Belajar dan Pembelajaran LANDASAN TEORI

Beberapa kata kunci dari indikator diatas, didefinisi berdasarkan KBBI sebagai berikut : a. Hasrat merupakan keinginan harapan yang kuat atau kecenderungan manusia mencari dan memperoleh. Sedangkan keinginan diartikan sebagai perihal ingin, kehendak dan harapan. Dalam hal ini hasrat atau keinginan merupakan harapan mencari dan memperoleh sesuatu dari belajar. b. Dorongan ialah kemauan mengembangkan diri yang menyebabkan manusia selalu meningkatkan kemampuan dirinya misalnya belajar. Kebutuhan atau butuh diartikan sangat perlu menggunakan atau memerlukan. c. Harapan merupakan keinginan supaya sesuatu terjadi. Cita-cita ialah berkeinginan sungguh-sungguh atau mempunyai tujuan yang sempurna. d. Penghargaan ialah perbuatan hal dan sebagainya menghargai atau penghormatan. e. Menarik artinya membangkitkan rasa ingin, mempengaruhi atau membangkitkan hasrat untuk memperhatikan mengindahkan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi a. Faktor Intrinsik Faktor intrinsik merupakan motivasi atau dorongan yang timbul dalam diri individu untuk melakukan sesuatu tanpa adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh konkret, seorang siswa yang belajar karena ingin mendapat pengetahuan dan keterampilan agar berubah tingkah lakunya secara konstruktif dan bukan untuk tujuan yang lain. Itu sebabnya faktor instrinsik ini juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang dimulai dari aktifitas belajar yang kemudian diteruskan berdasarkan suatu dorongan dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajarnya. Dorongan yang menggerakan itu, bersumber pada kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial Sadirman, 2007: 89. b. Faktor Ekstrinsik Faktor ekstrinsik merupakan motivasi atau dorongan untuk melakukan sesuatu karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh, seorang siswa yang belajar tekun agar mendapat hadiah atau pujian. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu. Faktor ekstrinsik ini juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang dimulai dari aktivitas belajar yang kemudian diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari luar dan tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajarnya. Namun bukan berarti faktor ekstrinsik ini tidak penting dalam proses pembelajaran. Sebab kemungkinan besar siswa itu memiliki sifat yang berubah – ubah dan mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik Sadirman, 2007: 91. 3. Peran motivasi dalam belajar dan pembelajaran Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Uno 2008: 27 menerangkan tiga peran motivasi dalam belajar dan pembelajaran sebagai berikut: a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Motivasi dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang akan memperkuat perbuatan belajar. Untuk seorang guru perlu memahami suasana itu, agar ia dapat membantu siswanya dalam memilih faktor-faktor atau keadaan yang ada dalam lingkungan siswa sebagai bahan penguat belajar. b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajarinya itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. c. Motivasi menentukan ketekunan belajar Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar. 4. Upaya-upaya memotivasi dalam belajar Ali Imron Siregar, 2011: 55 dan Aunurrahman 2012: 118 mengemukakan beberapa upaya yang dapat dilakukan guru guna meningkatkan motivasi belajar pembelajar. Upaya tersebut adalah sebagai berikut : a. Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar b. Mengoptimalkan pemanfaatan upaya guru dalam membelajarkan pembelajar. Hal-hal yang disajikan secara menarik oleh guru menjadi sesuatu yang mempengaruhi tumbuhnya motivasi pembelajar atau pengalamankemampuan yang telah dimiliki. c. Menyiapkan merancang bahan ajar yang menarik. d. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa didalam belajar misalnya kebutuhan untuk dihargai atau tidak merasa tertekan. e. Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin pula memberitahukan kepada siswa.

C. Prestasi belajar

Menurut Ahmadi 2013: 138 prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri faktor internal maupun dari luar diri faktor eksternal individu. Arifin 1988: 3 mendefinisikan prestasi sebagai kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupanya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Syah 2003: 216 mengungkapkan bahwa pada prinsipnya prestasi merupakan pengungkapan hasil belajar ideal yang berubah sebagi akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Jadi, prestasi belajar merupakan kemampuan, keterampilan dan sikap yang dicapai seseorang yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun kalimat sebagai akibat dari pengalaman belajar. Ahmadi 2013: 139 mengemukakan beberapa faktor internal dan eksternal prestasi belajar. Yang tergolong faktor internal adalah : 1. Faktor jasmaniah fisiologi yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. 2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas : a. Faktor intelektif yang meliputi: 1 Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. 2 Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b. Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minta, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. Sedangkan yang tergolong faktor eksternal, ialah: 1. Faktor sosial yang terdiri atas : a. Lingkungan keluarga b. Lingkungan sekolah c. Lingkungan masyarakat d. Lingkungan kelompok 2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan teknologi. 3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim. Menurut Arifin 1988: 3 ada 5 fungsi utama prestasi belajar antara lain: 1. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. 2. Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3. Sebagai bahan informasi dalam motivasi pendidikan, artinya bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam mengingatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu instansi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan, sedangkan indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik dalam masyarakat. 5. Dapat dijadikan indikator terhadap daya serap kecerdasan anak didik.

D. Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Menurut Sugandi Taniredja, 2011: 55 pembelajaran Kooperatif cooperative learning merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kelompok lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi efektif diantara anggota kelompok. Cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Menurut Solihatin Taniredja, 2011: 56 cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota kelompok. Menurut Roger Huda, 2012: 29 pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Jadi, pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka antara siswa. 2. Tipologi Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin 2005: 26 ada enam tipologi pembelajaran kooperatif, yaitu: a. Tujuan kelompok bahwa kebanyakan metode pembelajaran kooperatif menggunakan beberapa bentuk tujuan kelompok. Ada yang berupa sertifikat atau rekognisi lainnya yang diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. b. Tanggung jawab individual. Ini dilaksanakan dengan dua cara. Pertama dengan menjumlah skor kelompok atau nilai rata-rata individu atau penilaian lainnya, seperti dalam model pembelajaran siswa. Kedua, merupakan spesialisasi tugas. Cara kedua ini siswa diberi tanggung jawab khusus untuk sebagaian tugas kelompok. c. Kesempatan sukses yang sama yang merupakan karakteristik unik metode pembelajaran tim siswa, yakni penggunaan skor yang memastikan semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam timnya. d. Kompetisi tim, sebagai sarana dalam memotivasi siswa untuk bekerja sama dalam timnya. e. Spesialisasi tugas untuk melaksanakan sub tugas terhadap masing- masing anggota kelompok. f. Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok yang akan menggunakan pengajaran yang mempercepat langkah kelompok. 3. Rasionalisasi Pembelajaran Kooperatif Johnson Huda, 2012: 64 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif bisa diterapkan dihampir semua tingkatan umur, kelas, mata pelajaran, dan tugas akadeik yang melibatkan proses berpikir tingkat tinggi, seperti pencapaian konsep concept attainment, kategorisasi categorization, pemecahan masalah secara verbal dan spasial verbal and spatial problem solving, retensi dan daya ingat retention and memory , performa motorik

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN INTEGRASI KARAKTER TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SEMESTER II PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI SMA PERSIAPAN STABAT T.P. 2011/2012.

0 1 11

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X 3 SMA Pangudi Luhur pada materi Protista.

1 2 245

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pada Siswa Kelas XA SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 0 144

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Head Together pada materi archaebacteria dan eubacteria dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

1 7 170

Peningkatan minat belajar dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu melalui penerapan model kooperatif teknik Jigsaw II.

0 2 343

Penerapan pembelajaran kooperatif metode jigsaw pada materi perubahan dan pencemaran lingkungan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2011/2012.

0 0 224

Peningkatan pemahaman materi pengukuran dengan metode pembelajaran jigsaw II pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 1 193

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Head Together pada materi archaebacteria dan eubacteria dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

0 1 168

Materi Fisika SMA Kelas X suhu dan kalor

0 34 14

Penerapan pembelajaran kooperatif metode jigsaw pada materi perubahan dan pencemaran lingkungan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository

0 0 222