Uji Normalitas Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

Secara empiris pengaruh ini dapat terlihat dari hasil post test, dimana kelas eksperimen memperoleh rata-rata 61,02 dan terdapat 58,62 siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu  60. Sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata 54,50 dan terdapat 37,5 siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu  60. Dalam penelitian ini terdapat tiga indikator pemahaman konsep yang diukur oleh peneliti, yaitu:

a. Menerjemahkan soal ke dalam bentuk gambar translation

Dimensi pemahaman translasi translation diwakili oleh indikator menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya. Untuk indikator ini diwakili oleh soal post test nomor 1a dan nomor 2. Pada soal 1a, siswa diminta menggambar bangun segiempat yang diketahui titik- titik koordinatnya kemudian menentukan jenis bangun tersebut. Persentase skor yang diperoleh soal nomor 1a adalah 92,24 untuk kelas eksperimen dan 91,67 untuk kelas kontrol. Soal nomor 2, siswa membuat gambar segi empat dari ilustrasi soal cerita. Skor yang diperoleh soal nomor 2 adalah 35,34 untuk kelas eksperimen dan 32,29 untuk kelas kontrol. Total persentase skor pemahaman translation dari soal nomor 1a dan 2 untuk kelas eksperimen adalah 63,79 sedangkan kelas kontrol 61,98. Sehingga dapat dikatakan bahwa skor pemahaman translation kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

b. Menafsirkan gambar yang disajikan interpretation

Dimensi pemahaman interpretasi interpretation diwakili indikator menjelaskan sifat-sifat segi empat ditinjau dari sisi, sudut, dan diagonalnya. Indikator ini diwakili oleh soal post test nomor 1b. Persentase skor pemahaman interpretation yang diperoleh dari soal nomor 1b adalah 41,38 untuk kelas eksperimen, dan kelas kontrol memperoleh persentase 50. Ini menunjukkan bahwa skor pemahaman interpretation kelas kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen.

c. Menerapkan konsep dalam perhitungan matematis extrapolation

Dimensi pemahaman ekstrapolasi extrapolation diwakili oleh indikator menurunkan rumus keliling dan luas bangun segi empat dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segi empat. Untuk indikator menurunkan rumus keliling dan luas bangun segi empat diwakili oleh soal post test nomor 3, 4 dan soal nomor 5. Sedangkan untuk indikator menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segi empat diwakili oleh soal post test nomor 6, 7a dan 7b. Total persentase skor pemahaman extrapolation yang diperoleh dari ke-enam soal tersebut adalah 61,93 untuk kelas eksperimen dan 51,04 untuk kelas kontrol. Berdasarkan perolehan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk dimensi ekstrapolasi kelas eksperimen memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil penelitian di atas didukung oleh hasil pengamatan selama penelitian. Proses pembelajaran terpadu model connected membawa perubahan dalam proses pembelajaran, siswa yang awalnya pasif hanya menunggu penjelasan dari guru, kemudian sedikit demi sedikit mulai aktif belajar sendiri. Dengan bantuan LKS siswa berdiskusi secara berkelompok mempelajari materi dan mengerjakan soal-soal latihan yang ada dalam LKS, mereka tidak segan bertanya kepada guru atau pun kepada temannya jika menemui kesulitan. LKS yang digunakan kelas eksperimen, dibuat sendiri oleh peneliti yang berisi uraian materi dan soal latihan. Materi yang ada dalam LKS dibuat dengan mengaitkan konsep bangun datar dengan konsep simetri, operasi hitung bentuk aljabar dan PLSV. Dengan adanya pengaitan konsep ini akan membatu siswa lebih memahami materi pelajaran seperti apa yang dikemukakan oleh Trianto bahwa dalam pembelajaran terpadu, siswa