7. Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa
Angket yang disebarkan dalam penelitian ini guna untuk mengetahui respon keseluruhan siswa selama menggunakan strategi
pembelajaran think-talk-write dalam pembelajaran. Dimana pada angket ini dapat dilihat respon positif-negatif atau baik tidaknya strategi think-
talk-write ini digunakan. Oleh karena itu, semua indikator pada angket dalam penelitian ini dikembangkan sendiri oleh peneliti. Berikut ini
adalah rekapitulasi data hasil angket.
9
Tabel 4.11 Data Hasil Angket Respon Siswa
Berdasarkan hasil perhitungan tabel diatas setiap indikator memiliki persentase yang cukup tinggi, melebihi dari 50. Hal ini
menunjukkan bahwa strategi pembelajaran think-talk-write menurut pandangan setiap siswa memilki respon yang positif atau baik.
B. Pembahasan
Setelah dilakukan pengajuan hipotesis dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05, diperoleh t
hitung
lebih besar dari t
tabel
yaitu 3,96 1,99.
Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara rerata hasil tes penguasaan konsep siswa yang diajarkan dengan menggunakan
strategi TTW Think-Talk-Write dengan siswa yang diajarkan secara konvensional dengan LKS. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh
9
Lampiran 3.10
No Indikator
Jumlah skor
Rata- rata
1. Menunjukkan kesukaan terhadap mata
pelajaran biologi 365,72
91,43 2.
Menunjukkan kesukaan terhadap pembelajaran menggunakan strategi think-
talk-write 1034,26
73,88 3.
Menunjukkan sikap setuju terhadap pembelajaran menggunakan strategi think-
talk-write untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa
511,42 73,06
yang signifikan strategi TTW Think-Talk-Write terhadap penguasaan konsep siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain, hasil tes penguasaan konsep sistem pencernaan manusia pada siswa kelas VIII yang menggunakan strategi
pembelajaran Think-Talk-Write rata-rata gainnya sebesar 0,67 lebih baik daipada rata-rata gain kelompok dengan pembelajaran secara konvensional
yaitu 0,55. Hal ini dimungkinkan karena strategi pembelajaran TTW tersebut lebih banyak menekankan kepada tanggung jawab pribadi sebagai kelompok
yang harus memahami materi dan menyelesaikan suatu tugas secara bersama- sama. Sebagaimana dipaparkan dalam teori, bahwa strategi Think-Talk-Write
TTW merupakan pendekatan dari pembelajaran kooperatif yang dapat melibatkan siswa secara aktif untuk bekerjasama, berdiskusi dan saling
membantu antar anggota kelompok dalam belajar sehingga mereka dapat membangun sendiri pemahaman secara bersama-sama. Walaupun masih
terdapat siswa yang masih enggan terlibat aktif, karena siswa terbiasa dengan pembelajaran konvensional.
Keterlaksanaan pembelajaran menggunakan strategi TTW didapat dari data hasil observasi aktivitas siswa. Berdasarkan data hasil lembar aktivitas
siswa bahwa setiap pembelajaran yang dilaksanakan peneliti mengalami peningkatan. Pertemuan pertama rata-rata keterlaksanaan pembelajaran pada
indikator yang dianggap tercapai dari tahap think sampai dengan tahap write mencapai 45,45 yang berarti hampir setengah tahapan dari TTW dilakukan
dalam aktivitas siswa. Dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama yang dilakukan siswa masih belum
maksimal. Pada pertemuan yang kedua peneliti menegaskan para siswa untuk mengikuti aturan ataupun tahapan dalam pembelajaran TTW dengan baik.
Pada pertemuan kedua didapatkan hasil perhitungan keseluruhan indikator sebesar 72,73 dengan kriteria sebagian besar tahapan dalam TTW
dilakukan dalam aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran think-
talk-write. Siswa juga memandang strategi pembelajarn TTW dengan respon
yang positif dan baik terhadap materi pelajaran yang berlangsung. Pernyataan berikut didapatkan dari hasil respon siswa pada angket.
Strategi TTW yang diterapkan pada penelitian ini cukup dikatakan tuntas karena sejalan dengan pendapat Abu Ahmadi yang menyatakan bahwa
strategi belajar dikatakan tuntas jika suatu strategi pengajaran yang dipadukan dengan menggunakan pendekatan kelompok. Pendekatan ini memungkinkan
para siswa belajar bersama-sama berdasarkan pembatasan bahan belajar yang harus dipelajari oleh siswa sampai tingkat tertentu, penyediaan waktu belajar
yang cukup, dan pemberian bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
10
Hal ini ditunjukkan adanya waktu tiap tahapan think-talk-write dan bantuan antara siswa untuk menyampaikan konsep yang diketahui siswa
kepada siswa lain yang dimana adanya interaksi dengan siswa yang masih kesulitan dalam pembelajaran.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dipdip Herdianata yang menyatakan model pembelajaran think-talk-write dapat meningkatkan
penguasaan konsep fisika dengan signifikan. Respon siswa secara keseluruhan adalah baik yang ditunjukkan dengan 97,5 siswa menyatakan
menyukai model
pembelajaran think-talk-write.
11
Sejalan dengan
penelitiannya Sri Kadarwati, dkk yang menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman siswa SMP dengan strategi TTW lebih baik daripada secara
konvensional.
12
Sama halnya dengan penelitian yang diteliti oleh Rika yang menyimpulkan bahwa
pembelajaran menggunakan metode Think Talk Write lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar kimia.
13
10
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2005, h. 157.
11
Dipdip Herdianata, “Penerapan Pembelajaran Think-Talk-Write TTW Untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa SMA ”, Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika
FPMIPA UPI, http:repository.upi.eduskripsiview.php?no_skripsi=2035
, diakses pada bulan Juli 2012.
12
Sri Kadarwati, Nining Sulistyaningsih, dkk., Implementasi Strategi Think-Talk-Write pada Pembelajaran Menulis dan Pemahaman Matematis, Jurnal Pendidikan volume 10 nomor 2,
2009, h. 64.
13
Rika Amalia Rizkiyati, “Keefektifan Pembelajaran Menggunakan Metode Think Talk Write TTW Terhadap Prestasi Belajar Kimia Peserta Didik Pada Materi Koloid
Kelas XI IPA MAN II Yogyakarta Semester 2 Tahun Ajaran 20112012
”, Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, 2012, tidak dipublikasikan.