Prestasi belajar LANDASAN TEORI
b. Tanggung jawab individual. Ini dilaksanakan dengan dua cara. Pertama
dengan menjumlah skor kelompok atau nilai rata-rata individu atau penilaian lainnya, seperti dalam model pembelajaran siswa. Kedua,
merupakan spesialisasi tugas. Cara kedua ini siswa diberi tanggung jawab khusus untuk sebagaian tugas kelompok.
c. Kesempatan sukses yang sama yang merupakan karakteristik unik
metode pembelajaran tim siswa, yakni penggunaan skor yang memastikan semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk
berkontribusi dalam timnya. d.
Kompetisi tim, sebagai sarana dalam memotivasi siswa untuk bekerja sama dalam timnya.
e. Spesialisasi tugas untuk melaksanakan sub tugas terhadap masing-
masing anggota kelompok. f.
Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok yang akan menggunakan pengajaran yang mempercepat langkah kelompok.
3. Rasionalisasi Pembelajaran Kooperatif
Johnson Huda, 2012: 64 mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif bisa diterapkan dihampir semua tingkatan umur, kelas, mata pelajaran, dan
tugas akadeik yang melibatkan proses berpikir tingkat tinggi, seperti pencapaian konsep concept attainment, kategorisasi categorization,
pemecahan masalah secara verbal dan spasial verbal and spatial problem solving, retensi dan daya ingat retention and memory , performa motorik
motor performance, prediksi predicting, dan penilaian judging. Bahkan untuk tugas-tugas yang bersifat hafalan maupun korektif sekalipun,
pembelajaran kooperatif tidak kalah efektif dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif dan individualistik. Tujuan pembelajaran kooperatif
berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain.
Tujuan pembelajaran kooperatif ialah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya Slavin, 1994: 50. Sadker Huda, 2012: 66 menjabarkan beberapa
manfaat pembelajaran
kooperatif. Selain
meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran kooperatif juga
memberikan manfaat-manfaat besar lain seperti berikut ini: a.
Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur – struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi.
b. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki
sikap harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar.
c. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada
teman-temannya, dan
diantara meraka
akan terbangun
rasa ketergantungan yang positif interpedensi positif untuk proses belajar
mereka nanti.
d. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap
teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbeda-beda.
4. Prosedur Pembelajaran
Menurut Dikti Taniredja, 2011: 60 pada dasarnya kegiatan pembelajaran dipilahkan menjadi empat langkah, yaitu orientasi sebagai kegiatan awal,
kerja kelompok sebagai inti kegiatan pembelajaran, kuis sebagai kegaiatan akhir dan pemberian penghargaan. Setiap langkah dapat dikembangkan lebih
lanjut oleh guru seperti berikut : a.
Orientasi Seperti pada kegiatan pembelajaran pada umumnya, kegiatan diawali
dengan orientasi untuk memahami dan menyepakati bersama tentang apa yang akan dipelajari serta bagaimana strategi pembelajaranya. Guru
mengomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah-langkah serta hasil akhir yang diharapkan dikuasai oleh siswa, serta sistem penilaiannya.
Pada langkah ini siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya tentang apa saja, termasuk cara kerja dan hasil akhir yang
diharapkan atau sistem penilaiannya. b.
Kerja kelompok dapat dalam bentuk kegiatan memecahkan masalah atau memahami dan menerapkan suatu konsep yang dipelajari. Kerja
kelompok dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti berdiskusi, melakukan eksplorasi, observasi, percobaan, browsing lewat internet,