commit to user
34
3 seberapa sungguh mereka ingin mengejarnya
b. Teori-Teori Motivasi
1 Teori Motivasi Kebutuhan Needs Motivation.
Kebutuhan need dapat dirumuskan sebagai kekosongan dalam kehidupan manusia atau tidak terdapatnya sesuatu pada seseorang yang diperlukan
bagi kesejahteraannya. Dorongan akan timbul sebagai penggerak untuk melakukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan itu, jika suatu kebutuhan tertentu mulai
dihayati. Banyak kebutuhan dalam kehidupan manusia tidak selalu terpenuhi secara memuaskan pada saat sekarang. Oleh karena itu, penghayatan akan
kebutuhan menjadi suatu sumber motivasi selama kehidupan manusia. Salah satu konsep yang dikembangkan dalam lingkup pandangan humanistis adalah kerangka
teoritis Maslow mengenai hierarki kebutuhan manusia. Maslow dalam Slavin 1997: 348 menyusun urutan hierarki kebutuhan
manusia dari bawah ke atas: 1 kebutuhan fisiologis, 2 kebutuhan rasa aman, 3 kebutuhan untuk dicintai dan diakui oleh kelompoknya, 4 kebutuhan menikmati
rasa harga diri, 5 kebutuhan mengembangkan diri secara intelektual, 6 kebutuhan untuk mengetahui dan memahami dan 7 kebutuhan estetis. Empat
kebutuhan pertama dipandang sebagai kebutuhan kekurangan deficiency needs, sedangkan tiga kebutuhan berikutnya dipandang sebagai kebutuhan pengayaan
growth needs. Deficiency need adalah suatu kebutuhan yang akan meningkatkan motivasi semakin kuat jika kebutuhan tersebut belum terpenuhi. Tetapi sekali
terpenuhi, maka motivasi akan berkurang. Sockett dalam Kay 2004: 7, mengatakan bahwa pendidikan setidak
tidaknya menjadikan orang mau melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak ingin
commit to user
35
dilakukannya, memahami sesuatu yang sebelumnya tidak diketahuinya dan mungkin menjadi seseorang yang sebelumya tidak diinginkannya. Pernyataan ini
menjadi alasan utama tentang peranan sebuah motivasi. Menurut McClelland 1987: 224, pelopor teori motivasi berprestasi ini,
seseorang mempunyai motivasi untuk bekerjabelajar karena adanya kebutuhan untuk berprestasi. Motivasi menurut teori ini merupakan fungsi dari tiga variabel,
yaitu 1 harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil, 2 persepsi tentang nilai tugas tersebut dan 3 kebutuhan untuk sukses Toeti Soekamto dan Udin
Saripudin Winataputra, 1997: 41. Atkinson dalam Winkel 1996: 176, seorang psikolog
yang mengembangkan lebih lanjut teori McClelland menjelaskan bahwa keberhasilan
atau sukses dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan mencapai taraf prestasi yang baik dan dengan melalui usaha menghindari kegagalan. Menurutnya,
Atkinson menemukan bahwa terdapat orang yang lebih berorientasi untuk memperoleh keberhasilan yang berupa menghindari kegagalan, dari pada berupa
mencapai taraf prestasi baik. Orang yang disebutkan terakhir mengakui bahwa dia berkemungkinan akan gagal dan tidak mencapai sukses yang diharapkan, tetapi
perhatiannya yang utama diarahkan pada prestasi yang bagus, bahkan sampai berusaha lebih keras seandainya pernah mengalami kegagalan.
Dalam penelitiannya, McClelland 1987: 26 menggambarkan empat prinsip motif yang diekspresikan oleh orang yang berbeda dalam Thematic
Apperception Test atau TAT. TAT ini berisi sejumlah gambar seri yang melukiskan bebagai situasi. Orang yang mengambil tes tersebut diharapakan dapat
menceritakan sesuatu berdasarkan gambar-gambar yang tercantum dalam tes. Cerita orang yang mengambil tes tersebut kemudian dianalisis dengan tujuan
commit to user
36
untuk mengetahui harapan-harapannya, kelakuannya, motif-motifnya, dan masalah-masalah yang dihadapi oleh orang tersebut.
Dalam rangka belajar di sekolah, achievement motivation terwujud dalam daya penggerak pada siswa untuk mengusahakan kemajuan dalam belajar dan
mengejar prestasi maksimal, demi pengayaan diri sendiri dan penghargaan terhadap diri sendiri. Daya penggerak sebagai motivasi berprestasi ini disebut
needs-achievement kebutuhan berprestasi yang kemudian disingkat “n-ach”. Orang yang mempunyai n-ach tinggi ingin menyelesaikan tugas dan meningkatkan
penampilan atau kinerja mereka. Sebaliknya, orang yang mempunyai n-ach rendah hanya memilih tugas-tugas yang sangat mudah atau sangat sulit. Mereka memilih
itu hanya didasari kepahamannya bahwa kelak ia akan berhasil atau gagal, bukan karena kepuasan menikmati tantangannya.
Orang yang memiliki n-ach tinggi ini secara umum memiliki ciri-ciri: 1 mereka menjadi lebih bersemangat jika unggul dibanding yang lain,
2 menentukan tujuan secara realitik dan berani mengambil resiko, 3 bertanggung jawab atas segala pilihan yang telah diputuskan,
4 berani menghadapi tantangan serta memiliki inisiatif yang lebih beragam dibanding dengan kebanyakan orang,
5 menghendaki umpan balik yang konkrit terhadap prestasi yan dihasilkan, 6 pekerjaan yang dilakukan tidak selalu diorientasikan pada uang dan kekuasaan.
Sebagaimana penjelasan McClelland, bahwa motivasi merupakan interaksi tiga aspek, yaitu n-Pwr need for power, n-Aff need for affiliation dan n-Ach need for
achievment; maka orang yang memiliki n-ach tinggi dapat diandalkan dalam mengelola organisasi jika keberadaan dari ketiga aspek tersebut seimbang. Secara
khusus, orang yang memiliki n-ach tinggi memerlukan motivasi lebih lanjut dalam
commit to user
37
hal otonomi, umpan balik dari segala kegagalan atau keberhasilan, dan keleluasaan ruang untuk berekspresi serta tantangan.
Menurut Wigfield dan Eccles 2002: 5, motivasi beprestasi menunjuk pada situasi dimana kompentensi individu adalah suatu isubahan diskusi. Teori
motivasi ini berusaha untuk menjelaskan pilihan manusia terhadap tugas–tugas prestasi, kekuatan dalam melaksanakan tugas, semangat untuk melakukan tugas itu
dan kualitas dari kesepakatan tugas itu. Bandura dalam Schunk 2001: 14 mengatakan bahwa perkembangan satu jenis proses motivasi adalah adannya Self-
efficacy. Self-efficacy ini menunjuk pada kepercayaan tentang kemampuan seseorang untuk belajar atau memperlihatkan sikap atau tingkah laku terhadap
tingkatan yang sudah didesain. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa self- efficacy mempengaruhi motivasi akademik, pembelajaran dan prestasi. Indikator
dari seseorang yang termotivasi adalah : 1 mempunyai ketertarikan kepada sesuatu, 2 mempunyai keingintahuan terhadap sesuatu, 3 membutuhkan
informasi-informasi untuk memecahkan suatu masalah, dan 4 ingin mendapatkan keberhasilan dan menghindari kegagalan.
c. Motivasi Belajar Bahasa Inggris