Kandoushi kora kora Atashi

Penyimpangan pada kalimat di atas ditandai dengan shuujoshi sa yang diucapkan oleh penutur wanita. Penutur kalimat di atas yaitu Pacar Takeru. Saat itu pacar Takeru memulai topik pembicaraan kembali dengan Takeru, setelah ia mengatakan beberapa hal buruk mengenai Takeru dan ia langsung meminta maaf. Tatapi, Takeru sama sekali tidak menunjukkan rasa marah, justru ia merasa terhibur. Penyimpangan kalimat di atas disebut dengan “Konteks Suasana Hati Pembicara”. Suasana hati lawan bicara sedang merasakan hal yang senang dan tetap tegar, selalu memberikan kekuatan dan menyenangkan hati lawan biacaranya.

5. Kandoushi kora kora

Data 98. ういう冗談 い Hal. 63 Kora kora , sou iu joudan wa yamenasai. Hey..hey, hentikan gurauan seperti itu. Penyimpangan pada data di atas, ditandai dengan kandoushi kora kora. Kora kora biasa digunakan oleh pria. Tetapi pada kalimat di atas penuturnya adalah seorang wanita yaitu pacar Takeru. Penutur menggunakan kandoushi kora- kora karena merasa sedikit kesal, sehingga muncul panggilan dengan nada tinggi. Kandoushi kora kora pada kalimat di atas merupakan panggilan atau yobikake yang memiliki arti hey..hey... untuk memanggil Takeru. Pacar Takeru meminta Takeru untuk menghentikan gurauannya yang sudah berlebihan.

4.2.2 Joseigo yang Digunakan oleh Pria

1. Atashi

Data 27. 取引 至 い 話 信 い い Jaa, atashi ga kono torihiki ni itattai kisatsu o hanashimasu ne. Mada shinjite kurete nai mitai dakara ne. Oke, saya akan bicarakan mengenai transaksi ini. Karena sepertinya kamu belum mempercayaiku. Penyimpangan pada kalimat di atas ditandai dengan kata ganti orang pertama atashi yang diucapkan oleh penutur pria yaitu akuma iblis yang menyerupai Takeru. Atashi berasal dari kata watashi biasa digunakan oleh penutur wanita yang menunjukkan kefeminiman, tetapi pada kalimat di atas diucapkan oleh penutur pria. Akuma menggunakan kata ganti orang pertama atashi karena menggunakan makna kontekstual. Makna kontekstual yang digunakan adalah konteks situasi. Konteks situasi yaitu konteks yang memaksa pembicara mencari kata yang maknanya berkaitan dengan situasi. Situasi pada saat itu adalah rayuan dari iblis agar Takeru mau menerima tawarannya untuk menukar hidupnya dengan menghilangkan sesuatu yang ada di dunia. Maka, ia menggunakan kata ganti orang pertama yang tidak kasar agar mampu membujuk lawan bicaranya. Kemudian kata atashi ditulis menggunakan huruf katakana karena untuk menegaskan keramahannya sesosok akuma. Data 20. ビ ャン 用意 !Hal. 21 Atashi ne, sonna anata ni biggu chansu o youi shite kitan desu kara Karena saya memberikan kesempatan besar untuk anda. Penyimpangan pada kalimat di atas ditandai dengan kata ganti orang pertama atashi yang diucapkan oleh penutur pria yaitu akuma. Pada kalimat di atas kata atashi diikuti dengan shuujoshi ne yang memperlihatkan kalimat tersebut adalah ragam bahasa wanita. Kata atashi yang ditulis dengan katakana ini menekankan pembicaranya yang lembut dan sopan sebagaimana wanita. Penutur menggunakan kata atashi untuk memberikan kesan halus kepada lawan biacaranya, meskipun usia penutur dengan lawan bicara sederajat. Hal ini agar lawan bicara tertarik dan mau menerima tawaran atau kesempatan besar yang akan penutur berikan kepada lawan bicara. Selain itu, penutur menggunakan kata ganti orang pertama atashi karena menggunakan makna kontekstual. Makna kontekstual yang digunakan adalah konteks situasi. Situasi pada saat itu adalah ketika Takeru merasa bimbang akan tawaran perpanjangan hidup dengan cara menghilangkan sesuatu yang ada di dunia. Kemudian akuma menekankan dengan halus menggunakan kata atashi ne sonna anata ni biggu chansu o youi shite kitan desu kara „Karena saya memberikan kesempatan besar untuk anda‟, dan kesempatan ini tidak semua orang bisa dapatkan. Dari kedua contoh kalimat penyimpangan di atas, kata atashi yang berarti „saya‟ digunakan oleh penutur pria, lebih menunjukkan rasa sopan dan halus kepada lawan biacaranya. Pada beberapa contoh kalimat tersebut tidak menggunakan watashi karena percakapan tersebut berlangsung dalam situasi santai. Selain itu, status pembicara dan lawan bicaranya pun setara atau akrab.

2. Watashi