Kebijakan dan Program Pendidikan Tidak Berpihak Kepada Orang Miskin Sistem Pengelolaan Kurikulum Sekolah Tidak Konsisten

sampai 15 harus duduk di tingkat SMP. Bila target peningkatan mutu diutamakan, maka target wajib belajar tidak bisa penuhi, demikian sebaliknya, bila target wajib belajar yang harus dipenuhi, maka standar mutu sulit dicapai. Pada tingkat perencanaan pendidikan tentu saja hal ini menjadi masalah yang sangat besar. Contoh saja, baru-baru ini, ada sekolah yang hampir 100 murid tidak lulus karena mengejar mutu standar nasional. Sekolah di daerah menjadi tumpuan kekesalan para murid dan orang tua. Bahkan ada sekolah di rusak. Di sisi lain, ada saja dari unsur pemerintahan daerah yang melihat gagal tidaknya pendidikan adalah dari bagaimana penyediaan gedung sekolah dan sarana prasarana belajar lainnya. Ini tidak salah dari sisi konsepnya. Tetapi kenyataannya, proyek-proyek fisik tersebut menjadi objek korupsi yang melibatkan unsur pemerintah, pelaku proyek, bahkan ada juga masyarakat.

IV.9.3. Kebijakan dan Program Pendidikan Tidak Berpihak Kepada Orang Miskin

Persentase APBD yang yang masih dibawah ketentuan Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 sudah merupakan indikator yang menggambarkan betapa masih minimnya keberpihakan pemerintah terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang dibutuhkan terutama sekali oleh masyarakat miskin. Program dana BOS misalnya, manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat karena tidak perlu membayar SPP. Tetapi, sekolah-sekolah karena adanya dana BOS, dengan alasan peningkatan kualitas masih menarik pungutan lain yang tidak jelas pemanfaatannya. Untuk mengakses pendidikan yang memadai tersedia sekolah p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine. Get yours now khusus baik yang dikelola pemerintah maupun swasta. Tetapi sekolah ini hanya khusus pula bagi masyarakat yang kaya tidak bagi masyarakat miskin. Program beasiswapun malah banyak yang jatuh kepada anak berprestasi dari keluarga kaya. Jadi orang miskin mengenyam pendidikan di sekolah untuk orang miskin, dan anak orang kaya mengenyam pendidikan di sekolah untuk orang kaya. Sampai sekarang belum ada Peraturan pemerintah pelaksana dari UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional. Sementara itu perlakuan standar Ujian Nasional sudah diterapkan tanpa melihat kondisi kependidikan di daerah.

IV.9.4. Sistem Pengelolaan Kurikulum Sekolah Tidak Konsisten

Kurikulum sekolah tidak konsisten, sering berubah tanpa melalui proses evaluasi yang matang mengenai efektivitas, kelemahan, hambatan, dan hasil serta dampak dari penerapan kurikulum sebelumnya. Kurikulum berbasis kinerja, kurikulum berbasis sekolah, dan kurikulum lainnya malah berbenturan dengan standarisasi ujian nasional. Sementara pelaksanaan masing-masing kebijakan ini tidak dilaksanakan secara konsisten, perencanaan sampai evaluasinya dengan melibatkan para pelaku pendidikan di daerah, sehingga perubahan itu hanya terjadi dan datang dari atas.

IV.9.5. Kelayakan Sekolah dan Database Pendidikan Tidak Adanya Standart Minimal