Dari persentase tabel pertanyaan seputar metode dan strategi PQ4R di atas bisa dikatakan bahwa siswa menyukai strategi PQ4R, dan siswa merasakan
manfaat dan kegunaan strategi tersebut dalam meningkatkan pemahaman belajar mereka pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan demikian, penelitian
dihentikan di siklus II karena tujuan penelitian telah tercapai.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini di dalamnya menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data. Instrumen itu meliputi
wawancara, observasi, tes hasil belajar, kuesioner, dan dokumentasi. Semua instrumen tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman belajar siswa
dengan penerapan metode seperti yang telah diuraikan di atas. Adapun pelaksanaan dari berbagai instrumen pengumpul data tersebut dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kegiatan dan pelaksanaan pembelajaran. Penggunaan instrumen pengumpul data yang lebih dari satu itu tiada lain
untuk memperoleh data yang valid dan benar, sehingga memiliki tingkat keterpercayaan yang tinggi. Data yang valid adalah data yang tetap, yakni sifatnya
tidak berubah meski terjadi dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, sekian banyak instrumen pengumpul data di atas diupayakan untuk memperoleh data
yang valid dan dapat dipercaya. Setiap instrumen yang digunakan selalu melibatkan responden untuk memperoleh hasil data. Wawancara dengan guru
dan siswa misalnya, bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pelajaran bahasa Indonesia dan memiliki keterkaitan dengan tujuan penelitian.
Pada tahap observasi dilakukan untuk memperoleh data melalui pengamatan sebelum atau ketika pelaksanaan penelitian tindakan di kelas
berlangsung. Sedangkan tes hasil belajar adalah inti dari suatu penelitian dengan penerapan metode dan strategi yang telah ditentukan. Untuk memperoleh validitas
data yang terakhir digunakan lembar kuesioner, dimana dalam pengisian lembar tersebut adalah benar-benar pengamatan dan pengalaman setiap siswa. Sebagai
instrumen pendukung untuk memperoleh data yang lebih valid, peneliti
melakukan dokumentasi dengan pengambilan gambar siswa selama penelitian tindakan.
C. Analisis Data
Pelaksanaan analisis data dimulai dengan membaca dan bmengecek keseluruhan data yang telah diperoleh dari berbagai sumber dan instrumen
pengumpulan data, baik itu berupa tes dan non tes. Data dapat dilihat sebagai berikut.
1. Data Hasil Tes Siklus
Tabel 4.8 Perolehan Nilai Tes Akhir Siklus
No SiswaResponden
Skor Siklus I
Skor Siklus II
1 Adi
62 73
2 Ahmad F
62 65
3 Ahmad N
60 68
4 Ahmad R
63 70
5 Aif
60 68
6 Akmal
62 70
7 Ari
64 73
8 Bagus
60 68
9 Debita
61 73
10 Elisa
72 80
11 Ella
62 70
12 Faishal
61 69
13 Fauziah
70 82
14 Fida
65 70
15 Firda
62 74
16 Fitria
63 74
17 Ifat
65 77
18 Ila
60 67
19 Kiki
63 70
20 Mario
63 65
21 Mario S
61 68
22 Marsha
75 82
23 Meiliya
66 73
24 Melinda
71 80
25 Milda
60 74
26 Mufid
60 67
27 Nabilla
70 81
28 Ria
65 74
29 Siti
66 78
30 Syifa
62 80
31 Urip
55 66
32 Wahyu
59 68
33 Welli
58 65
34 Wiandri
72 85
35 Willy
65 70
36 Yaumul
64 65
Jumlah Skor 2315
2602 Jumlah rata-rata keseluruhan
64,3 72,2
Indikator ketuntasan belajar yang telah dilaksanakan siswa mendapatkan nilai 65 pada pertemuan ketiga. Hal ini berarti siswa telah tuntas dalam
mempelajari materi wacana ini. Apabila dilihat dari persentase, tingkat pemahaman belajar untuk setiap akhir siklus mengalami peningkatan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil rata-rata siklus I dengan skor 64,3, dan mengalami peningkatan dari hasil rata-rata siklus II dengan skor 72,2.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan pada setiap pelaksanaan tindakan pembelajaran yang sedang berlangsung. Digunakan untuk memperoleh gambaran
dan aktivitas siswa selama kegiatan berlangsung. Berikut hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9 Hasil Penilaian Rata-rata Aktivitas dan Keaktifan Siswa
No Aspek yang diamati
Tindakan I Tindakan II
1 Siswa memberikan perhatian terhadap
penjelasan guru. 70
75
2 Siswa memberikan respon positif
terhadap pembelajaran.
65 75
3 Siswa antusias terhadap materi pelajaran.
65 77
4 Siswa aktif mengajukan pertanyaan.
60 74
5 Siswa memberikan komentar dan
mengajukan pendapat. 60
74 6
Siswa dapat menjawab pertanyaan guru. 65
75 7
Siswa terlibat langsung dalam proses KBM.
60 70
8 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan
guru dengan tahapan yang telah dijelaskan.
70 80
9 Siswa mengevaluasi materi
pembelajaran. 65
75
10 Siswa mengikuti proses pembelajaran
sampai akhir dan membuat kesimpulan. 65
70
Jumlah
645 745
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, pada kolom tindakan I pembelajaran rata- rata memiliki skor secara keseluruhan yang cukup dan siswa dapat dikategorikan
memiliki kemampuan pamahaman yang sedang. Hal ini dapat dipahami karena
masih banyak kekurangan dan kesalahan, sehingga menjurus pada pemahaman yang tidak maksimal. Pada kolom tindakan II pembelajaran rata-rata mengalami
peningkatan dan pemahaman siswa dapat dikategorikan memiliki kemampuan pemahaman yang tinggi. Hal tersebut dilandasi pada penguasaan konsep dan
metode yang ada pada strategi PQ4R. Secara umum siswa antusias menerapkan metode PQ4R dalam pembelajaran di kelas.
3. Kuesioner
Data mengenai apersepsi siswa terhadap penerapan model pembelajaran strategi PQ4R diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada siswa dengan
jumlah sepuluh butir item pernyataan. Lembar kuesioner memuat apersepsi siswa terhadap metode PQ4R dalam pelaksanaan belajar memahami makna bacaan.
Seperti yang telah jelaskan di atas, lembar kuesioner diberikan setelah akhir siklus. Kuesioner tersebut berisi sepuluh item pernyataan dengan lima pilihan
jawaban, yaitu; Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Hasil pengisian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut dalam bentuk
persentase.
Tabel 4.10 Apersepsi Siswa terhadap Strategi PQ4R
No Pernyataan
Pilihan Jawaban SS
S R
TS STS
Jml Jml
Jml Jml
Jml
1 Bahasa
Indonesia adalah salah
satu pelajaran favorit saya
10 27,77
18 50,00
6 16,66
2 5,55
2 Saya menyukai
pelajaran Bahasa
Indonesia pada materi tentang
wacana argumentasi
1 2,77
20 55,55
10 27,77
4 11,11
1 2,77
3 Metode
pembelajaran ceramah
membuat saya cenderung tidak
semangat belajar
6 16,66
10 27,77
3 8,33
15 41,66
2 5,55
4 Penggunaan
metode ceramah di kelas
1 2,77
14 38,88
5 13,88
15 41,66
1 2,77
membuat pemahaman
belajar saya rendah
5 Saya menyukai
penerapan strategi PQ4R
dalam pembelajaran di
kelas 5
13,88 26
72,22 3
8,33 2
5,55
6 Strategi PQ4R
dapat meningkatkan
kemampuan saya dalam
mengkritisi dan membuat
pertanyaan pada sebuah wacana
14 38,88
19 52,77
3 8,33
7 Penerapan
strategi PQ4R membantu saya
mempermudah memahami
wacana argumentasi
9 25,00
21 58,33
6 16,66
8 Dengan strategi
PQ4R saya tertantang dan
yakin bisa membuat
wacana argumentasi
yang baik 4
11,11 22
61,11 9
25,00 1
2,77
9 Penerapan
strategi PQ4R membuat situasi
belajar di kelas lebih kondusif
4 11,11
23 63,88
7 19,44
1 2,77
1 2,77
10 Suasana belajar
di kelas menjadi lebih
menyenangkan dengan
penerapan model dan
strategi PQ4R 6
16,66 22
61,11 7
19,44 1
2,77
Kuesioner apersepsi siswa terhadap metode PQ4R dalam pembelajaran bahasa Indonesia mengenai aspek pemahaman membaca digunakan untuk
mengukur skor hasil pembelajaran dengan penerapan metode PQ4R di kelas. Kuesioner diberikan setelah akhir siklus. Seperti yang telah disebutkan di atas
kuesioner tersebut berisi sepuluh item pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu; Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.
Berdasarkan tabel 4.10 di atas tampak bahwa rata-rata siswa 27,77 menyukai pelajaran bahasa Indonesia. Kemudian penggunaan strategi PQ4R
diterapkan di kelas dalam kegiatan pembelajaran, sebanyak 26 siswa cenderung lebih menyukai dibandingkan metode ceramah dengan persentase sebesar 72,22.
Hal tersebut di dasarkan atas pengamatan dan pengalaman masing-masing siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sebanyak 61,11 persentase siswa beranggapan
bahwa penerapan strategi tersebut akan membawa perubahan yang baik dan situasi pembelajaran di kelas lebih menyenangkan. Sehingga memberi dampak
pada kondisi kelas yang kondusif.
D. Interpretasi Hasil Analisis