d. Unsur-unsur Wacana
Sebagai suatu kesatuan yang utuh, wacana merupakan satuan bahasa terlengkap
yang tersusun
dari untaian
kalimat-kalimat yang
berkesinambungan, erat, dan kompak sesuai dengan konteks situasi. Dalam hal ini pembahasan wacana difokuskan pada ragam wacana tulisan. Hal ini
perlu untuk membatasi penulis dalam penelitian. Untuk menganalisis sebuah wacana ada dua unsur pokok yang diperlukan,
yakni: unsur internal dan eksternal bahasa, dari unsur internal bahasa intralinguistik yang berkaitan dengan kaidah bahasa, seperti sintaksis,
morfologi, dan fonologi; sedangkan dari unsur eksternal bahasa
ekstralinguistik yang berkaitan dengan konteks situasi. e.
Ciri-ciri Wacana
Seperti yang telah dijelaskan di atas wacana merupakan medium komunikasi yang bersifat verbal yang bisa diasumsikan dengan adanya
penyapa pembicarapenulis dan pesapa penyimakpembaca. Berdasarkan batasan tersebut dapat diperoleh ciri atau karakteristik sebuah wacana. Ciri-
ciri wacana itu adalah: 1
satuan gramatikal, 2
satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap, 3
untaian kalimat-kalimat, 4
memiliki hubungan proposisi, 5
memiliki hubungan kontinuitas, 6
memiliki hubungan koherensi, 7
memiliki hubungan kohesi, 8
rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi, 9
bisa transaksaksional maupun interaksional, 10
mediumnya bisa lisan maupun tulisan, dan 11
sesuai dengan konteks atau kontekstual.
f. Pengertian Argumentasi
“Argumentasi adalah wacana yang berisi gagasan, pikiran, atau pendapat dengan membahas suatu masalah yang bertujuan untuk mempengaruhi
pembaca atau meyakinkan pihak lain dengan argumen-argumen yang disajikan secara logis dan objektif.”
22
Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan
apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Terdapat tiga inti wacana argumentasi. Pertama adalah bagian
pendahuluan, bagian ini membahas pentingnya persoalan itu dibahas saat ini, kemudian latar belakang historis yang mempunyai hubungan langsung dengan
persoalan yang akan di argumentasikan sehingga pembaca dapat memperoleh pengertian dasar mengenai hal tersebut, dan terakhir adalah penetapan secara
tepat titik ketidaksepakatan yang akan di argumentasikan. Bagian tubuh argumen berisi pembahasan masalah dengan menyajikan
fakta-fakta yang dapat diuji kebenarannya dengan cara induksi, deduksi, analogi, dan lain-lain. Sedangkan bagian ketiga argumentasi adalah simpulan
yang berisi kesimpulan-kesimpulan suatu pembahasan. Penyampaian simpulan dengan tetap memperhatikan tujuan utama pembahasan dan
segarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah dicapai. Untuk bisa mempengaruhi pembaca dengan argumen-argumen yang
disajikan, sejumlah data yang disajikan penulis merupakan suatu keharusan sebagai pendukung dalam tulisannya, seperti yang dikatakan Mahmudah
dalam bukunya, “Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan argumen berdasarkan fakta dan data.”
23
g. Tujuan Wacana Argumentasi
Setiap ujaran, apapun bentuknya baik lisan maupun tulisan mempunyai maksud dan tujuan ujaran itu disampaikan pada pendengar jika ujaran itu
berbentuk lisan, pada pembaca jika ujaran itu berbentuk tulisan. “Tujuan utama argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca agar menerima atau
mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu.”
24
22
Siti Annijat Maimunah, Buku Pintar Bahasa Indonesia, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007, hlm. 45.
23
Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007, hlm. 139.
24
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2008, Cet. XIII, hlm. 227.
Dengan menggunakan prinsip logika sebagai alat bantu utama, wacana karangan argumentasi berusaha menyelidiki apa permasalahan yang akan
dikemukakan, apa yang menimbulkan masalah, apa tujuan dan kegunaan dari persoalan itu, dan bagaimana cara mengatasinya dengan bahasa yang kritis
dan teratur.
h. Ciri-ciri Argumentasi