amoksisilin dengan hasil kondensasi antara satu mol formalin dan dua mol asetilaseton membentuk warna kuning yang intensitasnya kemudian diukur
menggunakan spektrofotometri visibel pada panjang gelombang serapan maksimum.
H. Hipotesis
Amoksisilin dapat ditetapkan kadarnya secara spektrofotometer visibel dengan menggunakan pereaksi asetilaseton dan formalin. Metode yang
dikembangkan tersebut memenuhi parameter validasi yaitu akurasi, presisi, dan linearitas serta dapat diaplikasikan pada sediaan tablet amoksisilin.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif, sebab pada penelitian ini tidak dilakukan manipulasi
terhadap subjek uji. Penelitian hanya mendeskripsikan keadaan yang ada.
B. Definisi Operasional
1. Validasi metode analisis merupakan serangkaian prosedur yang digunakan untuk membuktikan apakah suatu metode analisis memenuhi persyaratan yang
ditentukan, meliputi ketepatan, ketelitian, dan linearitas.
2. Spektrofotometri visibel adalah anggota teknik spektroskopik yang menggunakan sumber radiasi elektromagnetik sinar tampak 380 – 780 nm dengan instrumen
spektrofotometer. 3. Kadar amoksisilin ditetapkan dalam satuan mgtablet.
C. Alat-alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer ultraviolet – visibel Spectronic Genesys 5, MILTON ROY, pH meter Hanna
Instrument pH 209, neraca analitik Precisa 125 A.SCS Swiss Quality, penangas air, termometer, kertas saring, dan alat-alat gelas yang lazim.
D. Bahan-bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tablet amoksisilin 500 mg dari suatu pabrik kode=AM, standar amoksisilin Brataco Chemika.
Asetilaseton, formalin, asam asetat glasial, natrium asetat p.a., E. Merck, dan akuades Fakultas Farmasi UGM.
E. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan larutan uji
a. pembuatan larutan natrium asetat 0,2 M. Sebanyak 16,4 g natrium asetat ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam
labu ukur 1 liter kemudian dilarutkan dengan akuades sampai tanda. b. pembuatan larutan asam asetat 0,2 M.
Sebanyak 12,5 ml asam asetat 96 dipipet, kemudian diencerkan dengan akuades sampai volume 1,0 liter.
c. pembuatan larutan NaOH 1M. Ditimbang seksama 0,4 g NaOH kemudian dilarutkan dalam akuades bebas
CO
2
sampai volume 10,0 ml. d. pembuatan larutan HCl 2M.
Sebanyak 17,0 ml asam klorida pekat dipipet, kemudian diencerkan dengan akuades sampai volume 100,0 ml.
e. pembuatan larutan pereaksi Patel dkk., 1992. Sebanyak 16,0 ml natrium asetat 0,2 M dan 34,0 ml asam asetat 0,2 M
dicampur dengan 7,8 ml asetilaseton dan 15,0 ml formalin. Panaskan 5 menit di atas waterbath pada suhu 80
o
C, dinginkan, pH diatur sampai 4,3, kemudian diencerkan dengan akuades sampai 100,0 ml.
f. pembuatan larutan baku amoksisilin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI