Soal Bentuk Tes Uji Coba Instrumen Penelitian

commit to user 55 Sentral untuk menentukan median, b Median digunakan untuk dasar pembagian kelas menjadi dua belahan yaitu kategori motivasi belajar tinggi berdasarkan median keatas dan kategori motivasi rendah berdasarkan median kebawah. Kategori berdasarkan kelompok motivasi belajar dapat dilihat pada lampiran.

3. Uji Coba Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui kelayakan instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka perlu ditinjau berdasarkan beberapa aspek kelayakan yaitu meliputi : untuk soal tes prestasi yang perlu diuji analisis butir soal tingkat kesukaran, daya pembeda , validitas soal validitas isi dan validitas butir soal dan realibilitas instrumen, sedangkan angket motivasi belajar perlu diuji validitas isi dan konstruk dan reliabilitas angket. Dalam penelitian ini uji coba instrumen dilakukan di SMP Negeri 2 Baturetno, dengan pertimbangan bahwa SMP tersebut memiliki karakteristik yang relatif sama dengan SMP yang dipilih sebagai sampling.

a. Soal Bentuk Tes

1 Analisis Butir Soal Sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, perlu diujicobakan terlebih dahulu. Hasil uji coba kemudian dianalisis dengan tujuan untuk menentukan soal yang layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Kelayakan butir soal didasarkan pada dua hal, yaitu : tingkat kesukaran soal dan daya pembeda Prasetya Irawan, Suciati, dan I.G.A.K. Wardani, 2001: 17 a Analisis Tingkat Kesukaran P Yang dimaksud dengan tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi peserta tes yang menjawab benar terhadap soal tersebut. Makin besar P berarti soal itu semakin mudah. Tingkat kesukaran soal tercermin dalam indek kesukaran yang merupakan sebuah kontinum yang bergerak dari 0,00 – 1,00.Indek kesukaran commit to user 56 item merupakan rasio antara penjawab item dengan benar dengan banyaknya penjawab. Butir soal dengan indek 0,00-0,30 adalah soal yang sangat sulit, sedangkan indek 0,31-0,70 termasuk tingkat kesukaran sedang, butir soal dengan indek 0,71-1,00 adalah soal mudah. Tabel. 2: Interpretasi indek kesukaran soal P Nilai P Klasifikasi Intepretasi 0,00 – 0,30 Soal sukar 0.31 – 0,70 Soal sedang 0,71 – 1,00 Soal mudah Menurut Saifuddin Azwar 2007: 135 bahwa tes yang terbaik adalah tes yang memiliki tingkat kesukaran 0,50, makin mendekati titik tersebut sebuah test semakin mampu membedakan antara kelompok pandai dan tidak pandai untuk menghitung Tingkat Kesukaran menggunakan rumus : p = JS B Keterangan : P i = Tingkat Kesukaran butir soal ke i B = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = Jumlah Siswa Untuk menyususn suatu tes sebaiknya digunakan butir dengan tingkat kesukaran dengan rentang :+ 20 sukar, + 60 sedang, + 20 mudah. Dalam penelitian ini diperoleh hasil soal mudah 6 soal 20 ,soal sedang 18 soal 60 , dan soal sukar 6 soal 20 , sehingga secara keseluruhan soal tes prestasi belajar listening dikategorikan sedang. Tabel 3: Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah commit to user 57 Soal Sukar 4, 8, 9, 16, 17, 18 6 Soal Sedang 1, 2, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 19, 21 18 Soal Mudah 3, 20, 24, 25, 26, 30 6 b Daya Pembeda D Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk mebedakan siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan kemampuan rendah. Daya pembeda tercermin dari indek yang bergerak antara -1,00 sampai 1,00, soal dengan indek diskriminasi 1,00 menunjukkan soal tersebut dapat dijawab dengan benar oleh seluruh siswa pada kelompok tinggi dan tidak dapat dijawab dengan benar oleh siswa pada kelompok rendah. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa yang pandai saja demikian ini memiliki daya diskriminasi yang baik Suharsimi Arikunto, 2008: 211. Menghitung Daya Pembeda menggunakan rumus : D = A A J B - B B J B = P A - P B Keterangan : D : daya pembeda DP B A : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar J : Jumlah peserta tes JA : Banyaknya peserta kelompok atas commit to user 58 JB : Banyaknya peserta kelompok bawah Dari hasil uji coba tes prestasi belajar listening diperoleh 2 soal kategori jelek yaitu soal nomor : 25 dan 29, selebihnya adalah soal yang cukup baik dan baik. 1 soal kategori sangat baik. Tabel 4: Klasifikasi Daya Beda Nilai D Klasifikasi Interpretasi Keputusan Negatif Sangat Jelek Soal menjerumuskan 0,00 – 0,20 Jelek Poor Dibuang 0,20 – 0,40 Cukup baik Satisfactory Dapat dipakai 0,40 – 0,70 Baik Good Dipakai 0,70 – 1,00 Sangat baik Excellent Dipakai 2 Uji Validitas Instrumen Samsi Haryanto 2003: 41 mengatakan bahwa masalah validitas adalah mempersoalkan ketepatan suatu alat ukur yang dipakai untuk mengukur suatu aspek yang ingin diukur. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah butir-butir soal prestasi listening, maka validitas yang digunakan adalah validitas isi dan validitas butir soal. a Validitas Isi Validitas isi berhubungan dengan kesahihan instrumen dengan materi yang akan ditanyakan dalam butir-butir soal untuk mengukur tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan sesuai dengan isi materi. Uji validitas isi dilakukan dengan mencocokkan sebaran butir soal-soal yang valid kedalam kisi-kisi soal. b Validitas Butir Soal commit to user 59 Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat Suharsimi Arikunto, 2008: 168. Uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan sifat yang diukur. Artinya, setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan keseluruhan isi atau sifat bangun konsep konstruk teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen indikator variabel. Analisis butir dilakukan untuk mengetahui apakah butir dalam instrumen mencerminkan indikator variabel yang dimaksud atau atribut yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas tiap butir test, skor-skor yang ada pada tiap butir yang dimaksud X dikorelasikan dengan skor total Y. Hasil korelasi ini dikonsultasikan dengan dengan tabel nilai korelasi product moment pada taraf signifikan 5. Suatu butir instrumen dikatakan valid jika r hitung r tabel. Rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagaimana yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, 1992: 151 seperti berikut: Keterangan: r xy = Koefisien korelasi suatu butir N = Cacah objekJumlah responden X = Skor Butir soal Y = Skor total ∑XY = Jumlah X Y [ ] [ ] å å å å å å å - - - = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy commit to user 60 Angka hasil perhitungan xy r kemudian dikonsultasikan dengan tabel korelasi product moment pada taraf signifikan 5. Berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPSS versi 17, menunjukkan 4 butir pertanyaan yaitu no : 10, 21,25,30 tidak valid. lampiran 2.2 3 Uji Reliabilitas Reliabilitas suatu alat ukur adalah keajegan hasil pengukuran yang diperoleh dari waktu yang berbeda untuk orang yang sama. Reliabilitas atau keterandalan suatu instrumen sebagai alat ukur dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kebenaran alat ukur cocok digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur sesuatu. Dengan demikian, suatu instrumen yang reliabel memberi pengertian bahwa instrumen itu telah benar-benar memiliki taraf keajegan dalam mengukur apa yang hendak diukur. Reliabilitas menunjuk suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik dan dapat dipercaya, sehingga menghasilkan data yang dapat dipercaya juga, artinya data tersebut betul-betul sesuai dengan kenyataannya Suharsimi Arikunto, 2008:178 Untuk uji reliabilitas instrumen penelitian ini digunakan rumus dari Spearman Brown dengan teknik belah dua sebagai berikut: 2 1 . 2 1 2 1 . 2 1 1 . 1 1 2 g g + = r Keterangan: = 2 1 . 2 1 r Reliabilitas Belahan Separo = 1 . 1 r = Reliabilitas 1 total commit to user 61 Apabila harga 1 . 1 r dikonsultasikan dengan tabel r product moment dengan harganya semakin mendekati 1,00 atau r t yang ada maka dapat dikatakan instrumen tersebut reliabel, atau jika harga 1 . 1 r 0,60. Hasil uji reliabitas dalam penelitian ini menggunakan rumus uji belah dua dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17 menunjukkan nilai 1 . 1 r 0,891 0,60. Tabel 5: Interpretasi Koeifisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Penafsiran Reliabilitas 0,800 – 1,00 Sangat Tinggi 0,600 – 0,80 Tinggi 0,40 – 0,60 Cukup 0,20 – 0,40 Rendah Dibawah 0,20 Sangat Rendah

b. Angket Motivasi Belajar