Pembelajaran pada Kelas Kontrol Instrumen Penelitian

Tabel 3.2. Kisi-kisi pre-test dan post-test materi Suhu dan Kalor KOMPETENSI DASAR INDIKATOR No. Soal Menganalisis suhu suatu zat dalam berbagai skala termometer  Siswa bisa mengkonversi suhu skala Reamur dalam skala Kelvin.  Siswa bisa mengkonversi suhu skala Fahrenheit dalam skala Celcius.  Siswa mampu menentukan batas atas batas bawah termometer tak berskala dan menentukan suhu yang ditunjukan termometer tersebut. 1,2,3 Menganalisis pengaruh perubahan suhu benda terhadap pemuaian benda  Siswa bisa memprediksi akibat pemuaian dalam peristiwa sehari-hari.  Siswa dapat menentukan pengaruh perubahan suhu benda terhadap panjang benda.  Siswa dapat menentukan pengaruh perubahan suhu suatu zat terhadap perubahan volumenya. 4,5,6 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat  Siswa memahami jenis perubahan wujud yang terjadi apabila disajikan peristiwa sehari-hari yang berkaitan dengan perubahan wujud.  Siswa dapat menentukan kalor jenis zat dalam kaitannya dengan massa benda dan kapasitas kalor.  Siswa dapat menetukan banyaknya kalor yang digunakan oleh massa zat untuk merubah suhunya. 7,8,9 Menganalisis cara perpindahan kalor  Siswa menyebutkan jenis perpindahan kalor berdasarkan konsep perpindahan kalor.  Siswa bisa mengurutkan 10,11,12 KOMPETENSI DASAR INDIKATOR No. Soal jenis perpindahan kalor sesuai konsep yang terjadi pada kehidupan sehari-hari.  Siswa dapat menentukan jumlah kalor yang dilepaskan selama waktu tertentu dalam proses perpindahan kalor secara konveksi. Menerapkan Asas Black dalam pemecahan masalah  Siswa dapat memahami konsep yang benar mengenai Asas Black.  Siswa dapat menganalisis suhu akhir zat sistem apabila salah satu zat mengalami perubahan wujud.  Siswa dapat menganalisis suhu akhir benda yang berbeda massa, suhu dan kapasitas kalornya. 13,14,15

H. Validitas

Validitas digunakan untuk mengukur atau menentukan apakah suatu test sungguh mengukur apa yang mau diukur yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjukan pada kesesuaian, penuh arti, bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Kesimpulannya valid bila sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan validitas isi yaitu isi dari instrumen yang digunakan sungguh mengisi domain yang akan diukur Suparno, 2010:68. Kuesioner digunakan untuk mengukur motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika dengan metode Jigsaw II materi Suhu dan Kalor, pre-test post-test untuk mengukur prestasi siswa. Validitas yang digunakan dalam post- test ialah validitas butir soal. Adapun kuesioner dan soal yang akan digunakan, diuji validitasnya dengan uji experts judgment yaitu menggunakan pendapat dari ahli. Setelah instrumen dikonstruksi pada aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandasrkan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli.

I. Metode analisis data

1. Kuesionerangket Data kuesioner motivasi sebelum dan sesudah diterapkan metode Jigsaw II untuk kelas eksperimen dan metode ceramah untuk kelas kontrol diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh masing-masing siswa. Pernyataan positif dan negatif diberi skor seperti pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Skor pernyataan kuesioner motivasi Jawaban Skor Pernyataan positif Pernyataan negatif Sangat Setuju 3 Setuju 2 1 Tidak setuju 1 2 Sangat tidak setuju 3 Kuesioner motivasi sebelum dan setelah treatment dijalankan, diberi skor tiap itemnya. Selanjutnya, skor total keduanya dibandingkan. Jumlah skor keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor dari setiap soal dalam kuesioner motivasi yang telah dijawab oleh siswa. Untuk membandingkan motivasi awal dan akhir menggunakan statistik berupa uji T untuk kelompok dependen. Persamaan umum yang digunakan adalah sebagai berikut : √ Dimana : X 1 = skor motivasi awal X 2 = skor motivasi akhir D = perbedaan skor X1-X2 N = jumlah pasangan skor Df = N-1 Suparno, 2011:87 Treal merupakan hasil analisis indikator ketercapaian motivasi siswa. Setalah diperoleh Treal maka dibandingkan dengan Tcritical yang diperoleh dari tabel dengan level signifikan α = 0,05. Penelitian dikatakan signifikan bila │Treal│ │Tcritical│artinya terjadi peningkatan motivasi belajar siswa. Dalam hal ini, metode yang digunakan memberi pengaruh yang baik terhadap motivasi siswa. Jika │Treal│ │Tcritical│ maka tidak signifikan artinya tidak terjadi peningkatan motivasi belajar siswa. Jika motivasi awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan maka tidak dapat dilakukan analisis data dengan menggunakan uji statistik T-Test. Analisis data yang digunakan ialah dengan menggunakana gain skor yang merupakan selisih antara skor motivasi akhir dan motivasi awal. Setelah didapatkan data gain skor maka dapat dianalisis dengan menggunakan statistik uji t independent. Untuk menentukan tingkat motivasi siswa, maka ditentukan klasifikasi tingkat motivasi siswa. Tingkat motivasi terdiri dari 4 kategori yaitu : sangat tinggi, tinggi, kurang dan sangat kurang. Penentuan motivasi tersebut dapat diperoleh dengan langkah berikut : a. Menentukan skor tertinggi Skor tertinggi dapat ditentukan dengan cara mengalikan skor maksimum dengan banyaknya pernyataan. Skor tertinggi : 3 x 20 = 60. b. Menentukan skor terendah Skor terendah dapat ditentukan dengan cara mengalikan skor minimum dengan banyaknya pernyataan. Skor terendah : 0 x 20 = 0. c. Menentukan banyaknya interval Dalam analisis ini, kategori tingkat motivasi terdiri dari sangat tinggi, tinggi, kurang dan sangat kurang. Banyaknya interval berdasarkan kategori tersebut ialah 4 interval. d. Menetukan besar interval Besar interval dihitung dengan cara : menghitung selisih skor tertinggi dengan skor terendah kemudian dibagi banyaknya interval. Besanya interval skor : = 15. e. Membuat tabel kategorisasi motivasi Tabel 3.4. Porsentase motivasi siswa berdasarkan kategorisasi motivasi Interval jumlah skor kategori motivasi Frekuensi Prosentase 45 – 60 Sangat tinggi 30 – 44 Tinggi 15 – 29 Kurang – 14 Sangat Kurang f. Menghitung frekuensi Frekuensi diperoleh dengan menghitung jumlah siswa yang mendapatkan skor serupa pada suatu interval jumlah skor tertentu. g. Menghitung porsentase Porsentase dihitung dengan menggunakan persamaan : h. Pengolahan data menggunakan program microsoft excel. 2. Wawancara Hasil wawancara peneliti dan siswa yang dikenai treatmen atau diajarkan metode Jigsaw II, dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis ini akan memperkuat informasi peneliti mengenai tanggapan siswa terhadap metode yang diberikan. Transkrip wawancara disajikan pada lampiran 18. 3. Pre-test dan post-test Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika dengan metode Jigsaw II untuk kelas eksperimen dan metode ceramah untuk kelas kontrol pada materi Suhu dan Kalor diukur menggunakan analisis sebagai berikut : a. Memberikan skor setiap jawaban pertanyaan Pre-test dan post-test dalam penelitian ini berupa pilihan ganda, yang setiap soal atau pertanyaan memiliki bobot dan skor yang sama. Setiap jawaban benar akan diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN INTEGRASI KARAKTER TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SEMESTER II PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI SMA PERSIAPAN STABAT T.P. 2011/2012.

0 1 11

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X 3 SMA Pangudi Luhur pada materi Protista.

1 2 245

Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pada Siswa Kelas XA SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 0 144

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Head Together pada materi archaebacteria dan eubacteria dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X-2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

1 7 170

Peningkatan minat belajar dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu melalui penerapan model kooperatif teknik Jigsaw II.

0 2 343

Penerapan pembelajaran kooperatif metode jigsaw pada materi perubahan dan pencemaran lingkungan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2011/2012.

0 0 224

Peningkatan pemahaman materi pengukuran dengan metode pembelajaran jigsaw II pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 1 193

Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Numbered Head Together pada materi archaebacteria dan eubacteria dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X 2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

0 1 168

Materi Fisika SMA Kelas X suhu dan kalor

0 34 14

Penerapan pembelajaran kooperatif metode jigsaw pada materi perubahan dan pencemaran lingkungan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository

0 0 222