Data DATA DAN ANALISIS DATA
c. Data porsentase tingkat motivasi siswa kelas eksperimen
Data porsentase tiap kategori motivasi akhir siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Porsentase motivasi akhir kelas eksperimen Interval jumlah skor
Frekuensi Prosentase Kategori Motivasi
– 14 Sangat kurang
15 – 29
3 8,3
Kurang 30
– 45 27
75 Tinggi
46 – 60
6 16,7
Sangat tinggi d.
Data porsentase tingkat motivasi siswa kelas kontrol Data porsentase tiap kategori motivasi akhir siswa kelas kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Porsentase motivasi akhir kelas eksperimen
Interval jumlah skor Frekuensi
Prosentase Kategori motivasi – 14
Sangat Kurang 15
– 29 1
2,6 Kurang
30 – 45
15 39,5
Tinggi 46
– 60 22
57,9 Sangat tinggi
e. Data kategori motivasi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Setelah diperoleh porsentase kualifikasi tingkat motivasi siswa terhadap metode Jigsaw II kemudian ditentukan tingkat motivasi tiap siswa seperti
pada tabel 4.8. Tabel 4.8. Kategorisasi motivasi kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kode Siswa
Eksperimen Kategori
Kontrol Kategori
1 44
Tinggi 57
Sangat tinggi 2
47 Sangat tinggi
53 Sangat tinggi
3 40
Tinggi 46
Sangat tinggi 4
37 Tinggi
35 Tinggi
Kode Siswa
Eksperimen Kategori
Kontrol Kategori
5 45
Tinggi 52
Sangat tinggi 6
26 Kurang
43 Tinggi
7 32
Tinggi 38
Tinggi 8
36 Tinggi
53 Sangat tinggi
9 42
Tinggi 51
Sangat tinggi 10
41 Tinggi
44 Tinggi
11 36
Tinggi 45
Tinggi 12
46 Sangat tinggi
47 Sangat tinggi
13 37
Tinggi 42
Tinggi 14
35 Tinggi
49 Sangat tinggi
15 37
Tinggi 59
Sangat tinggi 16
35 Tinggi
53 Sangat tinggi
17 38
Tinggi 38
Tinggi 18
21 Kurang
49 Sangat tinggi
19 36
Tinggi 34
Tinggi 20
34 Tinggi
31 Tinggi
21 28
Kurang 52
Sangat tinggi 22
40 Tinggi
38 Tinggi
23 39
Tinggi 41
Sangat tinggi 24
34 Tinggi
48 Sangat tinggi
25 53
Sangat tinggi 25
Kurang 26
47 Sangat tinggi
40 Tinggi
27 42
Tinggi 38
Tinggi 28
50 Sangat tinggi
49 Sangat tinggi
29 32
Tinggi 36
Tinggi
Kode Siswa
Eksperimen Kategori
Kontrol Kategori
30 45
Tinggi 51
Sangat tinggi 31
38 Tinggi
50 Sangat tinggi
32 41
Tinggi 33
Tinggi 33
38 Tinggi
50 Sangat tinggi
34 35
Tinggi 53
Sangat tinggi 35
48 Sangat tinggi
46 Sangat tinggi
36 40
Tinggi 50
Sangat tinggi 37
- -
46 Sangat tinggi
38
- -
45 Tinggi
Mean 38,75
Tinggi 45
Sangat tinggi
2. Prestasi Siswa
Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode Jigsaw II terhadap prestasi belajar siswa, digunakan data pre-test dan post-test dalam bentuk skor yang
kemudian dianalisis untuk melihat mean yang diperoleh dan menggunakan uji-T Dependen. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 76 siswa. Selain itu,
menganalisis data pre-test dan post-test kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah untuk membandingkan hasil belajar yang diperoleh siswa
dengan menggunakan kedua metode tersebut pada kelas yang berbeda. a.
Data Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen Data pre-test dan post-test siswa dengan metode Jigsaw II dapat dilihat
pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Data pre-test dan post-test kelas eksperimen Kode
Siswa Pre-test
Post-test 1
47 60
2 33
67 3
27 53
4 27
67 5
33 73
6 33
53 7
20 47
8 47
80 9
47 67
10 13
67 11
20 73
12 33
53 13
33 67
14 40
67 15
13 53
16 40
67 17
27 60
18 27
47 19
53 67
20 33
67 21
20 53
22 40
67 23
33 60
24 13
53 25
40 73
26 20
67 27
40 67
28 47
73 29
53 87
30 47
87 31
33 67
32 40
73 33
27 73
34 13
73 35
53 73
Kode Siswa
Pre-test Post-test
36 40
87
Mean
33,47 66,33
b. Data Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol
Data pre-test dan post-test siswa dengan metode ceramah dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10. Data pre-test dan post-test kelas kontrol Kode
Siswa Pre-test
Post-test 1
47 67
2 53
80 3
33 53
4 20
60 5
27 53
6 47
67 7
47 80
8 40
73 9
33 60
10 40
60 11
33 47
12 20
60 13
27 47
14 27
60 15
27 60
16 47
80 17
20 73
18 53
67 19
13 40
20 13
53 21
33 80
22 27
33 23
33 73
24 33
67
Kode Siswa
Pre-test Post-test
25 20
60 26
53 60
27 40
73 28
27 67
29 53
87 30
27 53
31 47
73 32
20 73
33 47
80 34
27 73
35 33
67 36
33 73
37 47
47 38
33 73
Mean 34,73
64,52 C.
Analisis Data
1. Motivasi siswa
a. Analisis motivasi awal dan motivasi akhir kelas eksperimen
Analisis statistik Uji T dependen dengan SPSS terkait motivasi sebelum dan setelah siswa diberikan treatment dengan metode Jigsaw II dapat
dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11. Analisis SPSS motivasi awal dan akhir kelas eksperimen
Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Awal
38.8333 36
6.89720 1.14953
Akhir 38.7500
36 6.65636
1.10939
Paired Samples Correlations
N Correlation
Sig. Pair 1
Awal Akhir 36
.570 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df
Sig. 2- tailed
Mean Std.
Deviation Std.
Error Mean
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper Pair 1 Awal
– Akhir
.08333 6.28547 1.04758
-2.04336 2.21003 .080
35 .937
Keterangan t = . 080; P= .937 α = 0,05 maka hasilnya tidak
signifikan. Artinya motivasi sebelum dan sesudah diberi treatment kelas eksperimen tidak berbeda atau setara. Motivasi siswa setelah diberikan
treatment, tidak meningkat secara signifikan. Dengan melihat perbandingan rata-rata diperoleh mean
awal
= 38,83 dan mean
akhir
= 38,75 motivasi sebelum sedikit lebih tinggi dibanding motivasi sesudah diberi
treatment. b.
Analisis motivasi awal dan motivasi akhir kelas kontrol Analisis statistik dengan SPSS motivasi siswa kelas kontrol dengan
metode ceramah dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12. Analisis SPSS motivasi awal dan akhir kelas kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Awal
44.9474 38
7.85321 1.27396
Akhir 45.0000
38 7.70749
1.25032
Paired Samples Correlations
N Correlation
Sig. Pair 1
Awal Akhir 38
.448 .005
Paired Samples Test
Paired Differences T
df Sig.
2- taile
d Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1
Awal –
Akhir -.05263
8.17692 1.32647 -2.74032
2.63506 -.040
37 .969
Keterangan t = - .040; P= .969 α = 0,05 maka hasilnya tidak
signifikan. Artinya motivasi sebelum dan sesudah diberi treatment kelas kontrol tidak berbeda atau setara. Motivasi siswa kelas kontrol yang
menggunakan metode ceramah tidak meningkat secara signifikan. Dengan melihat perbandingan rata-rata diperoleh 44,94 dan mean
akhir
= 45 motivasi sesudah sedikit lebih tinggi dibanding motivasi sebelum
dengan metode yang sama yaitu metode ceramah. c.
Analisis motivasi awal kelas eksperimen dan kelas kontrol Analisis secara statistik motivasi awal kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.13. Tabel 4.13. Analisis SPSS motivasi awal kelas eksperimen dan kontrol
Group Statistics
Kelas N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean Motivasi E
36 38.8333
6.89720 1.14953
K 38
44.9474 7.85321
1.27396
Independent Samples Test
Levenes Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95 Confidence
Interval of the Difference
F Sig. T
Df Sig.2-
tailed Mean
Difference Std. Error
Difference Lower
Upper Motiv
asi Eq.var.
assumed 3.024 .086 -3.551 72
.001 -6.11404
1.72200 -9.54679 -2.68128 Eq. var.
not assumed
-3.563 71.601 .001 -6.11404
1.71592 -9.53499 -2.69308
Keterangan t = - 3.551; P= .001 α = 0,05 hasilnya signifikan. Artinya
kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki motivasi awal yang berbeda. Karena berbeda maka skor tes akhir kedua kelas tidak dapat
diuji statistik menggunakan uji T-Test. Maka, analisis menggunakan gain skor yaitu selisih antara skor motivasi akhir dan motivasi awal untuk
kedua kelas. Kemudian antara gain skor kelas eksperimen pada tabel 4.4 dan gain skor kelas kontrol pada tabel 4.5 dianalisis dengan uji T
Independen. Analisis statistik dengan uji T independen gain skor siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14. Gain skor motivasi awal dan motivasi akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol
Group Statistics
Kelas N
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean Motivasi
E 36
-.08 6.285
1.048 K
38 .05
8.177 1.326
Independent Samples Test
Levenes Test for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig.
t Df
Sig. 2-
tailed Mean
Difference Std. Error
Difference 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Motiv asi
Eq. var. Assumed
.226 .636 -.080 72 .937 -.136
1.702 -3.529
3.257 Eq.var. not
assumed -.080 69.122 .936 -.136
1.690 -3.508
3.236
Keterangan t = -.080; P= .937 α = 0,05 maka hasilnya tidak
signifikan. Artinya motivasi sebelum dan sesudah diberi treatment kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak berbeda atau setara.
d. Analisis kualifikasi tingkat motivasi kelas eksperimen
Karena yang akan dilihat adalah pengaruh metode Jigsaw II terhadap motivasi, maka yang dianalisis porsentase dan kualifikasinya hanya
motivasi akhir. Berdasarkan perhitungan porsentase seperti yang disajikan pada tabel 4.6. motivasi akhir siswa terhadap pembelajaran
dengan menggunakan metode Jigsaw diperoleh bahwa sebanyak 16,7 siswa termasuk dalam kategori motivasi sangat tinggi, sebanyak 75
siswa termasuk dalam kategori motivasi tinggi, dan sebanyak 8,3 siswa termasuk dalam kategori motivasi kurang dalam mengikuti
pembelajaran. Dari tabel 4.9 diperoleh bahwa rata-rata motivasi akhir kelas eksperimen ialah 38,75. Jadi, siswa kelas eksperimen memiliki
tingkat motivasi
yang tinggi
terhadap pembelajaran
dengan menggunakan metode Jigsaw II.
e. Analisis kualifikasi tingkat motivasi kelas kontrol
Analisis porsentase dan kualifikasi motivasi pada kelas kontrol, hanya dianalisis dari data motivasi akhir. Berdasarkan perhitungan seperti yang
disajikan pada tabel 4.7. motivasi akhir siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah diperoleh bahwa sebanyak 57,9
siswa termasuk dalam kategori motivasi sangat tinggi, sebanyak 39,5 siswa termasuk dalam kategori motivasi tinggi, dan sebanyak 2,6
siswa termasuk dalam kategori motivasi kurang dalam mengikuti pembelajaran. Dari tabel 4.9 diperoleh bahwa rata-rata motivasi akhir
kelas eksperimen ialah 45. Jadi, siswa kelas kontrol memiliki tingkat motivasi yang sangat tinggi terhadap pembelajaran dengan menggunakan
metode ceramah. f.
Analisis kualitatif motivasi kelas eksperimen Untuk memperkuat data yang diperoleh mengenai motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan metode Jigsaw II, maka diadakan wawancara terhadap beberapa siswa kelas eksperimen. Isi pertanyaan
wawancara berdasarkan pernyataaan kuesioner motivasi awal dan akhir siswa pada kelas eksperimen. Pertanyaan terdiri dari 10 item berkaitan
dengan motivasi siswa. Ada 7 siswa yang diwawancara terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang
sekali. Kemampuan tersebut dinilai berdasarkan nilai posttest dan
berdasarkan informasi guru. Hasil wawancara disajikan pada lampiran 18.
Hasil analisis wawancara dari 7 siswa tersebut dapat disimpulkan : 1
Siswa lebih suka dan nyaman belajar dalam bentuk kelompok daripada belajar sendiri. Jika kesulitan dalam memahami materi, bisa
saling berdiskusi dengan siswa lain dalam kelompok. 2
Siswa hanya mengandalkan handout sebagai bahan belajar, karena lebih ringkas dan mudah dipahami.
3 Siswa kurang terlibat aktif dalam menanggapi materi yang sedang
dijelaskan siswa lain dalam kelompok. 4
Siswa lebih semangat jika gurunya yang mengajarkan karena kalau guru yang mengajarkan ilmu yang diberikan sudah benar sedangkan
kalau siswa lain takutnya masih salah. 5
Siswa hanya menyiapkan materi yang ditugaskan kepadanya sebelum menerangkan kepada siswa lain tetapi kurang menyiapkan materi lain
yang dibahas siswa lain dalam kelompok. 6
Metode yang diberikan tidak mempengaruhi mereka dalam belajar. Jadi metode ceramah dan metode Jigsaw sama saja.
7 Siswa lebih paham jika guru yang menerangkan tetapi juga jika
menggunakan Jigsaw II siswa paham hanya pada sub materi yang mereka jelaskan.
8 Siswa tidak merasa terbebani ketika harus menerangkan materi
kepada teman kelompoknya. 9
Siswa berusaha untuk mengatasi kesulitan dengan bertanya kepada yang lebih tahu.
10 Siswa mengerjakan latihan soal dengan mencari tahu jawaban yang
ada dalam handout. 2.
Prestasi siswa a.
Analisis pre-test dan post-test kelas eksperimen Analisis statistik Uji T dependen dengan SPSS pre-test pos-test kelas
eksperimen dianalisis dengan uji t-dependen dan diperoleh hasil seperti tabel 4.15.
Tabel 4.15. Analisis SPSS pre-test dan post-test kelas eksperimen
Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation Std. Error
Mean Pair 1
Pre-test 33.4722
36 11.91754
1.98626 Post-test
66.3333 36
10.37029 1.72838
Paired Samples Correlations
N Correlation
Sig. Pair 1
Pre-test Post-test 36
.513 .001
Paired Samples Test
Paired Differences T
Df Sig.
2- tailed
Mean Std.
Deviation Std.
Error Mean
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper Pair
1 Pre-test
Post- test
-32.86111 11.08449 1.84741 -36.61156 -29.11066
-17.788 35 .000
Keterangan t = -17,788; P= 0,000 0,05 maka hasilnya signifikan. Berdasarkan perhitungan rata-rata pre-test post-test kelas
eksperimen diperoleh mean
pre-test
= 33,47 dan mean
post-test
= 66,33 . Pembelajaran dengan metode Jigsaw II pada materi Suhu dan Kalor
memberikan pengaruh yang baik terhadap prestasi siswa. b.
Analisis pre-test dan post-test kelas kontrol Analisis statistik Uji T dependen dengan SPSS pre-test dan post-test
kelas kontrol dianalisis dengan uji t-dependen dan hasilnya terdapat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16. Analisis SPSS pre-test dan post-test kelas kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1
Pre-test 34.2105
38 11.62048
1.88509 Post-test
64.5263 38
12.29972 1.99528
Paired Samples Correlations
N Correlation
Sig. Pair 1
Pre-test Post-test 38
.472 .003
Paired Samples Test
Paired Differences T
Df Sig.
2- tailed
Mean Std.
Deviation Std.
Error Mean
95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper Pair
1 Pre-test
Post- test
-30.31579 12.30492 1.99612 -34.36032 -26.27126
-15.187 37 .000
Keterangan t = -15,187; P = 0,000 0,05 maka hasilnya signifikan. Berdasarkan data pretest posttest kelas kontrol diperoleh
mean
pre-test
= 34,73 dan mean
post-test
= 64,52. Pembelajaran dengan metode ceramah pada materi Suhu dan Kalor dapat meningkatkan
prestasi siswa. Berdasarkan uji rata-rata dan uji T diatas, dilihat bahwa
perbandingan antara pre-test dan post-test baik kelas eksperimen maupun kontrol post-test lebih besar dibanding pre-test. Hal ini sudah dipastikan
karena pre-test diadakan sebelum siswa diberi materi dan post-test setelah diberi materi. Siswa akan lebih paham ketika telah ditanamkan
konsep mengenai materi yang diujikan dibandingkan sebelumnya. Subyek yang terdiri dari dua kelas diberi materi yang sama tetapi
berbeda metode, untuk melihat metode apa yang paling memberi pengaruh yang lebih baik terhadap prestasi siswa. Kelas yang digunakan
sebagai kelas eksperimen ialah kelas X D yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw II dan kelas X C sebagai kelas kontrol
dengan metode ceramah yang sudah biasa digunakan. Untuk mengetahui prestasi atau kemampuan awal siswa, kedua kelas diberikan pre-test.
Untuk mengetahui metode mana yang lebih memberi pengaruh baik terhadap prestasi siswa, dilihat dari hasil post-test antara kedua kelas
tersebut.
c. Analisis pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen
Analisis statistik Uji T independen dengan SPSS pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis juga dengan uji t-independen
didapatkan hasil yang disajikan pada tabel 4.17. Tabel 4.17. Analisis SPSS pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
Group Statistics
Kelas N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean Nilai E
36 33.4722
11.91754 1.98626
K 38
34.2105 11.62048
1.88509
Independent Samples Test
Levenes Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
95 Confidence Interval of the
Difference F
Sig. T
Df Sig.2-
tailed Mean
Difference Std. Error
Difference Lower
Upper Nilai Eq.var.
assumed .000 .984 -.270
72 .788
-.73830 2.73650 -6.19341 4.71680
Eq. var.not assumed
-.270 71.542 .788
-.73830 2.73839 -6.19778 4.72118
Keterangan t = - 2,70; P= .788 α = 0,05 maka hasilnya tidak signifikan.
Artinya pre-test kelas eksperimen dan pre-test kelas kontrol tidak berbeda atau setara. Secara statistik pre-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol tidak berbeda atau tidak memberikan beda yang signifikan.
Tetapi, dengan melihat perbandingan rata-rata, kelas kontrol sedikit lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen
. Mean pre-test untuk kelas eksperimen = 33, 47 dan mean pre-test untuk
kelas kontrol = 34,73. d.
Analisis post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol Analisis statistik Uji T independen dengan SPSS post-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol dianalisis juga dengan uji t-independen didapatkan hasil yang terdapat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18. Analisis SPSS post-test kelas eksperimen dan kontrol
Group Statistics
Kelas N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean Nilai E
36 66.3333
10.37029 1.72838
K 38
64.5263 12.29972
1.99528
Independent Samples Test
Levenes Test for
Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95 Confidence
Interval of the Difference
F Sig. T
Df Sig. 2-
tailed Mean
Difference Std. Error
Difference Lower
Upper Nilai Equal
variances assumed
2.246 .138 .681 72
.498 1.80702
2.65203 -3.47971 7.09375 Equal
variances not assumed
.685 71.062 .496
1.80702 2.63978 -3.45647 7.07051
Keterangan t = - .409; P= .684 α = 0,05 maka hasilnya tidak signifikan.
Artinya post-test kelas eksperimen dan post-test kelas kontrol tidak berbeda atau setara. Secara statistik post-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol tidak berbeda atau tidak memberikan beda yang signifikan. Tetapi, dengan melihat perbandingan rata-rata, kelas eksperimen sedikit
lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Mean post-test untuk kelas eksperimen = 66, 33 dan mean post-test untuk kelas kontrol = 64,52.