Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Bahasa yang digunakan oleh negara-negara di seluruh dunia untuk berbagai tujuan dan kepentingan baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik maupun pendidikan. Bahasa Inggris menjadi bahasa pemersatu. Komunikasi yang dilakukan oleh negara negara di dunia menggunakan bahasa ini. Semua informasi pengetahuan dan berita yang ada di dunia ini dapat diketahui melalui bahasa Inggris dengan difasilitasi oleh layanan internet yang sudah merambah sampai ke pelosok-pelosok desa ataupun dengan media masa dan elektronik yang lain. Indonesia adalah salah satu bagian dari negara-negara di dunia. Indonesia tidak menginginkan menjadi bangsa yang tertinggal dari bangsa lain. Oleh karena itu pemerintah Indonesia dalam Undang Undang No. 25 tahun 2000 tentang Propenas 2000 – 2004, menganggap penting terhadap keberadaan bahasa Inggris. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional memasukkan pelajaran bahasa Inggris ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Bahkan karena dianggap sebagai pengetahuan yang penting maka paling tidak para siswa yang mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama ataupun di Sekolah Menengan Atas mendapatkan alokasi waktu sekurang kurangnya empat jam pelajaran dalam satu minggunya. Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP memasukkan pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran yang diujikan secara nasional Ujian Nasional. Apabila nilai pelajaran Bahasa Inggris jauh dari rata-rata yang dijadikan patokan maka siswa dapat dinyatakan tidak lulus ujian nasional. commit to user 2 Muatan pendidikan yang menekankan kecakapan atau keterampilan hidup life skills antara lain ditunjukkan dengan kemampuan berbahasa asing di samping bahasa Indonesia Undang-Undang No.25 tahun 2000 tentang Propenas 2000-2004. Sebagai alat komunikasi, bahasa Inggris akan tetap menjadi the world standard language sebagaimana proyeksi para pakar. Olah karena itu bahasa Inggris menjadi salah satu keterampilan hidup yang harus dikuasai oleh setiap siswa agar mereka memiliki keunggulan kompetitif baik dalam memasuki dunia kerja maupun ketika hendak meneruskan ke perguruan tinggi. Keadaan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah kebanyakan masih membosankan. Secara umum kondisi kelas masih jauh dari rasa menggairahkan. Proses pembelajaran bahkan memenjarakan kecerdasan siswa sebenarnya sudah menjadi obyek kritikan yang menohok kenyataan-kenyataan praktek pendidikan di lapangan. Pembelajaran bahasa Inggris juga masih miskin metode-metode pembelajaran. Banyak guru yang masih belum secara optimal menggunakan media pembelajaran di kelas. Mereka bahkan tidak sedikit yang belum dapat mengoperasikannya. Ada empat ketrampilan dalam pembelajaran Bahasa Ingris di SMP, yaitu: menyimak listening, berbicara speaking, membaca reading dan menulis writing. Dari ke empat ketrampilan atau kompetensi dasar yang telah disebutkan, menyimak listening adalah kompetensi yang cukup menantang bagi para guru dan murid. Bukanlah hal yang mudah bagi guru untuk mengantarkan keterampilan atau komprtensi ini di kelas bahasa Inggris sehingga murid dapat mempunyai ketrampilan menyimak yang baik. Brett 1995: 15 mengatakan bahwa menyimak listening adalah kunci keterampilan bahasa kedua. Kenyataan yang ada adalah prestasi belajar listening menyimak para siswa masih belum seperti apa yang diharapkan. commit to user 3 Listening masih menjadi persoalan yang cukup serius dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas. Guru masih terkesan monoton ketika mengantarkan kompetensi ini di kelas karena mereka kadang-kadang hanya memberikan teks lisan dari guru tersebut. Kadang-kadang guru sudah menggunakan media audio seperti misalnya tape recorder dan kaset. Ini sudah lebih baik dari pada hanya menggunakan suara atau ucapakan guru secara langsung. Keterampilan listening akan sangat berpengaruh terhadap keterampilan bahasa Inggris yang lain yaitu speaking berbicara. Apabila siswa terbiasa dengan benar mendengarkan ujaran-ujaran bahasa Inggris maka siswa akan secara benar mengucapkannya. Keterampilan lain yang juga belum mendapatkan perhatian yang baik dari guru adalah speaking. Masih banyak siswa yang belum mempunyai keberanian, kemauan, dan keberanian mengungkapkan hal-hal yang sederhana secara lisan dengan bahasa Inggris. Menciptakan sebuah pembelajaran yang menyenangkan enjoyable learning merupakan tantangan agar supaya guru mampu melakukan orkestrasi terhadap segala kemampuan yang ada menjadi sebuah kekuatan pembelajaran total. Rasa senang dalam pembelajaran karena adanya totalitas dalam indrawi kita untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Dalam konteks ini media pembelajaran menemukan arti pentingnya. Karena bila diimplementasikan dengan tepat dan kreatif, media akan menjadi sarana yang efektif untuk menggugah totalitas indrawi dalam pembelajaran. Melihat betapa pentingnya pelajaran bahasa Inggris, maka semakin besarlah peranan dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran bahasa Inggris. Guru sebagai pengelola class manager dituntut untuk mampu merencanakan, merancang dan mengelola pembelajaran yang kondusif sehingga siswa terlibat aktif dalam proses commit to user 4 pembelajaran. Davis 1986: 248 – 249 bahkan tidak hanya menuntut keaktifan siswa, tetapi guru juga harus mampu menciptakan suasana belajar tersebut menyenangkan dan siswa dapat menikmatinya. Soekartawi 1995: 16 mengatakan bahwa setiap pengajar mempunyai cara tersendiri dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar. Hal ini dapat dimengerti karena setiap pengajar mempunyai kapasitas mengajar yang berbeda-beda. Selanjutnya juga dikatakan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, seorang pengajar memerlukan tiga hal penting, yaitu : a bagaimana cara mengajar yang baik dan benar, b alat bantu mengajar apa yang digunakan, c cara evaluasi apa yang digunakan. Salah satu upaya meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran bahasa Inggris khususnya dalam keterampilan listening dalam rangka meningkatkan prestasi belajar adalah dengan penggunaan media pembelajaran. Melalui media ini apalagi media audio visual siswa tidak hanya mendengarkan materi tetapi juga dapat melihat gambaran visual sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan kegiatan pembelajaran akan lebih bervariasi dan menarik sehingga membangkitkan motivasi belajar. Selain itu, media pembelajaran dapat memperjelas informasi yang diberikan oleh guru pada saat mengajar, memberikan dasar pengalaman yang lebih konkrit bagi pemikiran dan dan pengertian yang abstrak. Meskipun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media yaitu masalah kecocokan dengan tema, usia dan budaya. Ada dua tipe pebelajar dalam merespon media yakni tipe belajar auditif dan tipe belajar visual. Semakin banyak indera yang digunakan dalam belajar semakin baik pula hasilnya. Sebagaimana telah dilakukan oleh Munsterberg dalam Davies, 1986: 156, bahwa belajar dengan menggunakan dua saluran memberikan hasil lebih baik, karena indera tertentu menerima pesan tertentu dan commit to user 5 didukung dan diperkuat oleh indera lain. Media ini bisa didapatkan dengan menggunakan komputer interaktif. Teknologi Pembelajaran berkaitan dengan teknologi audiovisual dalam proses pembelajaran. Teknologi Pembelajaran pada awalnya merupakan teknologi peralatan, media maupun perangkat keras yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Teknologi pembelajaran merupakan pengajaran yang memanfaatkan alat bantu audio-visual Rountree dalam Seels dan Richey, 1994: 13. Pemanfaatan media adalah merupakan salah satu kawasan dalam Teknologi Pendidikan. Januszewski dan Molenda 2008: 1 mendefinisikan Teknologi Pendidikan sebagai studi dan praktek memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerjaperformance dengan menciptakan, memanfaatkan, dan mengatur proses dan sumber teknologi secara tepat. Pembelajaran Bahasa Inggris memerlukan berbagai media yang sesuai dengan materi pelajaran. Banyak sekali media yang dapat digunakan dalam pembelajaran ini diantaranya; media gambar, tape recorder, OHP, komputer dan sebagainya. Media ini menurut Smaldino, Russel, Heinich, dan Molenda 2005: 8, diperlukan karena media adalah suatu saluran komunikasi. Tujuan dari penggunaan media adalah untuk memfasilitasi komunikasi. Ahmad Rohani 1997: 4 mengemukakan bahwa media instruksional edukatif adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil instruksional secara efektif dan esfisien, serta tujuan instruksional dicapai dengan mudah. Ada beberapa klasifikasi media pembelajaran yang salah satunya adalah menurut Amir Hamzah Sulaiman 1988: 27 yang mengelompokkan media sebagai berikut: commit to user 6 1. Alat–alat audio, yaitu alat–alat yang dapat menghasilkan bunyi seperti: kaset, tape recorder, radio dan CD. 2. Alat–alat visual, yaitu alat–alat yang dapat memperlihatkan rupa dan bentuk yang dikenal sebagai alat peraga, dua dimensi maupun tiga dimensi seperti : gambar, slide, poster, foto film stripe. 3. Alat–alat audiovisual, yaitu alat–alat yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit, misalnya TV, film bersuara, komputer multimedia. Dengan penggunaan berbagai media diharapkan para siswa sekolah menengah pertama akan tumbuh motivasi dalam dirinya untuk belajar bahasa Inggris. Usaha–usaha untuk membangkitkan motivasi pada diri siswa adalah suatu keharusan karena bahasa Inggris adalah bahasa asing pertama yang diajarkan dan mempunyai ucapan, bentuk kalimat, serta ejaan yang tidak sama dengan Bahasa Indonesia. Menurut Gagne dalam Heinich, Molenda, Russel, Smaldino, 2006: 34 penggunaan media akan efektif kalau memperhatikan komputer multimedia penggunaan media pembelajaran ASSURE. Guru harus menganalisis pebelajar, menyatakan tujuan, meyeleksi metode, media, material, menggunakan media, penyediaan partisipasi pebelajar dan mengevaluasi. Diharapkan penggunaan media ini akan membangkitkan motivasi diri siswa. Motivasi belajar berperan sangat penting dalam memberikan gairah dan semangat dalam belajar, sehingga siswa yang memiliki motivasi tinggi akan mempunyai energi yang kuat untuk belajar. Motivasi juga akan memberikan arah yang jelas dalam aktifitas belajar. Berdasarkan penjelasan dan uraian di atas maka dapat dimengerti bahwa penggunaan media pembelajaran baik itu audio, visual maupun audiovisual akan dapat membangkitkan motivasi belajar bahasa Inggris dan diharapkan prestasinya commit to user 7 akan baik pula. Media pembelajaran ini dapat berupa komputer multimedia dan juga DVD. Penggunaan media pembelajaran bahasa Inggris ini sebagian telah digunakan oleh beberapa sekolah di Kabupaten Wonogiri. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian experiment dengan judul: “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Multimedia Komputer dengan DVD Terhadap Prestasi Belajar Listening Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Wonogiri Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa”.

B. Identifikasi Masalah