hukum Indonesia memiliki ketentuan yang dapat menghalangi pengambilalihan Perseroan.

44 6. hak pemegang saham untuk berpartisipasi dalam penawaran umum terbatas selanjutnya mungkin terbatas, dimana hal tersebut dapat menyebabkan dilusi saham yang dimiliki pemegang saham. Dalam hal Perseroan menawarkan saham kepada pemegang saham di masa mendatang, pemegang saham dari yurisdiksi lain sebagian besar tidak dapat menggunakan hak atas sahamnya kecuali ada pernyataan pendaftaran berdasarkan United States Securities Act of 1933 sebagaimana diubah “Securities Act” dan undang-undang serupa yang berlaku untuk saham baru atau adanya pengecualian untuk pendaftaran di bawah Securities Act atau undang-undang serupa yang berlaku di negara lain. Setiap kali Perseroan melakukan penawaran HMETD atau penawaran saham serupa, Perseroan akan mengevaluasi biaya dan potensi liabilitas yang terkait, dan kemampuannya untuk memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku di Amerika Serikat dan negara lainnya, untuk pernyataan pendaftaran dan faktor lain yang dianggap patut oleh Perseroan. Namun, Perseroan dapat memilih untuk tidak mengajukan pernyataan pendaftaran dan atau dokumen lain yang relevan. Jika Perseroan tidak mengajukan pernyataan pendaftaran dan tidak ada pengecualian dari pendaftaran berdasarkan Securities Act, maka pemegang saham di yurisdiksi lain tidak dapat berpartisipasi dalam hak atau penawaran serupa, dan akan mengalami dilusi kepemilikan saham. Akibatnya, pemegang saham mungkin tidak dapat mempertahankan porsi kepemilikan saham mereka di Perseroan. Selain itu, oleh karena penawaran umum terbatas di Indonesia pada umumnya memperbolehkan para peserta untuk membeli saham dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar terakhir, Ketidakmampuan pemegang saham untuk berpartisipasi dalam penawaran hak tersebut dapat menyebabkan gangguan ekonomi yang material. 7. Risiko dilusi kepemilikan terhadap pemegang saham dikarenakan Perseroan mengeluarkan saham baru atau instrumen ekuitas lainnya. Pemegang saham akan mengalami dilusi kepemilikan atas penerbitan saham Perseroan tambahan di masa yang akan datang. Dalam situasi dalam penggalangan dana dilakukan melalui penerbitan saham baru selain dengan cara pro-rata kepada pemegang saham yang ada, persentase kepemilikan pemegang saham lama mungkin dapat terdilusi. Selain itu, beberapa saham-saham baru yang telah dikeluarkan memiliki hak, preferensi, atau hak istimewa yang unggul dibandingkan dengan saham Perseroan yang dipegang oleh pemegang saham lama. Prospek penjualan saham di masa yang akan datang, termasuk oleh pemegang saham pengendali, dapat memiliki dampak yang signifikan pada harga pasar dari saham Perseroan. Setelah PUT, pemegang saham pengendali akan terus memiliki sekitar 92,5 saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Penjualan saham Perseroan oleh pemegang saham pengendali dalam jumlah yang signifikan di pasar umum setelah penawaran tersebut dapat memiliki dampak yang signifikan pada harga pasar saham. Faktor-faktor ini juga akan mempengaruhi Perseroan untuk menggalang modal dengan harga yang sesuai, di masa yang akan datang. 8. Fluktuasi valuta asing dapat berdampak signifikan pada nilai saham Perseroan dan pembagian dividen. Saham Perseroan didenominasikan dengan mata uang Rupiah di BEI. Dividen yang terkait dengan saham Perseroan akan diumumkan dan dibayar dalam Rupiah, dan dana yang bersumber dari penjualan saham Perseroan di pasar akan diterima dalam mata uang Rupiah. Jika pemegang saham ingin menerima dividen atau dana tersebut dalam mata uang selain Rupiah, Perseroan perlu mengkonversi jumlah Rupiah terkait ke dalam mata uang tersebut. Fluktuasi nilai tukar antara Rupiah dan mata uang asing akan mempengaruhi nilai dividen yang diterima serta dana hasil penjualan. Sejak awal tahun 2015, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah mengalami penurunan yang cukup signifikan, dimana penurunan tersebut akan berdampak secara signifikan pada menurunnya nilai pembayaran dividen serta dana hasil penjualan dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Selain itu, regulasi mengenai devisa dapat membatasi konversi Rupiah ke mata uang asing. Dividen juga dikenakan pajak penghasilan.

9. hukum Indonesia memiliki ketentuan yang dapat menghalangi pengambilalihan Perseroan.

Peraturan Pasar Modal Indonesia mewajibkan pihak pengendali baru dari perusahaan publik Indonesia untuk melakukan penawaran tender terhadap sisa saham saham publik, tidak termasuk saham yang dimiliki pemegang saham tertentu, seperti pemegang saham pengendali dan pemegang saham utama. Berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK No. IX.H.1, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-264BL2011 tanggal 31 Mei 2011 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, pengambilalihan perusahaan terbuka didefinisikan sebagai suatu tindakan yang secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan perubahan pengendali perusahaan terbuka tersebut. Pihak pengendali dari perusahaan terbuka didefinisikan sebagai pemegang saham yang: memiliki saham lebih dari 50 dari seluruh saham yang disetor penuh; atau memiliki kemampuan untuk menentukan, baik langsung maupun tidak langsung dengan cara apapun pengelolaan danatau kebijaksanaan perusahaan terbuka tersebut. 45 Jika, setelah penawaran tender wajib, pihak pengendali baru memegang lebih besar dari 80 dari modal disetor perusahaan terbuka, untuk memastikan bahwa sekurang-kurangnya 20 dari modal disetor perusahaan tetap dimiliki oleh masyarakat, peraturan mewajibkan pihak pengendali baru untuk mengalihkan kembali saham perusahaan terbuka tersebut kepada masyarakat dan memiliki sekurang-kurangnya 20 dari modal disetor perusahaan terbuka dan dimiliki oleh paling sedikit 300 pemegang saham dalam jangka waktu paling lama dua tahun sejak penawaran tender wajib selesai dilaksanakan. Jika, setelah pengambilalihan tersebut, pihak pengendali baru memiliki lebih dari 80 dari jumlah modal disetor dan ditempatkan di sebuah perusahaan publik, maka diwajibkan untuk melakukan divestasi saham yang didapat dari penawaran tender dan memilki sekurang- kurangnya 300 pemegang saham dalam jangka waktu 2 tahun setelah selesainya penawaran tender wajib tersebut. Meskipun ketentuan pengambilalihan tersebut dimaksudkan untuk melindungi kepentingan pemegang saham dengan mewajibkan setiap akuisisi saham Perseroan yang dapat memiliki potensi untuk merubah pengendalian perusahaan, ketentuan ini juga dapat mencegah terjadinya transaksi pengambilalihan tersebut. Beberapa pemegang saham Perseroan mungkin dapat dirugikan jika transaksi tersebut menyebabkan harga penjualan saham yang lebih tinggi dibandingkan harga pasar. 10. Kurang tersedianya informasi mengenai perusahaan dan standar tata kelola perusahaan yang berbeda untuk perusahaan yang tercatat di BEI dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa efek di negara-negara yang lebih berkembang. BEI dan OJK memiliki standar pelaporan yang berbeda dari bursa efek dan regulasi di Amerika Serikat, Inggris dan negara lainnya. Terdapat perbedaan antara tingkat regulasi dan pengawasan pasar modal Indonesia dan kegiatan investor, broker dan pelaku pasar modal lainnya di Indonesia dengan pasar Amerika Serikat dan negara maju lainnya. OJK, yang merupakan entitas pemerintah Indonesia, bersama-sama dengan BEI bertanggung jawab untuk meningkatkan keterbukaan dan standar peraturan lainnya untuk pasar modal Indonesia. OJK telah mengeluarkan peraturan dan pedoman mengenai keterbukaan informasi, insider trading dan hal-hal lainnya. Namun, hanya sedikit informasi publik yang tersedia tentang perusahaan-perusahaan Indonesia jika dibandingkan dengan ketersediaan informasi oleh perusahaan publik di negara-negara lainnya. Akibatnya, pemegang saham Indonesia tidak dapat menerima informasi dengan frekuensi yang sama dengan perusahaan- perusahaan yang tercatat di Amerika Serikat, Inggris dan sejumlah negara lainnya. Selain itu, standar dan praktik tata kelola perusahaan di Indonesia tidak begitu ketat, termasuk yang berkaitan dengan independensi Direksi, Dewan Komisaris, Komite Audit dan komite lainnya. Namun, di bawah UUPT, Direksi diwajibkan bertindak untuk kepentingan Perseroan dan diwajibkan untuk bertanggung jawab secara pribadi jika perusahaan mengalami kerugian akibat benturan kepentingan. 11. Indonesia dapat mengalami kerugian yang diakibatkan oleh korupsi yang terjadi di pemerintahan maupun bisnis. Perseroan beroperasi dan melakukan kegiatan usahanya di Indonesia, yang dianggap memilki korupsi di lingkungan pemerintahan dan bisnis yang menduduki peringkat 107 dari 175 negara-negara berdasarkan Transparency International’s 2014 Corruption Perception Index. Meskipun Perseroan tidak melakukan kegiatan bisnis secara langsung dengan pemerintah, Perseroan juga berinteraksi dengan pejabat pemerintah Indonesia dalam kegiatan operasi normalnya, antara lain untuk mendapatkan lisensi, izin serta persetujuan-persetujuan lainnya. Tindakan korupsi terhadap Perseroan dapat berdampak negatif terhadap bisnis, hasil usaha, atau kondisi keuangan Perseroan. Sebagai contoh, apabila dalam pemberian lisensi, izin atau persetujuan diharuskan oleh pejabat pemerintah untuk melakukan pembayaran di luar dari yang diwajibkan atau diperbolehkan secara hukum, Perseroan mungkin tidak dapat memenuhi permintaan tersebut, dan dapat mengakibatkan terhambatnya atau tidak diterbitkannya lisensi, izin atau persetujuan yang diperlukan. MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAhWA PERSEROAN TELAh MENGuNGKAPKAN SELuRuh RISIKO uSAhA MATERIAL YANG DISuSuN BERDASARKAN BOBOT RISIKO TERhADAP KEGIATAN uSAhA DAN KINERJA KEuANGAN PERSEROAN SERTA ENTITAS ANAK. 46

VI. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAh TANGGAL