Hasil Posttest Hasil Penelitian

yang diperoleh siswa modus sebesar 78,25, standar deviasi 9 dan variansi sebesar 81. Hasil analisis data pretest untuk kelompok kontrol yaitu: skor terbesar 60, skor terkecil 13, rata-rata mean sebesar 40,50, nilai tengah median sebesar 37,5, skor terbanyak yang diperoleh siswa modus sebesar 49,42, standar deviasi 13,10 dan variansi sebesar 171,61. Hasil analisis data prosttest untuk kelompok kontrol yaitu: skor terbesar 91, skor terkecil 56, rata-rata mean sebesar 74,17, nilai tengah median sebesar 70,5, skor terbanyak yang diperoleh siswa modus sebesar 72,81, standar deviasi 8,87 dan variansi sebesar 78,68. Dari data posttest kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun kontrol, dapat memperlihatkan persentase penguasaan konsep siswa dalam konsep sistem pencernaan manusia untuk setiap subkonsep yang terlihat pada tabel berikut. Tabel 4.4 Penguasaan Konsep Siswa Untuk Setiap Subkonsep Subkonsep Persentase Penguasaan Konsep Kontrol Eksperimen Proses pencernaan 91,67 92,38 Saluran dan kelenjar pencernaan 68,57 72,38 Struktur dan fungsi organ pencernaan 87,04 88,09 Gizi dan kalori 62,30 78,37 Penyakit pada sistem pencernaan 72,22 79,29 Total Rata-rata 76,36 82,10 Pada tabel penguasaan konsep diatas terlihat perbandingan nilai persentase yang rendah pada subkonsep saluran dan kelenjar pencernaan, serta gizi dan kalori dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Rendahnya penguasaan konsep pada kelompok kontrol, karena siswa tidak konsentrasi dalam pembelajaran yang diterangkan oleh guru, dan guru tidak menegaskan untuk siswa yang bercanda dalam pembelajaran, serta guru tidak menegaskan pada pemberian tugas rumah untuk mencari contoh makanan yang terkandung dalam gizi dan kalori. Berdasarkan hasil posttest kelompok eksperimen menunjukkan bahwa penguasaan konsep siswa yang tertinggi yaitu pada subkonsep proses pencernaan. Sedangkan penguasaan konsep siswa yang terendah yakni pada subkonsep saluran dan kelenjar pencernaan. Sama seperti kelompok eksperimen, penguasaan konsep tertinggi pada kelompok kontrol pada subkonsep proses pencernaan, tetapi berbeda dengan kelompok eksperiman penguasaan konsep terendah di kelompok kontrol yakni subkonsep gizi dan kalori.

3. Data N-Gain

Gain adalah selisih antara posttest dan pretest. Gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran. Berikut hasil perhitungan N-Gain diperoleh skor N-Gain pada kelompok kontrol dan eksperimen. 3 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan N-Gain N-Gain Kontrol Eksperimen Tertinggi 0,83 0,91 Terendah 0,17 0,08 Rata-rata 0,55 0,67 Kategori Sedang Sedang Tabel diatas menunjukkan besarnya peningkatan penguasaan konsep siswa secara langsung tampak dari nilai N-Gain sebesar 0,67 yang termasuk kategori sedang. Sedangkan nilai rata-rata N-Gain kelompok kontrol sebesar 0,55 dengan kategori sedang. Pada kelompok eksperimen, kategori N-Gain tertinggi dengan frekuensi diperoleh sebanyak 19 siswa, kategori sedang diperoleh sebanyak 15 siswa dan kategori rendah diperoleh 1 siswa. Sedangkan pada kelompok kontrol, 3 Lampiran 3.4 kategori N-Gain tertinggi dengan frekuensi sebanyak 8 siswa, kategori sedang sebanyak 24 siswa dan kategori rendah sebanyak 4 siswa.

4. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Sebelum dilaksanakan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji Liliefors. Dari hasil perhitungan uji normalitas pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. 4 Tabel 4.6 Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol Data Statistik Eksperimen Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest L hitung 0,144 0,124 0,136 0,138 L tabel 0,149 0,150 Kesimpulan H diterima H diterima Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh pada kelompok eksperimen L hitung L pretest sebesar 0,144, L hitung L posttest sebesar 0,124 dengan jumlah sampel sebanyak 35 pada taraf signifikan 5, maka L tabel sebesar 0,149. L pretest dan posttest L tabel , maka hipotesis nol H diterima dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data sampel kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas pada kelompok kontrol dapat diperoleh data L hitung L pretest sebesar 0,136, L hitung L posttest sebesar 0,138 dengan jumlah sampel 4 Lampiran 3.5 sebanyak 36 pada taraf signifikan 5, maka L tabel sebesar 0,150. L pretest dan posttest L tabel , maka hipotesis nol H diterima dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data sampel kelompok eksperimen berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F Fisher. Kriteria uji homogenitas adalah H ditolak jika F hitung lebih besar dari F tabel dan jika F hitung lebih kecil dari F tabel maka H diterima. Dengan diterimanya H berarti sampel kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen. Data hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut. 5 Tabel 4.7 Perhitungan Uji Homogenitas Nilai Pretest Posttest Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Varians S 2 112,78 171,61 81 78,68 F hitung 1,52 1,03 F tabel 1,76 1,76 Kesimpulan H diterima H diterima Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95 α = 0,05 dengan derajat bebas db = 35:34. Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji homogenitas data pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen didapatkan F hitung sebesar 1,52 dan F tabel sebesar 1,76 artinya F hitung F tabel . Sedangkan hasil perhitungan uji homogenitas data posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen didapatkan F hitung sebesar 1,03 dan F tabel sebesar 1,76 artinya F hitung F tabel . Hal ini menunjukkan bahwa pada taraf signifikan α = 0,05 5 H diterima. Dengan demikian dapat 5 Lampiran 3.6