32 Pergantian musim, iklim, dan curah hujan juga mempengaruhi kualitas, jumlah dan harga pasar tembakau dan
cengkeh yang dibeli oleh Perseroan. Dikarenakan sumber utama tembakau dan cengkeh untuk kegiatan produksi Perseroan adalah dari pemasok domestik, pergantian musim dapat mempengaruhi harga pasar dan
pasokan tembakau dan cengkeh. Kenaikan harga yang substansial atau penurunan jumlah pasokan bahan baku, terutama tembakau dan
cengkeh, dapat secara negatif mempengaruhi kegiatan usaha, kondisi finansial, hasil dan prospek usaha Perseroan.
14. Terdapat kemungkinan Perseroan tidak dapat memperpanjang perjanjian dengan para MPS sehingga
mungkin diperlukan penggantian MPS dengan sumber daya sendiri atau menegosiasikan kembali perjanjian-perjanjian tersebut dengan MPS.
Perseroan memiliki kontrak dengan 38 MPS untuk memproduksi beberapa rokok lintingannya. Ada risiko ketidakmampuan Perseroan dalam memperbaharui sebagian atau seluruh perjanjian ini sesuai syarat yang
diinginkan, dengan berbagai alasan, termasuk peraturan pemerintah. Dengan demikian, biaya Perseroan akan mengalami peningkatan secara signifikan jika Perseroan harus mengganti layanan pihak ketiga tersebut dengan
sumber daya sendiri. Selain itu, Perseroan dapat menegosiasikan kembali dan mengubah perjanjian-perjanjian kontraktual mengenai volume produksi dengan MPS-nya dari waktu ke waktu berdasarkan perkiraan permintaan
rokok Perseroan, yang mengakibatkan Perseroan memberikan imbalan kepada MPS atas perubahan tersebut. Misalnya, pada Juni 2015, Perseroan mengubah volume produksi kontraktual dengan MPS disebabkan oleh
menurunnya permintaan perokok dewasa untuk SKT beberapa tahun lalu, yang mana Perseroan membayar Rp604,3 miliar kepada MPS.
15. Jalur distribusi Perseroan dibatasi oleh tantangan logistik, dan Perseroan juga bergantung pada kehandalan jalur distribusi Perseroan serta jalur distribusi yang disediakan oleh distributor pihak
ketiga Mengingat bahwa Perseroan memiliki kantor penjualan di berbagai lokasi, kondisi cuaca di Indonesia termasuk
tanah longsor dan banjir bandang dan tantangan yang timbul dari infrastruktur logistik Indonesia yang belum berkembang, Perseroan dapat menghadapi kesulitan logistik waktu mengelola distribusi barang ke kantor
penjualan. Perseroan mengoperasikan 6 enam pusat distribusi, 80 delapan puluh gudang distribusi wilayah dan 25 dua puluh lima pusat distribusi yang lebih kecil yang diharapkan untuk dapat mendistribusikan produk
dengan tepat waktu dan akurat kepada kantor penjualan dan jaringan ritel Perseroan. Perseroan bergantung pada distributor pihak ketiga dan ekspeditur untuk mendistribusikan produknya ke lokasi tertentu di Indonesia,
terutama pada periode puncak. Gangguan pada akses ke pusat distribusi atau saluran distribusi yang digunakan oleh Perseroan dapat mengakibatkan tertundanya pengiriman produk atau hilangnya produk pengiriman,
kerusakan produk, atau pasokan yang tidak memadai selama pendistribusian ke berbagai kantor penjualan dan jaringan ritel, yang dapat berakibat negatif pada kegiatan usaha, arus kas, hasil usaha, kondisi keuangan dan
prospek dari Perseroan. 16. Perseroan mungkin tidak mampu memperoleh, mempertahankan, atau memperbaharui persetujuan,
pendaftaran, dan izin-izin yang dibutuhkan untuk melakukan usaha.
Perseroan diwajibkan untuk memperoleh persetujuan, pendaftaran, dan izin-izin dari otoritas pemerintah terkait untuk melaksanakan usahanya, termasuk izin usaha dari Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM dan
berbagai izin dari Kementerian Keuangan untuk melaksanakan kegiatan usaha industri rokok. Tidak ada jaminan bahwa Pemerintah atau Pemerintah Daerah yang berwenang tidak akan mencabut atau menolak penerbitan
atau pembaruan izin Perseroan danatau persetujuan yang diperlukan oleh Perseroan untuk melakukan kegiatan usahanya. Perseroan perlu mengajukan permohonan untuk perpanjangan izin dan persetujuan dari waktu ke
waktu dan pada akhir masa berlakunya izin tersebut, serta perolehan izin dan persetujuan baru dimana diperlukan. Pemerintah juga dapat mengumumkan undang-undang atau peraturan baru yang mengatur produksi
rokok dan industri tembakau di Indonesia pada saat diperlukannya lisensi dan izin tambahan. Perseroan juga diwajibkan untuk melakukan pelaporan kepada otoritas pemerintah terkait, sehubungan dengan
berbagai peraturan yang berlaku di Indonesia, termasuk regulasi cukai. Kewajiban pelaporan meliputi penyediaan informasi keuangan tahunan dan volume produksi bulanan. Tidak dipenuhinya kewajiban pelaporan
tersebut dapat mengakibatkan hukuman denda yang substansial serta sanksi pidana. Otoritas terkait di Indonesia sangat berhati-hati dalam memutuskan kebijakan untuk mencabut atau memberikan
izin, sehingga ada kemungkinan Perseroan tidak dapat memperoleh izin yang diperlukan tepat pada waktunya atau tidak dapat memperoleh izin sama sekali. Terpenuhinya semua persyaratan yang diperlukan untuk
mendapatkan izin tidak menjamin bahwa izin akan diberikan atau Perseroan akan dapat memenuhi syarat dan kondisi termasuk sehubungan dengan pembatasan tertentu danatau kewajiban pelaporan yang diperlukan oleh
perizinan terkait. Kegagalan tersebut dapat mengakibatkan sanksi yang dikenakan kepada Perseroan, termasuk surat peringatan, penghentian sementara atau pencabutan izin Perseroan, penghentian aktifitas produksi,
penutupan kantor penjualan yang bersifat sementara atau permanen, denda, atau sanksi administratif lainnya.
33 Kegagalan Perseroan untuk mendapatkan, mempertahankan atau memperbaharui perizinan, atau mendapatkan
persetujuan yang relevan dari otoritas pemerintah untuk menjalankan usahanya, dapat mempengaruhi secara negatif kinerja, arus kas, hasil usaha, kondisi keuangan dan prospek usaha Perseroan.
17. Risiko gugatan pihak lain terhadap hak atas tanah dimana fasilitas produksi dan distribusi serta
kantor penjualan Perseroan berada.
Hukum Indonesia mengakui kepemilikan hak tanah masyarakat adat, yang dapat mengubah pengaturan tertulis antara pemilik tanah. Perseroan percaya bahwa Perseroan memiliki hak kepemilikan atas tanah atau bahwa
Perseroan dapat memperbarui atau memperpanjang hak yang telah berakhir atau akan berakhir jangka waktunya, dan sedang dalam proses pembaruan atau perpanjangan untuk semua fasilitas manufaktur dan
fasilitas distribusi serta kantor penjualan, dan tidak ada fasilitas manufaktur dan fasilitas distribusi terletak di atau di dekat situs yang sebelumnya atau sedang tunduk pada hak adat atas tanah atau tuntutan dari pihak ketiga
lainnya. Namun, Perseroan tidak dapat menjamin bahwa tidak ada tantangan yang akan muncul dari pihak lain atau peraturan perundang-undangan dan tindakan yang dapat menyebabkan masalah dalam kepemilikan tanah,
yang dapat mempengaruhi secara negatif kegiatan usaha, posisi keuangan, arus kas dan hasil usaha Perseroan. 18. Perseroan bergantung pada keabsahan hak atas properti tanahnya dan kemampuan Perseroan untuk
memperbaharui atau memperpanjang hak-hak tersebut
Perseroan memiliki dan menguasai tanah dan properti dengan alas Hak Guna Bangunan HGB yang terdaftar atas nama Perseroan. Pemegang HGB untuk sebidang tanah memiliki hak untuk membangun dan memiliki
bangunan di bidang tanah tersebut. Dengan berakhirnya jangka waktu HGB, hak tersebut menjadi hilang dan Perseroan wajib untuk mengembalikan tanah tersebut kepada negara atau kepada pemegang alas hak atas
tanah yang menjadi alasan diberikannya HGB, sebagaimana berlaku, dalam waktu satu tahun setelah jangka waktu HGB berakhir dan tidak diperbaharui atau diperpanjang.
Permohonan perpanjangan atau pembaharuan untuk HGB harus diajukan selambat-lambatnya dua tahun sebelum berakhirnya jangka waktu HGB tersebut. Apabila Perseroan tidak mengajukan permohonan secara
tepat waktu dapat menimbulkan risiko dimana Perseroan mungkin tidak dapat memperoleh pembaharuan atau perpanjangan HGB. Perseroan memiliki 187 bidang tanah dengan jenis hak atas tanah berupa Hak Guna
Bangunan HGB dengan total luas keseluruhan sebesar 2.552.804 m2. Sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, sebanyak 42 bidang tanah milik Perseroan dengan total luas keseluruhan sebesar 769.707 m2
sedang dalam proses perpanjangan jangka waktu sertifikat HGB.
Tidak diperbaruinya HGB, untuk alasan apapun, dapat secara material dan negatif mempengaruhi operasi bisnis dan kondisi keuangan Perseroan. Badan Pertanahan Nasional pada umumnya memberikan pemegang HGB
yang ada, dengan perpanjangan atau pembaharuan HGB, sepanjang tidak ada perubahan rencana Tata Ruang Wilayah, pengrusakan tanah, pelanggaran dari kondisi yang berlaku pada HGB, dan pencabutan HGB karena
pertimbangan kepentingan umum
.
19. Perseroan dapat menghadapi proses litigasi, investigasi, dan proses hukum lainnya termasuk litigasi terhadap dampak negatif bagi kesehatan dan keuangan sebagai akibat dari penggunaan produk,
dimana hal ini dapat menimbulkan biaya yang substansial sehubungan dengan proses tersebut. Dari waktu ke waktu, Perseroan mungkin terlibat dalam tuntutan hukum dan pemberian sanksi hukum yang
terkait dengan kegiatan usaha Perseroan. Pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan bukan merupakan pihak terhadap proses litigasi apapun yang material. Karena adanya ketidakpastian proses litigasi
dan uji hukum terhadap regulasi, Perseroan tidak dapat memprediksi hasil akhir dari proses hukum tersebut jika terjadi. Hasil yang tidak menguntungkan dapat merusak reputasi Perseroan serta mereknya, dan dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, arus kas, hasil usaha dan kondisi keuangan Perseroan. Selain itu, apapun hasil dari setiap litigasi atau uji hukum terhadap regulasi, proses tersebut membutuhkan biaya
yang tinggi dan dapat melibatkan sumber daya yang substansial dan perhatian lebih dari manajemen Perseroan.
Litigasi dapat berupa tuntutan dari perorangan dan class action yang menyatakan mengalami kerugian finansial danatau kerusakan yang berhubungan dengan dampak negatif produk tembakau terhadap kesehatan dan
tuntutan untuk pemulihan biaya kesehatan dari lembaga pemerintah terkait dengan masalah kesehatan yang berhubungan dengan tembakau. Di yurisdiksi lain, penggugat dalam class action sehubungan dengan merokok
dan kesehatan, kasus biaya pemulihan perawatan kesehatan, dan kasus litigasi lainnya yang terkait dengan tembakau, pada umumnya menuntut kompensasi sampai miliaran US Dollar. Perseroan tidak dapat memprediksi
hasil dari setiap litigasi. Apapun hasil dari litigasi, biaya untuk pembelaan tuntutan bisa sangat besar dan dapat menyebabkan risiko penurunan toleransi sosial terhadap rokok, atau peningkatan pembatasan pada rokok di
pasar di mana Perseroan beroperasi. Jika jumlah tuntutan hukum meningkat, Perseroan dapat mengeluarkan biaya berperkara yang besar, penurunan toleransi sosial terhadap rokok, atau dikeluarkannya peraturan yang
lebih ketat. Selain itu, putusan yang tidak menguntungkan dapat mewajibkan Perseroan untuk membayar ganti rugi dalam jumlah besar, hal ini berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, mengurangi toleransi sosial
merokok, mendorong pembatasan merokok yang lebih luas atau mendorong tuntutan hukum serupa yang diajukan terhadap Perseroan.
34 Selain itu, dari waktu ke waktu Perseroan dapat menghadapi berbagai penyelidikan yang dilakukan oleh
pemerintah. Penyelidikan dapat mencakup kelengkapan dokumen cukai, pelaporan yang tepat, bea masuk dan atau cukai, penggunaan deskriptor dalam iklan dan keabsahan iklan, penyelundupan rokok dan penentuan
harga. Perseroan tidak dapat memprediksi hasil penyelidikan atau adanya penyelidikan tambahan di masa yang akan datang; kegiatan usaha dapat dipengaruhi secara material oleh hasil penyelidikan atau penyelidikan yang
tidak menguntungkan di masa depan. 20. Klaim product liability dan publisitas bagi Perseroan yang merugikan atas produk rokok yang dijual
oleh Perseroan dapat berdampak negatif pada reputasi Perseroan.
Kualitas produk Perseroan sangat penting bagi kegiatan usaha Perseroan. Dalam melakukan pengemasan, pemasaran, distribusi, dan penjualan, Perseroan memiliki risiko tanggungjawab kerugian produk, penarikan
kembali produk, publisitas buruk dan kemungkinan gugatan tanggungjawab kerugian produk. Jika Perseroan terbukti menjual barang yang cacat, walaupun Perseroan tidak terbukti bertanggung jawab atas kerugian yang
diakibatkan dari barang yang rusak, hal tersebut berdampak signifikan terhadap reputasi Perseroan. Hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan kepercayaan perokok dewasa pada barang Perseroan serta volume penjualan
di masa yang akan datang, dan memiliki dampak yang signifikan pada kegiatan usaha, arus kas, hasil usaha, kondisi keuangan dan prospek usaha Perseroan.
21. Perseroan dapat dirugikan oleh penerapan dan penegakan peraturan lingkungan hidup yang lebih
ketat.
Perseroan, seperti perusahaan industri rokok lainnya di Indonesia, tunduk pada peraturan-peraturan lingkungan hidup, dan perubahan peraturan lingkungan hidup di Indonesia dapat memberikan dampak negatif pada aktivitas
kegiatan usaha. Fasilitas produksi Perseroan berada dibawah pengawasan oleh berbagai instansi Pemerintah, baik yang terjadwal maupun yang tidak terjadwal, yang memiliki standar pengkajian yang berbeda. Instansi
tersebut memiliki wewenang untuk memeriksa dan mengawasi kepatuhan Perseroan terhadap peraturan lingkungan hidup, termasuk wewenang untuk mengenakan denda dan mencabut izin operasi. Perseroan
berkeyakinan bahwa operasinya pada saat ini sesuai dengan peraturan lingkungan hidup yang berlaku di Indonesia. Namun, instansi Pemerintah dapat menerapkan peraturan tambahan yang mewajibkan Perseroan
untuk mengeluarkan dana tambahan berkaitan dengan lingkungan hidup. Walaupun peraturan lingkungan hidup di Indonesia tidak seketat peraturan negara-negara maju, ada
kemungkinan bahwa peraturan-peraturan lingkungan hidup di Indonesia dapat lebih ketat dimasa yang akan datang yang dapat mewajibkan Perseroan untuk mengeluarkan sumber daya yang signifikan atau
mempengaruhi aktifitas fasilitas produksi dan usaha operasional. Hal ini dapat memberi dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, hasil usaha dan prospek Perseroan.
22. Risiko gangguan dari organisasi lingkungan hidup, organisasi non-pemerintah, dan perorangan
yang berkepentingan terhadap fasilitas produksi atau kegiatan operasional Perseroan.
Organisasi lingkungan hidup, organisasi non-pemerintah dan perorangan, dari waktu ke waktu, dapat terus menekan atau menghambat kegiatan produksi perusahaan industri rokok. Sebagai contoh, kelompok dan
individu tersebut melakukan unjuk rasa yang dapat mengganggu fasilitas produksi dan mengancam untuk mengajukan tuntutan hukum untuk berusaha mengganggu kegiatan perusahaan manufaktur pada umumnya.
Beberapa organisasi non-pemerintah dan badan amal memiliki pengaruh besar terhadap aktivitas produksi Perseroan. Terdapat risiko dimana organisasi tersebut menjadi semakin aktif dan dapat mempengaruhi otoritas
terkait untuk melakukan perubahan peraturan lingkungan hidup dan menerapkan standar yang lebih ketat atas aktivitas operasional Perseroan. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat menimbulkan reaksi negatif dari pers atas
kegiatan Perseroan dan perusahaan rokok pada umumnya. Penundaan dalam kegiatan produksi merupakan akibat dari intervensi kelompok-kelompok lingkungan hidup, organisasi non-pemerintah atau perorangan, atau
tindakan negatif lain yang dapat menimbulkan persepsi buruk tentang perusahaan manufaktur rokok pada umumnya, dan dapat mempengaruhi reputasi Perseroan serta menghambat kegiatan operasi, sehingga
mempengaruhi hasil operasi yang dapat menyebabkan Perseroan mengalami kerugian finansial.
23. Peningkatan perdagangan ilegal produk tembakau dapat menyebabkan rusaknya reputasi dan turunnya volume penjualan, yang dapat menyebabkan Perseroan harus menyelesaikan tuntutan
sehubungan dengan perdagangan ilegal tersebut atau melakukan tindakan penanggulangan yang memakan biaya.
Salah satu masalah signifikan yang dihadapi oleh industri tembakau adalah peningkatan perdagangan produk tembakau ilegal, termasuk penyelundupan tembakau dan pemalsuan produk. Kegiatan tersebut dipercaya
termotivasi oleh keuntungan marjin yang tinggi dari perbedaan harga penjualan rokok dan harga lintas batas negara yang timbul dari perbedaan sistem pajak di berbagai negara, dan cenderung untuk meningkat setelah
kenaikan pajak yang signifikan di beberapa negara tertentu. Jumlah rokok palsu yang dijual di Indonesia sangat besar dan Marlboro adalah merek rokok internasional yang paling banyak dipalsukan. Marlboro adalah satu-
satunya produk SPM didistribusikan oleh Perseroan, yang berkontribusi sebanyak 14,5 dari volume penjualan
35 dan 15,1 dari pendapatan bersih untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Setiap
penyelundupan, pemalsuan atau kegiatan ilegal lainnya secara signifikan dapat merusak kredibilitas dan nilai merek, yang nantinya dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan. Perseroan dapat mengambil langkah-
langkah untuk mencegah penyelundupan dan pemalsuan produk tembakau, atau untuk menyelesaikan klaim yang berkaitan dengan perdagangan illegal dalam atau diluar Indonesia yang akan membutuhkan biaya yang
signifikan sehingga dapat merugikan arus kas, hasil usaha dan kondisi keuangan Perseroan. 24.
P
olis-polis asuransi Perseroan kemungkinan tidak mencukupi atau Perseroan dapat mengalami keterlambatan pembayaran kompensasi atas kerugian yang ditanggung oleh asuransinya.
Perseroan memiliki berbagai perlindungan asuransi termasuk liabilitas umum dan produk, kerusakan properti dan gangguan usaha, marine cargo, kendaraan bermotor, jiwa, dan kecelakaan pribadi untuk karyawan
Perseroan.
Jika Perseroan mengalami kerugian besar yang tidak ditanggung atau kerugian yang ditanggung tetapi melebihi tanggungan asuransi secara signifikan, maka secara material dapat mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan,
kondisi keuangan, hasil dan prospek usaha. Jika sebagian atau seluruh fasilitas produksi dan operasi Perseroan mengalami kerusakan yang signifikan atau operasi Perseroan terganggu untuk periode yang berkelanjutan,
Perseroan tidak dapat menjamin bahwa polis asuransinya cukup untuk menutup kerugian yang mungkin terjadi akibat gangguan-gangguan tersebut, atau untuk menutup biaya perbaikan atau penggantian fasilitas yang rusak,
atau risiko dimana Perseroan tidak dapat menerima penggantian biaya pada waktunya. Selain itu, kualitas produk Perseroan yang sangat penting untuk kegiatan usaha, kemasan, pemasaran, distribusi dan penjualan
produk Perseroan, juga memiliki risiko yang melekat kepada tanggung jawab atas produk, penarikan kembali produk, publisitas negatif dan dapat terkena klaim atas produk. Jika Perseroan dinyatakan menjual produk yang
cacat, walaupun sebenarnya kerusakan tersebut bukanlah tanggung jawab dan akibat dari kelalaian Perseroan, hal ini akan memiliki dampak yang signifikan pada reputasi Perseroan, yang dapat mengakibatkan penurunan
kepercayaan perokok dewasa pada produk Perseroan serta volume penjualan di masa mendatang, dan memiliki dampak yang signifikan pada kegiatan usaha, arus kas, hasil usaha, kondisi keuangan dan prospek usaha
Perseroan. 25. MPS dan pemasok Perseroan mungkin dapat terlibat dalam praktik pekerja anak yang tidak etis atau
melanggar peraturan tentang pekerja anak dan peraturan tenaga kerja lainnya.
Menurut International Labor Organization ILO, pekerja anak adalah fenomena umum di Indonesia terutama di perkebunan atau pertanian, termasuk perkebunan tembakau. Rencana Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-
bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak Indonesia didirikan pada tahun 2001 dan didukung oleh ILO untuk mengatasi situasi pekerja anak dimana anak-anak terancam bahaya seperti suhu yang ekstrim, pestisida dan
debu organik, dan pekerja anak dituntut untuk bekerja berjam-jam dengan menggunakan mesin-mesin berat dan berbahaya yang melanggar standar keselamatan dan kesehatan kerja.
Karena kelaziman industri tembakau di Indonesia, anak-anak sering ditemukan terlibat dalam penanaman, dan pemanenan tembakau, dan banyak dari mereka dapat ditemukan bekerja di perkebunan masyarakat serta
perkebunan yang dimiliki perusahaan. Perseroan meyakini bahwa semua MPS dan pemasok tidak terlibat dalam praktik pekerja anak. Jika MPS dan pemasok dikenakan sanksi atau harus menghentikan kegiatan usaha
mereka, hal tersebut akan menyebabkan gangguan aliran rantai manufaktur, usaha Perseroan dan hasil usaha dapat terpengaruhi secara negatif.
26. Kepentingan pemegang saham pengendali Perseroan mungkin tidak selaras dengan kepentingan
usaha Perseroan danatau dengan kepentingan pemegang saham lainnya.
PMI, melalui anak perusahaannya yang dimiliki langsung dan tidak langsung, melakukan usaha di Indonesia serta di berbagai negara lainnya. PMI mungkin akan melakukan ekspansi di dalam atau di luar Indonesia dan
berpotensi untuk bersaing dengan Perseroan. Kepentingan PMI mungkin bertentangan dengan kepentingan pemegang saham lainnya, dan tidak ada jaminan PMID akan memberi suara dengan cara yang akan
menguntungkan pemegang saham minoritas Perseroan. PMI mungkin berdasarkan, pertimbangan bisnis atau lainnya, mengharuskan Perseroan untuk mengambil tindakan, atau menahan diri dari mengambil tindakan,
supaya menguntungkan diri sendiri atau para afiliasinya, dan bukan demi kepentingan Perseroan atau kepentingan pemegang saham lainnya. Hal ini dapat mengancam kepentingan Perseroan atau kepentingan
pemegang saham lainnya. Oleh karena itu, kecuali undang-undang atau peraturan diperolehnya persetujuan pemegang saham minoritas, PMID dapat:
Mengatur kebijakan, pengelolaan dan urusan Perseroan; Tunduk pada, peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar yang berlaku, merubah ketentuan
Anggaran Dasar; dan Dengan cara lain menentukan hasil dari sebagian besar aksi korporasi Perseroan, termasuk perubahan
pengendalian, kebijakan dividen, penggabungan atau penjualan dari seluruh atau sebagian besar aset, delisting danatau merubah status Perseroan menjadi perusahaan tertutup.
36 PMI juga dapat memberikan pengaruh di area lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perseroan, seperti
dalam perjanjian distribusi dimana Perseroan adalah distributor tunggal rokok Marlboro di Indonesia, pengadaan global, pembelian pasokan dari PMI dan pinjaman antar-perusahaan.
Selanjutnya, hal tersebut dapat menghalangi pihak ketiga dalam melakukan penawaran tender atau tawaran untuk mengakuisisi Perseroan karena besarnya kepemilikan PMI.
27. Perseroan melakukan beberapa transaksi dengan pihak terafiliasi dan penerapan peraturan- peraturan OJK terkait dengan benturan kepentingan dapat menyebabkan Perseroan untuk tidak jadi
melakukan transaksi-transaksi yang sedianya adalah demi kepentingan terbaik Perseroan Perseroan telah ikut serta dalam berbagai transaksi yang wajar dengan terafiliasinya. Transaksi ini termasuk jual
beli tembakau dan bahan baku, pelayanan teknis dan manajemen dengan PMI dan afiliasinya. Transaksi ini juga dapat mengandung benturan kepentingan yang dapat merugikan Perseroan.
Selain itu, beberapa Komisaris dan Direktur Perseroan juga merupakan pejabat dan direktur pihak terafiliasi Perseroan dan, sehubungan dengan transaksi dengan pihak terafiliasi, dapat, secara sendiri-sendiri atau secara
gabungan, mengandung benturan kepentingan. Hubungan dengan pihak terafiliasi dapat memburuk atau kontrak dengan pihak lawan dapat terganggu atau pihak lawan dalam suatu perjanjian tidak lagi menjadi pihak terafiliasi
Perseroan. Faktor-faktor ini dapat memberi dampak yang signifikan pada kegiatan usaha, arus kas, hasil usaha, kondisi keuangan dan prospek Perseroan.
Transaksi antara Perseroan dan pihak lainnya dapat dianggap sebagai transaksi afiliasi atau benturan kepentingan di bawah peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-
412 BL 2009 tanggal 25 Nopember 2009, tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1. Jika transaksi tersebut tunduk pada peraturan transaksi benturan
kepentingan, kecuali jika transaksi tersebut dikecualikan, persetujuan mayoritas pemegang saham independen harus diperoleh sebelum dilakukannya transaksi tersebut. Persyaratan untuk memperoleh persetujuan
pemegang saham independen dapat merugikan Perseroan dari segi waktu dan biaya, dan dapat menyebabkan Perseroan melepaskan kesempatan melakukan transaksi tersebut meskipun transaksi tersebut dipertimbangkan
oleh Perseroan sebagai transaksi yang baik bagi kepentingan Perseroan. Selain itu, tidak ada jaminan persetujuan dari pemegang saham independen dapat diperoleh.
28. Perseroan bergantung pada jasa tim manajemen senior dan jika Perseroan tidak dapat menarik dan