menunjukkan bahwa skor pemahaman interpretation kelas kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen.
c. Menerapkan konsep dalam perhitungan matematis extrapolation
Dimensi pemahaman ekstrapolasi extrapolation diwakili oleh indikator menurunkan rumus keliling dan luas bangun segi empat dan
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segi empat. Untuk indikator menurunkan rumus keliling dan luas
bangun segi empat diwakili oleh soal post test nomor 3, 4 dan soal nomor 5. Sedangkan untuk indikator menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
menghitung keliling dan luas bangun segi empat diwakili oleh soal post test nomor 6, 7a dan 7b.
Total persentase skor pemahaman extrapolation yang diperoleh dari ke-enam soal tersebut adalah 61,93 untuk kelas eksperimen dan 51,04
untuk kelas kontrol. Berdasarkan perolehan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk dimensi ekstrapolasi kelas eksperimen memperoleh nilai yang
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil penelitian di atas didukung oleh hasil pengamatan selama
penelitian. Proses pembelajaran terpadu model connected membawa perubahan dalam proses pembelajaran, siswa yang awalnya pasif hanya
menunggu penjelasan dari guru, kemudian sedikit demi sedikit mulai aktif belajar sendiri. Dengan bantuan LKS siswa berdiskusi secara berkelompok
mempelajari materi dan mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam LKS, mereka tidak segan bertanya kepada guru atau pun kepada temannya jika
menemui kesulitan. LKS yang digunakan kelas eksperimen, dibuat sendiri oleh peneliti yang berisi uraian materi dan soal latihan. Materi yang ada
dalam LKS dibuat dengan mengaitkan konsep bangun datar dengan konsep simetri, operasi hitung bentuk aljabar dan PLSV. Dengan adanya pengaitan
konsep ini akan membatu siswa lebih memahami materi pelajaran seperti apa yang dikemukakan oleh Trianto bahwa dalam pembelajaran terpadu, siswa
akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang mereka pahami.
Berbeda dengan pembelajaran di kelas eksperimen, pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Guru menjadi
pusat pembelajaran, siswa hanya memperhatikan, mencatat penjelasan guru, dan mengerjakan soal yang diberikan. Hanya siswa-siswa berkemampuan
lebih yang berani dan antusias bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru siswa lain hanya diam menunggu jawaban dari temannya,
selain itu, kurang ada interaksi antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang diajar dengan pembelajaran terpadu model connected memiliki pemahaman
konsep matematika yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional. Relevan
dengan penelitian
Nurfarida Fikrotushohihah dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran
Terpadu Model Terkait Connected Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa” yang memberikan kesimpulan bahwa rata-rata hasil belajar siswa
yang menggunakan Pembelajaran Terpadu Model Terkait Connected lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan Pembelajaran
Konvensional.
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang optimal.
Namun demikian, masih terdapat beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu sebagai berikut:
1. Kondisi siswa yang telah terbiasa dengan pembelajaran konvensional sempat membuat siswa merasa kaku pada awal pembelajaran terpadu
model connected