2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Dimyati Mahmud, 1989:84 faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
meliputi motivasi dan keyakinan sedangkan, faktor eksternal meliputi kemampuan. Selain itu faktor internal terdapat tambahan yaitu takut gagal dan
takut sukses. Takut gagal yang berupa perasaan cemas seperti menempuh ujian, memperlajari sesuatu yang baru dapat mengganggu keberhasilan dalam
berprestasi. Murid-murid yang merasa sangat sanggup selama menepuh ujian akan memperoleh hasil yang lebih buruk dari pada mereka yang tenang dan santai.
Takut sukses merupakan perasaan-perasaan negatif terhadap terhadap prestasi. Disamping motif-motif tersebut, ada faktor-faktor yang juga memainkan peranan
dalam berprestasi. Faktor yang dimaksud adalah persepsi seseorang terhadap prestasinya. Hal ini berkait dengan kombinasi empat faktor yaitu: kemampuan,
usaha, sukarnya tugas, dan keberuntungan atau nasib baik. Selain faktor internal, faktor eksternal juga terdapat tambahan yaitu faktor
situasional. Banyak perbedaan dalam prestasi akademik prestasi bukan dalam pekerjaan bukan disebabkan oleh perbedaanya lingkungan tempat kemampuan
dan motif itu ditunjukan. Lingkungan sekolah misalnya: gedung, perpustakaan, suasana kelas, kualitas dan penghasilan guru-guru, selain itu, bukan lingkungan
sekolah saja tetapi juga lingkungan yang lain, seperti kualitas lingngan keluarga, ada tidaknya televisi, kamus, ensiklopedi dan sebagainya, sangat berkait dengan
tingkat prestasi akademik siswa. Prestasi belajar adalah pengetahuan atau pemahaman materi IPS yang berupa nilai-nilai dan sikap yang terinteralisasi
dalam kehidupan sehari-hari dan penilainnya berupa angket atau kuesioner dan hasilnya berupa skor.
2.1.3.3 Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar
Manusia selalu mengejar suatu prestasi atau hasil usaha menurut aktivitas yang dilakukan dan sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing yang akan
memberikan kepuasan tertentu pada diri manusia khususnya yang berada di lingkungan sekolah. Adapun fungsi dari prestasi belajar menurut Ariffin, 1990:3
yaitu : 1
Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa.
2 Prestasi belajar sebagai lambang hasrat ingin tahu.
3 Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi pendidikan.
2.1.4 Pembelajaran Kooperatif
2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Menurut Rusman, 2013:204 cooperative learning merupakan teknik pengelompokan yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang di
dalamnya terdapat tujuan yang sama. Hal senada juga di ungkapkan oleh Sugiyanto, 2010:37 pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran
yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Sejalan dengan
Suyatno, 2009:51 model pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan
pembelajaran dengan cara bekerja kelompok untuk bekerjasama saling membantu, mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri.
Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil mampu memaksimalkan siswa dalam bekerjasama dan mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model kegiatan pembelajaran yang dibuat untuk mendidik siswa
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran dengan cara bekerja di dalam kelompok kecil, dalam setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
2.1.4.2 Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif
Variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif ini tidak berubah, jenis-jenis model pembelajaran
tersebut, Rusman, 2013:213 adalah sebagai berikut; 1
Tipe Student Teams Achievement Division STAD Tipe Student Teams Achievement Division STAD adalah model
pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk
pembelajaran individu anggota. 2
Tipe Jigsaw Tipe Jigsaw adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya
dengan isilah puzzle yaitu sebuah teka teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini mengabil pola cara
bekerja sama denan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.
3 Group Investigation investigasi kelompok
Tipe Group Investigation investigasi kelompok merupakan pembelajaan kooperatif yang melibatkan kelompok kecil dimana siswa
bekerja menggunakan inkuiri kooperatif, perencanaan, proyek dan diskusi kelompok, dan kemudian mempresentasikan penemuan mereka
kepada kelas. 4
Tipe Make a Match membuat pasangan Tipe Make a Match membuat pasangan penerapan metodel ini
dimulai dengan teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban soal sebelum batas waktunya, siswa mencocokan
diberi poin. 5
Tipe Teams Gaes Tournamens TGT Tipe Teams Games Tournamens TGT siswa memainkan permainan
dengan anggota anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing masing.
Model struktural menurut Spencer dan Miguel Kagan dalam Rusman, 2013:225 bahwa terdapat enam komponen utama di dalam pembelajaran
kooperatif tipe pendekatan struktural, keenam komponen itu adalah sebagai berikut struktural dan konstruk yang berkaitan, pinsip-prinsip dasar, pembentukan
kelompok, dan pembentukan kelas, kelompok, tata kelola, dan keterampilan sosial.