menelepon temannya yang sedang bekerja, maka akan mengganggu pekerjaan temannya tersebut. Setelah shuujoshi darou diakhiri dengan shuujoshi naa yang
memperkuat arti tuturan bermakna „ya‟.
4.1.2.2 Shuujoshi dalam Joseigo
Dalam novel Sekai Kara Neko Ga Kieta Nara, terdapat beberapa shuujoshi yang dipakai dalam ragam bahasa wanita yaitu shuujoshi wa, wane, ne, no, none,
noyo,dan kashira. Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan shuujoshi yang pada novel tersebut.
1. Shuujoshi wa
Data 70. ほ
人 預
わ Hal. 47
Sonna koto dattara, hokano hito ni azuketa wa. Kalau begitu,titipkan pada orang lain saja.
Penanda joseigo pada kalimat di atas adalah shuujoshi wa. Penutur kalimat
di atas menggunakan shuujoshi wa di akhir kalimat untuk memberikan kesan lemah lembut terhadap lawan bicaranya. Hal ini sebagai salah satu ciri untuk
menunjukkan feminitas penuturnya. Pada kalimat di atas juga mengungkapkan sebuah pemikiran pembicara. Kalimat tersebut adalah dugaan kalimat yang akan
diucapkan oleh ibu Takeru apabila Takeru tidak mampu menjaga dan merawat kucing kesayangan ibunya, maka titipkan saja pada orang lain.
2. Shuujoshi wane
Data 120. いい
いわ Hal. 77
Sore mo ii kamoshirenai wa ne. Mungkin itu juga mengasyikkan.
Penanda joseigo pada kalimat di atas adalah shuujoshi wane. Shuujoshi tersebut berasal dari shuujoshi wa yang menunjukkan kelemahlembutan bahasa
wanita, dan shuujoshi ne yang menambahkan kehalusan bahasa wanita. Penutur kalimat di atas menggunakan shuujoshi wane untuk memberikan kesan lemah
lembut dan kehalusan berbicara kepada lawan bicaranya. Penutur kalimat tersebut adalah pacar Tekaru melalui telepon saat menangapi pernyataan Takeru tentang
hidup bersama.
3. Shuujoshi ne
Data 65. 子
前 Hal. 44
Kono ko no namae wa Retasu ne. Anak kucing ini saya beri nama Retasu ya.
Penanda joseigo pada kalimat di atas adalah shuujoshi ne. Penutur kalimat
di atas menggunakan shuujoshi ne untuk mempertegas dengan halus terhadap pemberian nama kepada kucing yang baru saja ditemui okaasan ibu Takeru
setelah pulang berbelanja dari supermarket. Okaasan memberikan nama pada anak kucing
tersebut dengan panggilan “Retasu”. Retasu adalah lettuce selada yang baru saja dibeli okaasan di supermarket.
Data 132. 何 得
何 失わ
Hal. 82 Nanika o eru tame ni wa, nanika o ushinawanakute wa ne.
Untuk mendapatkan sesuatu, harus kehilangan sesuatu yang lain ya.
Penanda joseigo pada kalimat di atas adalah shuujoshi ne. Penutur kalimat tersebut menggunakan Shuujoshi ne untuk mempertegas dengan halus dan penuh
kasih sayang, karena kalimat tersebut adalah nasehat seorang ibu kepada anaknya. Penegasan secara halus dalam kalimat di atas terdapat pada kata nanika o
ushinawanakute „harus kehilangan sesuatu‟ yakni berani mengambil resiko hidup
ketika ingin mendapatkan sesuatu yang diinginkan maka harus mau menghilangkan sesuatu yang lain. Penutur kalimat di atas adalah ibu Takeru yang
memberikan nasehat kepada Takeru, bahwa setiap manusia yang kehilangan sesuatu, sebenarnya ia akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari itu. Karena itu
sudah hukum alam. Takeru mengingat kembali pesan dari ibunya, ia merasa sedih karena kini ia mengerti nasehat ibunya dulu dan harus dialaminya. Ketika Takeru
menginginkan kehidupan, maka harus menghilangkan sesuatu dari dunia sebagai ganti kehidupannya.
Data 123. い
言い Hal. 78
Gomen ne, hidoi koto bakari iicahtta. Maaf ya, aku selalu berkata kasar padamu.
Penanda joseigo pada kalimat di atas adalah shuujoshi ne. Penutur wanita pada kalimat diatas menggunakan shuujoshi ne karena terdapat kata gomen di
awal kalimat untuk menegaskan kata maaf karena pembicara telah mengatakan hal yang kasar kepada lawan bicaranya. Dengan adanya shuujoshi ne, pembicara
menyampaikan kata maaf terkesan sopan. Jika tidak ada shuujoshi ne setelah kata gomen, maka akan terkesan kasar menyampaikan kata maaf kepada lawan
bicaranya. Penutur kalimat di atas adalah pacar Takeru ketika membicarakan beberapa hal yang tidak disukai Takeru, kemudian ia meminta maaf.
Data 125. 約束
Hal. 78 Demo ne, are yakusoku dakara.
Tetapi ya, karena itu janji kita.
Penanda joseigo pada kalimat di atas adalah shuujoshi ne. Penutur wanita pada kalimat di atas menggunakan shuujoshi ne untuk memberikan penyangkalan
secara halus setelah kata demo. Dengan adanya shuujoshi ne, maka pembicaraan
tersebut terkesan tidak kasar. Penutur mengingatkan perjanjian yang pernah dikatakan dengan Takeru semasa mereka berpacaran. Janji itu adalah hal-hal
yang tidak disukai diantara mereka boleh diceritakan saat mereka sudah putus, dan terjadilah hari itu mereka membicarakan hal-hal yang tidak disukai diantara
mereka.
4. Shuujoshi no, none, noyo