proses terjadinya sosialisasi nilai-nilai baru seperti profesionalisme, kejujuran, integritas, kesamaan, kebebasan, dan keadaban sebagai penopang utama budaya
unggul, sangat besar. Lembaga pendidikan dengan demikian tidak hanya berhubungan dengan dimensi cultural capital, human capital, tetapi yang tidak kalah
pentingnya adalah social capital. Akan tetapi, di Indonesia yang sering terjadi lembaga pendidikan cenderung dipandang oleh masyarakat yang justru meredusir
nilai-nilai kepercayaan. Semangat kejujuran yang terkandung sebagai unsur vital Modal Sosial justru terdegredasi sedemikian rupa.
Lembaga pendidikan yang diidealkan menjadi contoh kejujuran justru disorot masyarakat sebagai salah satu lembaga yang diragukan kejujurannya. Proyek-proyek
pembangunan sekolah selalu dipertanyakan. Dalam beberapa hal, buku pelajaran, seragam sekolah, dan perlengkapan sekolah lainnya telah menjadi komoditas dan
instrumen perdagangan. Berbagai pungutan yang dibungkus kesepakatan antra wakil orangtua dan wakil pengelola sekolah telah menyulitkan sebagian bear orang tua dan
terutama orang miskin. Ini juga sekaligus menghilangkan rasa percaya terhadap lembaga pendidikan sebagai lembaga yang memiliki bobot moral yang tinggi.
II.7. Penelitian Sebelumnya
Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya “Pendayagunaan Modal Sosial dalam Pengelolaan Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah Sorik” Nasution, 2006,
dikatakan bahwa eksistensi suatu institusi dipengaruhi oleh adanya pemanfaatan elemen modal sosial. Elemen tersebut antara lain: 1 Saling percaya kejujuran, sikap
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine.
Get yours now
egaliter, kemurahan hati, 2 Jaringan sosial partisipasi, solidaritas, kerjasama, 3 Pranata sosial nilai-nilai bersama, aturan dan adat-istiadat.
Partisipasi dalam kehidupan masyarakat ditunjukkan oleh nilai-nilai budaya lokal. Aktivitas yang dilakukan terjadi karena adaya partisipasi dari kerabat, tetangga
untuk saling membantu, artinya tanpa adanya partisipasi tentunya nilai-nilai kerjasama tersebut akan tumpul dan bahkan hilang.
Tingkat partisipasi masyarakat lokal dalam aktivitas sosial ditentukan oleh akar budaya yang terisolasi dan bonding, yaitu saling memberi dan peka terhadap
kerabat. Kedua sikap tersebut merupakan nilai yang paling berjasa dalam membentuk karakter masyarakat yang partisipatif, solider, dan memiliki banyak nilai budaya
kerjasama dalam kehidupan sosial masyarakat. Menurut Sukardi 2002 dalam penelitiannya yang berjudul “Modal sosial dan
reorientasi kebijakan publik studi utilisasi modal sosial dalam proses reorientasi kebijakan agraria lokal pada kasus sengketa properti tanah petani melawan PTPN XII
di kawasan Malang Selatan” mengatakan bahwa, genesis modal sosial sebenarnya bermula dari sebuah interaksi dalam sebuah komunitas yang ada dalam satuan-satuan
geografis. Bangunan interaksional sekenanya dan tidak sengaja, saling menyapa sekedar ingin mengucapkan dan bertanya karena merasa perlu memperhatikan tatkala
saling jumpa. Tingginya intensitas interaksi ini akhirnya antar mereka menjadi saling mendekat dan tidak enggan berkomunikasi.
Asosiasi dipergunakan untuk basis interaksi dapat bervariasi, mulai asosiasi religi, resiprositas tenaga kerja, aneka kelembagaan untuk mobilisasi kerja komunal,
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine.
Get yours now
hingga kelembagaan hubungan produksi yang ada. Semua kelembagaan ini menjadi nampan besar untuk melangsungkan interaksi dan resiprositas. Satu aspek yang
memungkinkan perjumpaan pandangan diantara para petani adalah adanya berbagi pengalaman share experience utamanya menyangkut pengalaman bergaul dengan
dengan dunia luar. Ingatan kolektif ini ternyata menjadi perekat yang amat kuat sehingga modal sosial kekuatan dan daya lecutnya mengalami pelipatan.
II.7. Kerangka Penelitian