Kawamura Genki. Penulis
xiii kemudian  memasukkan  data  yang  sudah  diperoleh  kedalam  kartu  data.  Berikut
merupakan penjelasan dari kartu data yang digunakan.
No. Data
Makna Pemarkah
Penyimpangan
1. 取
引 い
話 信
い い
Saya  akan  mulai bicarakan
transaksi ini.
Karena sepertinya kamu
belum mempercayaiku
: jishou
daimeishi kata  ganti
orang pertama
merupkan  kata  ganti orang
pertama jisho
daimeishi yang
biasa digunakan
oleh penutur
wanita.  Tetapi,  pada  kalimat ini  digunakan  oleh  penutur
pria. Analisis : Data di atas merupakan ragam bahasa pria danseigo. Penanda ninshou daimeishi
yang digunakan adalah kata atashi . Atashi biasa diucapkan oleh wanita, namun pada
kalimat diatas diucapkan oleh pria, dalam hal ini adalah akuma 魔 iblis yang menyerupai
lawan  bicaranya,  yakni  adalah  Takeru.  Iblis  tersebut  tidaklah  jahat,  melainkan  sedang menawarkan bantuan kehidupan untuk Takeru. Akuma tersebut menggunakan kata ganti orang
pertama atashi karena untuk membujuk lawan bicaranya agar mau menerima tawaran
perpanjangan hidup, sehingga ia menggunakan kata ganti orang pertama yang tidak kasar agar mampu  membujuk  lawan  bicaranya.  Selain  itu,  penulis  novel  ini  menggunakan  huruf
katakana  dalam  penulisan  atashi  karena  untuk  menekankan  keramahannya  seorang  akuma. Penyimpangan  pada  kalimat  di  atas  terjadi  karena  menggunakan  makna  kontekstual.  Makna
kontekstual  yang  digunakan  yaitu  konteks  Situasi.  Konteks  Situasi  adalah  konteks  yang memaksa pembicara mencari kata  yang maknanya berkaitan dengan situasi. Situasi pada saat
xiv itu adalah rayuan dari iblis agar Takeru mau menerima tawarannya untuk menukar hidupnya
dengan menghilangkan sesuatu benda yang ada di dunia.
e. Teknik Analisis Data